SOLOPOS.COM - BSI Solo mencatat kenaikan pengajuan KPR Syariah sejak 2021. Foto diambil di Bank Syariah Indonesia (BSI) Solo yang terletak di Jalan Slamet Riyadi, Rabu (15/2/2023).(Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Peminat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Syariah di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Soloraya terus tumbuh.

Baik KPR untuk rumah baru dengan beragam tipe, rumah bekas, hingga rumah toko (ruko). Kredit dengan menggunakan akad murabahah yang dianggap lebih jelas menjadi alasan mengapa KPR Syariah diminati.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Selain akad murabahah yang menarik, beragam promosi yang dilakukan juga membuat KPR Syariah di BSI Solo terus menarik peminat.

Menurut Manager BSI Area Solo Hari Nopa Kurniawan saat ditemui Solopos.com, Rabu (15/2/2023), akad Murabahah merupakan akad yang menguntungkan untuk nasabah dalam mengambil KPR.

“Sistem KPR Syariah itu sebenarnya kan menguntungkan untuk nasabah dalam mengambil kredit, kesepakatannya di awal mengenai margin atau bunganya berapa dan enggak berubah. Sedangkan, pendapatan nasabah itu naik, misalkan kreditnya Rp100 juta, dalam tenor 30 tahun, ya dibagi dalam 30 tahun, sedangkan pendapatan kan naik karena kenaikan pangkat atau jabatan, jadi cicilannya terasa akan lebih ringan karena nominalnya tetap,” ucap Hari.

Mengenai pangsa pasar KPR Syariah di BSI Solo, menurut Hari ada peningkatan jumlah nasabah yang mengajukan KPR syariah untuk wilayah Soloraya. Apalagi dengan adanya beragam promosi dan kemudahan bagi nasabah BSI untuk mengajukan KPR Syariah.

“Kami ada promosi bunga KPR di tahun pertama itu 2,22 persen dan di tahun kedua sesuai kesepakatan bersama, bunganya berapa. Kami juga punya beragam program KPR yang menarik, seperti BSI Griya Mabrur, jadi mencicil rumah dan jika kreditnya bagus dalam dua tahun, maka di tahun ketiga akan didaftarkan haji. Secara grafis nasabah untuk KPR Syariah di BSI juga terus meningkat sejak tahun 2021,” ulas Hari.

Selain itu, KPR Syariah di BSI juga menjangkau beragam kelas rumah. Mulai dari rumah baru, ruko, hingga rumah dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk Masyrakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

“Kami sudah bekerja sama dengan 100 developer di Soloraya, jadi kami menerima KPR Syariah dari beragam rumah, mulai dari rumah baru non FLPP, rumah bekas, ruko, sampai rumah FLPP. Tenornya juga beragam sampai 30 tahun dengan akad murabahah yang lebih menguntungkan,” ucapnya.

Bagi Hari, akad murabahah disebut menguntungkan karena tidak ada floating yang sering digunakan oleh bank konvensional dalam menerapkan KPR. 

“Di bank konvensional kalau misalnya KPR, ada floating  di tahun kedua yang artinya, nasabah harus menebak-nebak bunga cicilan KPR mereka berapa, meskipun bisa dilihat dari suku bunga Bank Indonesia atau BI Rates. Sedangkan di akad Murabahah, angkanya pasti dan merupakan kesepakatan bersama sehingga nilainya jelas,” lanjutnya.

Saat ini, BSI Syariah mencatat, KPR terbanyak di Soloraya berada di sekitar Gentan, Sukoharjo dan terus berkembang hingga Boyolali. 

“Kalau lokasinya, sekarang paling banyak itu mengajukan KPR Syariah untuk beli rumah di Gentan, Sukoharjo, ada juga di Solo Baru, di Kartasura juga ada bahkan sampai Boyolali. Kalau di Kota Solo, paling banyak memang rumah-rumah bekas atau ruko, karena memang lahannya juga sudah penuh,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya