Bisnis
Minggu, 4 Oktober 2020 - 10:54 WIB

Kota Solo Inflasi 0,09%, Dua Faktor Ini Jadi Penyebabnya

Farida Trisnaningtyas  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi inflasi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, SOLO--Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,09% pada September 2020. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya angka indeks harga konsumen (IHK). Sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar adalah bawang putih, angkutan udara, dan angkutan antarkota.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Solo, Toto Tavirijanto, mengatakan September 2020 Kota Solo mengalami inflasi sebesar 0,09% dengan IHK sebesar 104,00.

Advertisement

“Laju inflasi tahun kalender [Januari – September 2020] sebesar 0,78%, sedangkan laju inflasi year on year sebesar 1,46%,” ujarnya, kepada wartawan, Jumat

(2/10/2020).

Advertisement

(2/10/2020).

Totok menjelaskan komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga memberikan sumbangan inflasi antara lain, bawang putih dengan andil inflasi 0,03%. Komoditas lainnya adalah tarif angkutan udara (andil inflasi 0,03%), angkutan antarkota (0,03%), minyak goreng (0,03%), dan pepaya (0,02%).

Blibli Dukung UMKM Virtual Expo 2020, Dorong UMKM Lokal Go Digital

Advertisement

Sedangkan kelompok transportasi naik 0,43%, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,04%, kelompok rekreasi, olah raga dan budaya naik 0,21%, kelompok penyediaan makanan, minuman/restoran naik 0,41% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 0,31%.

Sebaliknya kelompok makanan, minuman dan tembakau turun 0,30% dan kelompok kesehatan turun 0,38%. Sedangkan kelompok pendidikan relatif stabil.

Di samping itu, di Jawa Tengah dari 6 kota IHK, 2 kota mengalami inflasi dan 4 kota deflasi. Solo masuk inflasi sebesar 0,09% dan Semarang inflasi 0,07%. Sebaliknya, deflasi terbesar terjadi di Kota Kudus sebesar 0,08%, diikuti Kota Tegal sebesar 0,06%, Kota Purwokerto 0,04%, dan Kota Cilacap 0,03%.

Advertisement

“Masalahnya sekarang daya beli. Daya beli terkait bahan pokok ini tidak hanya dikonsumsi masyarakat, tapi juga restoran, perhotelan, hingga orang punya hajatan yang belum normal. Kondisi ini membuat barang di pasar tidak terbeli, sementara stok melimpah,” imbuhnya.

PLN Turunkan Tarif Listrik Tujuh Golongan Ini

Optimisme

Sebelumnya, Ketua Tim Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi (SPPURLA) Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo, Gunawan, mengatakan ekspektasi konsumen yang menunjukkan optimisme untuk enam bulan ke depan menjadi angin segar bagi perekonomian lokal. Hal ini terungkap dalam hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia yang dilakukan KPw BI Solo di Soloraya khususnya selama masa pandemi Covid-19.

Advertisement

“Optimisme masyarakat membaik, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen [IKK] pada triwulan III-2020 [data sampai dengan Agustus 2020] sebesar 87,7 atau membaik dibandingkan Tw II-2020 [78,8] meskipun masih berada di level pesimis. Kondisi ini didorong oleh penguatan Indeks Kondisi Ekonomi – IKE [46,6 - 50,7] dan Indeks Ekspektasi Konsumen – IEK [110,9 - 124,7],” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif