SOLOPOS.COM - Pengunjung memilih baju di stan penjual thirft dalam acara Safe Festival di Convention Hall Terminal Tirtonadi Solo. (Instagram @safefestival)

Solopos.com, SOLO–Bisnis thrifting atau preloved pakaian masih terus menunjukkan geliatnya. Saat ini di Solo sedang ada gelaran puluhan merek thrift di acara Safe Fest 2022.

Event tersebut digelar di Convention Hall Tirtonadi, Solo hingga Minggu (9/10/2022). Tak hanya produk pakaian, Safe Fest juga menghadirkan bazar usaha mikro kecil menengah (UMKM), kuliner, dan sajian musik.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Setiap harinya, Safe Fest dimulai pukul 1o.o0 WIB-21.00 WIB. Pengunjung tak perlu merogoh kocek untuk membeli tiket masuk. Syaratnya cukup mengikuti akun Instagram Safe Festival @safefest sebagai syarat masuk venue.

Di sela-sela event tersebut, Solopos.com berkesempatan berbincang dengan beberapa pemilik bisnis preloved. Salah satunya, Veli, 24, asal Solo.

Baca Juga: Pakai Baju Bekas Biar Gaul

Veli sendiri merupakan pemilik Oh Halona, toko pakaian preloved yang juga mempunyai toko yang berlokasi di Kelurahan Kerten. Bisnis preloved nyatanya juga mempunyai tren. Saat ini sendiri, pakaian ala Korea masih menjadi tren bagi pelanggan perempuan khususnya.

Beberapa baju ala Korean style sendiri seperti kemeja berukuran lebih lebar atau oversize, blus dengan aksen berkerut di dada dan lengan, serta blus dengan lengan berkerut atau balon.

“Saat ini kalau cewek rata-rata lebih Korean style. Itu semacam oversize, blus berkerut, atau berlengan puffy,” kata Veli saat diwawancara Solopos.com, Jumat (7/10/2022).

Sementara bila bawahan, model kulot jin (cullote jeans) atau celana jeans dengan potongan yang lebih lebar dan tak ketat. Kemudian model highwaist atau model celana dengan bagian pesak atau rise yang tinggi.

Baca Juga: Baju Bekas di Boyolali Naik Kelas, Laris Manis meski Dijual Mahal Rp300.000

Menurut Veli model highwaist bisa memberikan efek kaki yang lebih jenjang dan tinggi.

“Bawahan lebih ke jeans kulot ya, sama highwaist itu kan kalau dipakai kelihatan kaki jenjang. Sempat juga kulot dengan motif unik,” lanjutnya.

Tren Korean style, menurut Veli, sudah bertahan sejak empat hingga lima bulan lalu. Ia sendiri menilai tren itu bertahan cukup lama dan mampu menggeser model basic.

Sementara pakaian dengan gaya vintage masih menjadi tren bagi dunia fashion thrift pria. Dengan model yang paling digemari adalah kemeja dan jaket jins. Untuk topi sendiri, Veli tak begitu bisa memetakan trennya. Ia hanya menyampaikan bucket hat dan topi biasa.

“Lumayan [lama] ya. Dulu lebih ke basic, ini [Korean] sudah empat sampai lima bulanan tapi masih,” jelasnya.

Baca Juga: Baju Bekas Naik Kelas, Pebisnis Thrift Boyolali Raup Omzet Rp120 Juta/Bulan

Sementara pebisnis thrift asal Yogyakarta, Muhammad Rizqi, 22, mengatakan saat ini blus katun, blus sifon, dan sweater tanpa kerah berukuran lebih besar atau crewneck oversize masih menjadi tren atasan perempuan. Sementara tren bawahan perempuan kulot jins dan celana korduroi.

“Cewek kalau saya lihat di Kota Solo trennya baru pada blus katun, sifon, sama jaket crewneck oversize. Kulot dan korduroi masih,” kata Rizqi saat diwawancara Solopos.com.

Ada pun tren atasan yang sedang digemari laki-laki adalah jaket, jaket tudung atau hoodie bermerek terkenal.

Seperti The North Face, Adidas, Dickies Indonesia, dan Uniqlo. Rizqi pun sengaja menata pakaian bermerek tersebut di tempat terpisah.

Untuk bawahan pria, saat ini celana kargo dan carpenter juga sedang banyak dicari. Celana carpenter sendiri merupakan celana jins dengan model saku yang banyak.

“Cowok lebih ke TNF, Adidas, Dickies, Uniqlo, itu lagi dicari. Sama celana kargo dan carpenter itu juga lagi dicari,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya