SOLOPOS.COM - Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Arifin Tasrif (tengah menggunakan motor konversi jenis Chopper) saat menjajal motor konversi dari berbasis BBM menjadi listrik, didampingi oleh Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (kiri menggunakan motor konversi Honda C70), Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana (berdiri kedua dari kiri), Ketua Umum Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) Wiluyo Kusdwiharto (kanan menggunakan motor konversi Vespa PX 150), Ketua Steering Committee Indonesia EBTKE ConEx 2023 Eka Satria (berdiri kedua dari kanan) dalam acara The 11th EBTKE ConEx 2023 di International Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang. (PLN).

Solopos.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan peminat dari konversi motor BBM menjadi motor listrik masih jauh dari target. Kementerian ESDM mencatat baru ada 4.578 pemohon konversi motor listrik sampai dengan 27 Juli 2023.

Pengajuan untuk program konversi motor listrik dengan bantuan atau subsidi sebesar Rp7 juta itu masih jauh dari target konversi yang dipatok pemerintah sebesar 50.000 unit hingga akhir tahun ini. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priadi mengakui bahwa untuk mencapai target konversi motor listrik dengan subsidi tahun ini cukup berat.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Dari sisi kebijakan, kemudian dari strategi. Kalau target 50.000 [2023] rasanya berat,” ujar Yudo dalam acara Pengembangan Ekosistem Kendaraan bermotor Berbasis Baterai (KBLBB) di BBSP KEBTKE, Jakarta, Kamis (14/9/2023). Yudo mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan perubahan guna mengejar target konversi motor listrik pada tahun ini.

Dia berharap peminat konversi motor listrik tahun depan dapat lebih meningkat. Pihaknya, akan meningkatkan pelayanan dari segi operasionalnya. “Tahun depan, kami harapkan lebih mulus lagi. Kami akan meningkatkannya, salah satunya di level operasional,” katanya.

Adapun, target konversi motor listrik akan dipatok makin agresif ke angka 150.000 unit pada akhir 2024. Besaran target jumlah motor listrik yang dapat dikonversi ini dapat dievaluasi setiap tahun. Lewat target konversi tahun ini, Kementerian ESDM memperkirakan pemerintah dapat menghemat devisa sampai US$10 juta.

Penghematan itu diperoleh dengan asumsi potensi pengurangan impor BBM sebesar 20.000 kiloliter nantinya. Di sisi lain, masing-masing pemilik kendaraan konversi diperkirakan dapat menghemat hingga Rp2,77 juta setiap tahunnya setelah beralih ke motor setrum. Sementara itu, permintaan konsumsi listrik juga bertambah ke level 15,2 gigawatt per hour (GWh). Kementerian ESDM juga tengah membahas upaya untuk menaikkan besaran subsidi konversi sepeda motor berbasis BBM ke setrum menjadi Rp10 juta per unit.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, upaya menaikkan alokasi subsidi program konversi itu didorong lantaran realisasi pemanfaatan di tengah masyarakat masih minim sejak program itu pertama kali diluncurkan April 2023 lalu. “Kita [insentif] per sekarang Rp7 juta kan tapi kita lagi melihat kok Rp7 juta ini nggak banyak yang daftar apakah ini kurang atau seperti apa itu juga salah satu yang akan masuk,” kata Dadan saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (28/8/2023).

Dadan menuturkan, usulan itu saat ini tengah dimatangkan Kementerian ESDM sebelum akhirnya dibahas kembali antar kementerian atau lembaga terkait nantinya. “Ya sudah di kita [pembahasan],” kata dia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Konversi Motor Listrik Sepi Peminat, Ini Kata ESDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya