SOLOPOS.COM - Sepeda motor listrik hasil konversi di RWIN Development Solo yang dimiliki Rubiyanto Hadi Purnomo. Foto diambil Selasa (7/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, JAKARTA – Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Andriah Feby Misna menargetkan sebanyak 13 juta kendaraan roda dua atau motor dapat dikonversi menjadi kendaraan listrik pada 2030.

“Melihat target pemerintah di 2030 untuk kendaraan listrik, kita menargetkan terdapat 13 juta unit kendaraan listrik roda dua atau sepeda motor dan 2 juta kendaraan listrik roda empat seperti mobil dan bus,” kata Feby dalam Peluncuran Sistem Panel Surya di Kantor Pusat Blue Bird Group, Jakarta, seperti dilansir Antara, Selasa (13/6/2023).

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Kementerian ESDM juga menargetkan 67 ribu stasiun penukaran baterai dan 32.000 unit stasiun pengisian baterai kendaraan listrik dapat terbangun pada 2030. Menurutnya, konversi kendaraan yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik diharapkan dapat menyerap kelebihan produksi listrik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan mengurangi impor gasolin yang masih mencapai 50 persen dari total kebutuhan.

“Dengan konversi kendaraan ke kendaraan listrik, kita bisa mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM), memanfaatkan kelebihan listrik PLN, dan mempercepat penggunaan EBT,” katanya. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh kendaraan listrik yang hanya mencapai 118 gram karbon dioksida per kilometer juga jauh lebih kecil dari kendaraan BBM yang hanya sebesar 178 gram karbondioksida per kilometer.

Di samping itu, biaya yang dikeluarkan dari penggunaan mobil listrik juga lebih murah yakni sekitar Rp178 per kilometer, sementara mobil yang menggunakan BBM mencapai Rp747 per kilometer. “Jadi banyak keuntungan menggunakan mobil listrik meskipun biaya pembelian masih mahal, tapi pemerintah juga memberikan insentif seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang hanya 1 persen,” katanya. Adapun pemerintah menargetkan campuran energi baru dan terbarukan diharapkan mencapai 23 persen pada 2025 di mana pada saat ini baru terpenuhi sebesar 12,3 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya