SOLOPOS.COM - Ilustrasi konser musik. (Freepik.com)

Solopos.com, KARANGANYAR —  Pihak vendor keamanan yang menjadi crowd control konser musik bertajuk Don’t Stop Fest di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, yang batal digelar Sabtu (22/7/2023), Solo Guard, menceritakan suka duka menjadi vendor keamanan di sebuah event.

Saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (31/7/2023), Pemilik Solo Guard, Michael Frans, mengatakan sebagai mitra pihaknya sering kali hanya mendapatkan jobdesk dan beberapa arahan terkait pengamanan dan crowd control saat konser.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

“Menurut saya keamanan konser yang baik itu kalau semua properti event sudah lengkap, sudah ada briefing, dan evaluasi sebelum acara. Akan lebih baik jika pihak EO sudah lebih percaya dengan pihak keamanan juga,” ujar Michael saat ditemui Solopos.com di Colomadu, Senin.

Dia juga menambahkan, penyelenggaraan konser yang baik seharusnya memberi arahan kepada pihak keamanan agar semua koordinasi berjalan lancar.

Selama ini, Michael mengaku masih banyak penyelenggara konser yang hanya order vendor keamanan tanpa memberikan arahan.

Sering kali, pihaknya justru yang mengatur flow keamanan penyelenggaraan konser. Hal itu diakuinya tetap dikerjakan, karena Solo Guard bekerja secara profesional dan menghargai penyelenggara acara.

Saat ini sudah hampir setahun Solo Guard menjadi rekanan De Tjolomadoe di bidang keamanan dan crowd control.

Michael berpendapat, saling percaya menjadi kunci penting dalam keterlibatan semua vendor dalam penyelenggaraan konser maupun event lainnya.

Selain kepercayaan, kesabaran menjadi kunci selanjutnya.

Michael mengakui, sering kali Solo Guard mendapatkan penangguhan pembayaran saat diajak menjadi vendor keamanan event tertentu. Namun, dengan cara itu, Solo Guard justru semakin dipercaya banyak pihak memegang keamanan berbagai event.

Keberhasilan mereka tidak hanya dipercaya mengamankan event di Soloraya, tetapi sudah sampai hampir seluruh Indonesia.

Menurutnya, ada beberapa aspek yang perlu dievaluasi dalam penyelenggaraan event di Soloraya, salah satunya adalah penataan parkir dan aksesibilitas lewat jalan raya yang cukup terbatas.

Salah satu event yang membuatnya kewalahan yakni Don’t Stop Fest di De Tjolomadoe, Kecamatan Colomadu, yang batal digelar Sabtu (22/7/2023) lalu.

Batalnya konser tersebut membuatnya merugi. Padahal, sata kejadian pihaknya telah menerapkan keamanan sesuai standar operasional prosedur (SOP) pada konser yang berakhir ricuh itu.

Saat ini pihaknya masih menunggu itikad baik event organizer (EO) konser Don’t Stop Fest untuk mengganti kerugian yang dia alami. Namun dia tidak menjelaskan lebih jauh berapa besar kerugian yang harus ditanggung Solo Guard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya