SOLOPOS.COM - Penari yang tergabung dalam Perempuan Berkebaya Indonesia Jogja menampilkan Tari Payung Jejer Dawuk saat pembukaan Festival Payung Indonesia (Fespin) 2022 di halaman Pedapa Ageng, Pura Mangkunegaran, Solo, Jumat (2/8/2022). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO – Tari tradisional beksan dan aktivitas wisatawan di bangunan heritage di Kota Solo memiliki potensi besar dalam pengembangan wellness tourism. Para stakeholder pariwisata saat ini tengah menggali konsep java wellness sebagai produk paket wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan domestik maupun mancanegara.

Salah satu sektor pariwisata yang kini tengah dikembangkan pemerintah yakni wellness tourism. Melansir data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, tingginya animo masyarakat yang menitikberatkan isu terkait health, hygiene, safety, dan security pascapandemi berimplikasi pada perekonomian global. Potensi wellness tourism terhadap perekonomian global melesat tajam dari tahun ke tahun. Pada 2022, rata-rata pertumbuhan wellness tourism sekitar 7,5 persen per tahun dan mencakup 18 persen dari total pariwisata global.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Kota Solo sendiri menjadi salah satu daerah pengembangan konsep wellness tourism lantaran memiliki segudang potensi dan aset yang memadai. “Konsep wellness tourism isu positif untuk meningkatkan sektor pariwisata. Kota Solo bahkan dicanangkan sebagai wellness city pada tahun lalu. Namun, roadmap wellness tourism masih dalam proses. Perlu digali bersama-sama untuk menemukan produk paket wisata wellness tourism,” kata Ketua Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (Asita) Solo, Pri Siswanto, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Selasa (14/2/2023).

Menurut Pri, konsep wellness tourism tidak hanya mencakup minuman tradisional dan aromaterapi melainkan wisata alam terbuka dan heritage yang menjadi kekuatan potensi wisata di Soloraya. Terlebih, tarian beksan berasal dari Kota Solo. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menjadi cikal bakal lahirnya tari tradisional tersebut.

Konsep wellness tourism yang mengangkat tema java wellness dengan menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang digandrungi wisatawan. “Ini juga masih dalam wujud proses. Tapi embrionya sudah ada, apa yang mau dikemas dalam paket wisata masih dalam kajian. Bagi saya, ini menarik karena wisatawan bisa beraktivitas, tidak hanya menonton orang menari. Tujuannya adalah membikin wisatawan happy dan gembira,” kata dia.

Sebenarnya, paket wisata wellness telah dilaksanakan Praja Mangkunegaran dengan tajuk program liburan akhir tahun. Para pelancong yang mengunjungi Mangkunegaran bisa belajar langsung tarian tradisional. Mereka langsung praktik menari yang dibimbing oleh abdi dalem Mangkunegaran.

Animo wisatawan untuk belajar menari cukup tinggi. Mereka sangat antusias berlatih tari sesuai jadwal yang ditentukan. “Melihat tari beksan dalam konteks budaya sudah mengakar. Hanya beksan secara wellness yang perlu digali dan bisa dijual sebagai produk paket wisata,” kata dia.

Sementara itu, Pejabat Humas Perhimpunan Hotel Indonesia (PHRI) Solo, Sistho  A. Sreshtho menyampaikan prinsipnya para stakeholder pariwisata, termasuk perhotelan mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan wellness tourism di Soloraya. Wisata berkonsep wellness diperkirakan terus tumbuh dan menggeliat pascapandemi.

Hal ini dipengaruhi pergeseran perilaku masyarakat yang cenderung mengutamakan kebugaran dan kesehatan. “Kami siap mendukung langkah dan upaya pemerintah dalam mengembangkan wellness tourism. Bicara wellness tourism, Kota Solo tidak bisa berdiri sendiri. Butuh daerah lain yang memiliki potensi tinggi,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya