Bisnis
Kamis, 16 September 2021 - 13:28 WIB

Klaim BPJS Ketenagakerjaan Diprediksi Membengkak hingga Rp40,6 Triliun

Newswire  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Counter pelayanan offline di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BP Jamsostek) Cabang Surakarta yang menerapkan pembatasan jarak di masa pandemi Covid-19, Selasa (16/6/2020). (Solopos/Farida Trisnaningtyas)

Solopos.com, JAKARTA — Ketenagakerjaan atau BP Jamsostek memproyeksikan klaim jaminan sampai dengan akhir tahun ini akan membengkak dari perkiraan awal.

Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, sampai dengan Agustus 2021, realisasi klaim jaminan telah mencapai Rp26,14 triliun. Realisasi ini telah melebihi estimasi pada Agustus 2021 yang diperkirakan hanya mencapai Rp23,26 triliun.

Advertisement

“Kami melihat untuk klaim ini prognosa kami melebihi estimasi semula besarnya klaim 2021. Hal ini disebabkan dengan banyaknya pengangguran dan yang keluar dari pekerjaan, maka klaim JHT [Jaminan Hari Tua] meningkat,” ujar Anggoro dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Rabu (15/9/2021) seperti dilansir Bisnis.com.

Baca Juga: Menteri PPPA Prihatin Tayangan TV Belum Ramah Anak

Klaim Jaminan Kematian Meningkat

Selain itu, dampak pandemi Covid-19 juga menyebabkan klaim jaminan kematian meningkat. Realisasi klaim sampai dengan akhir tahun pun diperkirakan akan berada pada angka Rp40,61 triliun.

Advertisement

Angka tersebut jauh di atas dari target 2021 yang ditetapkan semula, yakni sebesar Rp34,89 triliun. Jumlah tersebut juga melonjak dari tahun-tahun sebelumnya, seperti pada 2018 realisasi klaim sebesar Rp27,6 triliun, 2019 sebesar Rp29,72 triliun, dan pada 2020 sebesar Rp36,45 triliun.

Sementara itu, dari sisi kepesertaan diproyeksikan akan berada di bawah target hingga akhir tahun ini yang ditetapkan sebesar 33,67 juta orang. Realisasi kepesertaan aktif hingga akhir tahun diperkirakan hanya mencapai 30,5 juta orang.

Baca Juga: Dukung PON XX Papua, PLN Gelontorkan Rp313 Miliar

Advertisement

Anggoro menuturkan, tidak tercapainya target tersebut disebabkan adanya dampak gelombang kedua kasus Covid-19 pada tahun ini. Kepesertaan baru sebetulnya terus bertambah sebesar 11,4 juta orang sampai dengan Agustus 2021, tetapi jumlah peserta yang keluar juga cukup tinggi akibat meningkatnya pengangguran dan berhenti bekerja sebagai dampak Covid-19.

“Dilihat dari Desember 2020 sebesar 29,98 juta dan sampai Agustus 2021 29,2 juta, masih turun. Padahal angka peserta baru terus nambah. Namun, kami optimistis dari angka mulai bergerak sejak Maret, Juni, Agustus, bisa di angka 30,5 juta akhir tahun ini,” katanya.

Namun demikian, Anggoro menyebut bahwa realisasi iuran masih berjalan sesuai target. Realisasi iuran sampai dengan Agustus 2021 telah mencapai Rp50,32 triliun atau 65,7 persen dari target tahun ini yang ditetapkan sebesar Rp76,58 triliun. “Sampai akhir tahun prognosa kami iuran masih sesuai target yang ditetapkan,” imbuhnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif