Bisnis
Kamis, 24 Agustus 2023 - 17:54 WIB

Kisah Sukses Rifqi, Wong Sukoharjo yang Rintis Usaha Mukena hingga Bisa Ekspor

Maymunah Nasution  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik pabrik mukena rayon Putri Dania, Muhammad Rifqi dengan produk mukena printing dari Putri Dania, Rabu (23/8/2023). (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO – Muhammad Rifki, warga Desa Grogol, Sukoharjo, membagikan kisahnya dalam merintis usaha mukena rayon printing saat pandemi Covid-19 melanda. Siapa sangka, produk mukena itu laris manis dijual di Shopee hingga bisa diekspor ke mancanegara.

Berada di pinggir Kali Langsur dan dekat dengan persawahan warga Desa Grogol, Sukoharjo, yang sepi, aktivitas pegawai pabrik mukena rayon printing Putri Dania justru tetap ramai.

Advertisement

Saat awak media datangi tempat tersebut bersama tim Shopee Indonesia pada Rabu (23/8/2023) siang hari, para pegawai pabrik tidaklah serta merta beristirahat. Pemilik pabrik mukena rayon Putri Dania, Muhammad Rifqi, tertawa senang saat ditemui awak media.

“Usaha ini saya mulai sejak pandemi Covid-19 karena awalnya saya merupakan distributor toko offline tahun 2018 yang tutup akibat pandemi. Selanjutnya saya mulai menjajal produksi mukena rayon dan memasarkan secara online di Shopee,” ujar Rifqi.

Pengamatan Solopos.com, pabrik dengan luas kurang lebih 100 meter persegi tersebut terisi dengan tujuh meja panjang yang digunakan untuk membentangkan kain saat produksi mukena rayon dimulai.

Selanjutnya dua pegawai pabrik mengoperasikan palet printing berukuran satu meter persegi dengan masing-masing memegangi sisi kanan dan kiri palet. Keduanya bergerak seirama menekankan palet tersebut ke kain rayon putih agar pola dan warna tercetak di kain tersebut.

Agar efisien, ada dua tim printing yang bekerja secara manual. Dibutuhkan koordinasi dan langkah kaki yang bersamaan agar cetakan cepat selesai.

Saat mereka telah selesai, keduanya berjalan beriringan untuk memindahkan palet cetakan ke bentangan kain berikutnya untuk mencetak pola dan warna printing ke kain tersebut.

Sementara itu, bentangan kain yang sudah tercetak kemudian dinaikkan ke gantungan sederhana tepat di atas meja yang digunakan untuk membentangkan kain rayon putih itu. Gantungan tersusun dari bambu-bambu kecil yang panjang dengan jarak antar bambu sebesar kurang lebih satu meter.

Advertisement

Dengan cara itu, bentangan kain yang sudah tercetak dapat kering dan warna bisa meresap. Namun, kain perlu diberi perlakuan khusus agar warna tidak luntur.

Bentangan kain kemudian dimasukkan di antara tumpukan besi yang saling berputar di mesin penekan. Mesin tersebut digunakan untuk mengeringkan bentangan kain dan membuat cetakan tidak luntur.

Kain yang sudah kering kemudian dibentangkan di pengeringan yang disediakan di atas lokasi pencetakan kain. Pengeringan tersebut merupakan semi lantai dua yang terbuat dari bambu.

Karena terbuat dari bambu, saat pengamatan lokasi pengeringan hanya sebentar. Lantai bambu yang berderit-derit saat diinjak oleh kaki manusia membuat muncul rasa takut jika lantai dapat roboh sewaktu-waktu.

Kain-kain dijemur di tempat tersebut lalu saat sudah kering, pegawai pabrik menggulung bentangan kainnya menggunakan penggulung manual. Lokasi pabrik yang panas dan tanpa pendingin ruangan disertai banyaknya pekerjaan manual yang dilakukan di pabrik tersebut membuat para pegawai memilih bekerja dengan bertelanjang dada.

Suara mesin pengering mengiringi seluruh pekerjaan di pabrik tersebut. Suara guyuran air mengisi bak juga hadir saat keran air dibuka untuk mencuci palet printing kain.

Limbah cair produksi tidak serta merta dibuang ke sungai. Limbah tersebut disaring agar bahan pewarna tidak ikut larut ke sungai, sehingga saat limbah keluar air berwarna bening.

Advertisement

Rifqi melihat produk mukena rayon masih jarang dijual secara online. Menurutnya, memilih Shopee adalah pilihan tepat karena dengan e-commerce tersebut, dia berhasil mengekspor produknya.

Jenama Putri Dania sudah mengekspor produknya ke Malaysia, Singapura, dan Thailand dengan lebih dari puluhan produk terekspor setiap bulannya. Peningkatan penjualan hingga puluhan ribu produk terjual per bulan serta dapat membuka lapangan pekerjaan untuk lebih dari 30 karyawan.

Rifqi mampu mengembangkan usahanya dengan mengikuti beberapa program pelatihan gratis yang tersedia di Kampus Shopee UMKM Ekspor. “Beberapa program pelatihan gratis tersedia untuk kami yaitu Program Bimbel Shopee dan Program Ekspor Shopee. Hasilnya secara signifikan membuat kami bisa ekspor,” papar Rifqi.

Terpisah, Direktur Eksekutif Shopee Indonesia, Handhika Jahja, menjelaskan komitmen Shopee untuk mendukung UMKM di Indonesia. Handhika mengatakan Shopee juga ingin memperluas pasar produknya ke luar negeri lewat mekanisme cross-border Shopee.

“Saat ini sudah ada lebih dari 20 juta produk UMKM lokal ekspor ke Asia Tenggara, Asia Timur dan Amerika Latin. Kami berharap
angka ini dapat terus bertambah seiring dengan penguatan program Ekspor Shopee,” ujar Handhika dalam keterangan resmi yang diterima Solopos.com, Rabu (23/8/2023).

Industri UMKM di Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyasar pasar luar negeri melalui ekspor, khususnya di era revolusi teknologi saat ini. Namun, masih ada stigma yang menganggap bahwa melakukan ekspor di Indonesia sulit dan penuh dengan kendala.
Hingga saat ini, kontribusi UMKM terhadap ekspor masih minim.

Data Kementerian Koperasi dan UKM pada September 2022 mencatat bahwa kontribusi UMKM terhadap ekspor non-migas masih di posisi 15,7 persen. Jumlah tersebut masih rendah dibandingkan beberapa negara lain seperti Singapura yang sebesar 41 persen, Thailand 29 persen, atau China 60 persen.

Advertisement

Pengamat Ekonomi Digital dari Institut of Economic and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan masih rendahnya ekspor oleh UMKM disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga kendala dalam produksi, baik dari segi kualitas, kuantitas, maupun standarisasi. UMKM, kata dia, masih kesulitan bersaing di pasar ekspor.

“Kalau kita lihat misalkan dari segi produksi, dari pihak importir sana mau dia mengirimkan misalkan 100 ribu barang, tetapi terkadang UMKM kita tidak cukup. Makanya memang kontribusinya masih minim kalau kita lihat dari sisi kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional,” ujar Nailul seperti dilansir Antara, Kamis (24/8/2023).

Dia menilai, sebenarnya terdapat potensi besar dalam pangsa pasar domestik yang harus dioptimalkan terlebih dahulu sebelum UMKM dapat memanfaatkan potensi ekspor secara maksimal dan berdaya saing guna memanfaatkan peluang integrasinya ke pasar global melalui ekspor. Kegiatan ekspor sendiri sejauh ini masih memiliki stigma sulit di kalangan pelaku UMKM, khususnya untuk hal-hal terkait birokrasi.

Padahal, pada era revolusi teknologi saat ini, jalan masuk ke pasar global itu bisa dilakukan dengan integrasi ke platform digital. Dalam hal pemanfaatan teknologi untuk ekspor, Nailul menjelaskan hadirnya platform digital seperti e-commerce dapat dimanfaatkan oleh UMKM untuk memasarkan produk mereka tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga hingga mancanegara.

“Kalau kita lihat, potensi ke situ [UMKM memanfaatkan e-commerce untuk ekspor] memang ada, pasti ada,” ujar Nailul. Setelah akses pasarnya dibuka oleh e-commerce, UMKM ditantang untuk bersaing dengan permintaan pasar global dan dituntut untuk memiliki strategi yang cerdas.

Stigma atas sulitnya ekspor pun bisa dihilangkan dengan pengetahuan dan motivasi pelaku UMKM itu sendiri. Ditambah dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk e-commerce yang menjadi platform bagi pelaku UMKM untuk melakukan ekspor.

Tingkatkan Literasi SDM

Potensi bagi UMKM lokal untuk melakukan ekspor sangat besar. Produk-produk lokal Indonesia memiliki keunikan, keaslian, dan kualitas yang dapat menarik minat pasar global. Produk kerajinan tangan, makanan dan minuman tradisional, tekstil, hingga produk alam lainnya memiliki potensi ekspor yang tinggi.

Advertisement

Namun, Nailul menilai potensi ekspor tersebut masih belum bisa dimanfaatkan dengan maksimal oleh para pelaku UMKM. Salah satu penyebabnya karena kualitas sumber daya manusia (SDM) yang masih belum memadai, seperti salah satu faktor yang diulas sebelumnya.

UMKM, kata dia, perlu meningkatkan kemampuan manajerial dan kualitas produk agar dapat bersaing secara global. Edukasi dan pelatihan yang lebih masif harus diberikan kepada pelaku UMKM agar mereka dapat meningkatkan kualitas produk dan manajemen bisnis mereka.

Selain itu, pelatihan dan pendampingan kepada UMKM dalam hal literasi digital untuk ekspor juga penting untuk dilakukan. UMKM perlu mengadopsi teknologi baru, mengembangkan produk yang inovatif, dan meningkatkan kualitas produk mereka untuk memenuhi standar internasional.

“Tugas dari dunia usaha, baik dari yang kecil maupun yang besar bisa berkontribusi di situ dan juga dari pemerintah tentunya memang harusnya mereka juga memberikan pelatihan secara lebih masif,” kata Nailul.

Dalam situasi ekonomi yang tidak stabil, diversifikasi pasar menjadi penting untuk menjaga kelangsungan usaha UMKM.

Upaya UMKM untuk melakukan ekspor pun telah mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Sistem dan mekanisme ekspor di Indonesia kini telah mengalami perkembangan yang signifikan.

Pemerintah memberikan dukungan bagi UMKM yang berkeinginan untuk “go export” melalui implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Perlindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

Advertisement

Nailul juga menekankan pentingnya peningkatan standar produk dan layanan. Pelaku UMKM perlu memperhatikan standar nasional Indonesia dan menjaga kualitas produk agar dapat bersaing di pasar ekspor.

Sementara itu, terkait pemanfaatan platform digital, Nailul juga menyampaikan beberapa langkah konkret yang dapat dan telah dilakukan oleh e-commerce untuk mendukung ekspor UMKM.

E-commerce harus mengambil peranan untuk memberikan edukasi dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Dengan demikian, e-commerce tidak hanya berperan sebagai wadah bagi pelaku UMKM melainkan juga pendidikan tentang proses ekspor yang mudah.

Selanjutnya, pelayanan ekspor melalui platform digital juga perlu ditingkatkan. E-commerce dapat mempermudah proses ekspor bagi UMKM dan meningkatkan jejaring dalam lapangan, misalnya dengan menyediakan penyuluh yang dapat memberikan informasi dan bimbingan kepada UMKM yang ingin ekspor, termasuk sistem pemasaran yang jitu untuk meningkatkan eksposur produk-produk UMKM. Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan UMKM Indonesia dapat memanfaatkan potensi ekspor dan meraih kesuksesan di pasar global.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif