SOLOPOS.COM - Petugas Telkom beserta perlengkapan pemeliharaan jaringan.(Solopos.com/Candra Mantovani)

Solopos.com, SOLO – Menjaga jaringan telekomunikasi agar tetap dalam kondisi baik bukanlah pekerjaan mudah. Para teknisi nyatanya harus berjibaku di lapangan. Bukan hanya mengatasi kendala teknis, terkadang masalah nonteknis pun kerap datang.

Seperti siang itu, Senin (20/5/2024), Site Manager Unit Corrective Maintenance Telkom Solo, Agus Sriwidodo, harus menembus terik mendatangi salah satu wilayah di Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.Tepatnya di salah satu lokasi berdirinya tiang jaringan Telkom di RT 04/ RW 01, Kelurahan Mojo.

Promosi Jelang HUT ke-59, Telkom Gelar Customer Gathering hingga Beri Bantuan ke UMKM

Mengenakan seragam lapangan, Agus mendampingi timnya yang sudah berada di lokasi tersebut. Sebuah tangga sudah terpasang di tiang jaringan.

Hari itu, tim teknisi Telkom bertugas melakukan validasi jaringan pada Optical Distribution Point (ODP). Pekerjaan ini dilakukan untuk memastikan jaringan di ODP digunakan oleh pelanggan yang sesuai. Ini penting untuk menjamin kualitas jaringan bisa dinikmati pelanggan secara optimal. Selain itu, agar jika ada gangguan, mudah ditangani.

Banyak hal harus diperhatikan teknisi Telkom sebelum menangani kendala jaringan. Salah satunya, Agus mengatakan teknisi harus memastikan keamanan dan keselamatan mereka.

Karenanya, sebelum menaiki tiang untuk memeriksa ODP, petugas harus memastikan tiang Telkom bebas dari aliran listrik. Menurut Agus, dalam kondisi sangat dekat dengan jaringan listrik, tidak menutup kemungkinan tiang Telkom juga teraliri listrik.

Memastikan keamanan tiang dan jaringan hanya satu dari banyak tantangan yang dihadapi para penjaga jaringan telekomunikasi. Harus menembus gelap karena jaringan tiba-tiba terganggu di tengah malam adalah hal yang bisa. Bahkan terkadang teknisi harus tidur di pinggir jalan karena ada gangguan yang terjadi beruntun sehingga proses penanganan membutuhkan waktu lama.

Agus menceritakan di perbatasan Solo dan Kartasura, Sukoharjo, tahun lalu, pernah terjadi kecelakaan mobil yang menabrak beberapa tiang jaringan telekomunikasi. Kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 03.00 WIB itu membuat beberapa tiang, salah satunya milik Telkom, bengkok sehingga kabel jaringan terjuntai sampai ke jalan. Jaringan di sekitar lokasi pun lumpuh.

Untuk menangani kendala tersebut, teknisi Telkom segera berada di lokasi setelah kejadian. Ada tim yang mengamankan kabel dan memasang tanda peringatan. Sementara penanganan dilakukan mulai pukul 04.30 WIB. Lantaran padatnya jaringan di lokasi dan harus berkoordinasi dengan dengan teknisi dari jaringan telekomunikasi lainnya, penanganan baru selesai pada hari berikutnya pukul 02.00 WIB.

“Di situ ada delapan jaringan, termasuk Telkom. Mungkin jika itu hanya tiang milik Telkom, kami bisa menangani lebih cepat. Jadi mau tidak mau harus menunggu. Pada kejadian itu, tim kami terpaksa kerja hampir 24 jam, sebagian teknisi pilih istirahat, tidur, di lokasi karena nanti harus menggantikan tim lain,” kata Agus.

Masalah Nonteknis

Petugas Telkom yang bertugas di lapangan.(Solopos.com/Candra Mantovani)
Petugas Telkom yang bertugas di lapangan.(Solopos.com/Candra Mantovani)

Selain kendala teknis, dia mengakui kerap mendapati masalah nonteknis. Bahkan, Agus punya pengalaman yang tidak bisa dilupakan, seperti yang terjadi di Kabupaten Wonogiri beberapa waktu lalu.

Dia menceritakan, saat itu di daerah Wuryantoro, Wonogiri, ada kabel jaringan atas milik Telkom yang terbakar di lahan kering sekitar pukul 03.00 WIB. Empat kabel besar yang mengarah ke Kecamatan Pracimantoro terbakar.

Para teknisi langsung datang ke lokasi untuk mengganti kabel yang terbakar.Tak diduga, tiba-tiba salah satu teknisi kesurupan. Teman-temannya yang berupaya memegangi sampai terpental karena tidak kuasa menahan tubuh sang teknisi. Sekitar pukul 05.00 WIB, akhirnya ada pertolongan dari seorang ustaz.

Setelah cukup tenang, teknisi yang kesurupan dibawa ke rumahnya dan karena kondisinya lemas, harus mendapat perawatan di rumah sakit dan baru sembuh total dua pekan kemudian.

“Memang itu menjadi bagian dari risiko bekerja di lapangan, kami harus siap siaga 24 jam 7 hari. Gangguan tidak hanya dari sisi teknis, sisi nonteknis pun ada. Memastikan keamanan itu pasti, kemudian berdoa. Kalau malam hari, di tempat yang sepi, mungkin berpikirnya tidak ada orang yang melihat, tapi usahakan jangan kencing sembarangan,” kata Agus.

Kesiapsiagaan para teknisi Telkom, menurut Agus, sudah menjadi budaya kerja. Bahkan, kemana pun pergi, para teknisi tidak bisa lepas dari handphonedan laptop agar sewaktu-waktu ada gangguan segera ditangani.

Cerita tak kalah menarik disampaikan Team Leader IOAN Telkom Solo, Rudiyanto. Saat itu, Rudi dan temannya harus membenahi jaringan selama sehari dua malam berturut-turut di Sragen. Ada pembenahan jalur air yang tanpa sengaja berdampak pada rusaknya jaringan telekomunikasi.

“Jadi kabel kami kena galian air di jalur Batu Jamus. Pagi kena, sore kena lagi, di tempat yang berdekatan. Pagi kami menyambung seharian sampai sore. Eh, sore kena lagi, jadi menyambung lagi sampai pagi. Istirahatnya di situ, makan pun di situ,” kata Rudi.

Garda Terdepan

Meski berat, baik Agus maupun Rudi menyadari tugas mereka sangat pentingkarena merekalah garda terdepan penjaga jaringan telekomunikasi. Tugas berat ini sepadan dengan kepuasan hati lantaran jaringan telekomunikasi berjalan optimal.

Sejauh ini, 70% gangguan telekomunikasi disebabkan faktor alam dan bencana. Bencana ini termasuk kecelakaan yang tak disengaja. Seperti kecelakaan mobil yang merusak jaringan, truk dengan muatan tinggi menyeret kabel, hingga perilaku masyarakat yang membakar sampah di dekat jaringan dan menyebabkan kabel rusak terbakar.

Manager Akses Optima Maintenance dan Data Manajemen Witel Solo, Wahyono, menyampaikan pemeliharaan akses atau pemeliharaan jaringan merupakan bagian yang sangat penting bagi Telkom dalam menjamin kualitas layanan kepada pelanggan. Infrastruktur jaringan merupakan salah satu tulang punggung utama Telkom.

“Tanpa ada jaringan yang sehat dan prima maka akan berdampak pada turunnya kualitas layanan pelanggan,” jelas dia.

Wahyono menyadari bagian teknis dan insfrastruktur Telkom memang memiliki tugas berat. Hal itu sejalan dengan komitmen Telkom untuk menjaga layanan selama 24 jam 7 hari tanpa gangguan. Bahkan, di Telkom, dia menegaskan petugas harus melakukan antisipasi sebelum ada gangguan.

Tentunya, ada standar yang diterapkan Telkom untuk memastikan keamanan, keselamatan, hingga kesejahteraan pegawainya. Wahyono berharap para teknisi penjaga jaringan telekomunikasi dapat bekerja dengan maksimal demi memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.



“Kepada para teknisi yang bertugas mengawal infrastruktur di Telkom, kami harap tetap semangat, tetap beri yang terbaik untuk pelanggan dengan tetap menjaga keselamatan kerja dan memberikan kualitas prima terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan,”pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya