SOLOPOS.COM - Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Sragen, Indah Susilowati, menunjukkan produk miliknya, di Steffie Collection, Kelurahan Sragen Wetan, Sragen, pada Kamis (19/1/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SRAGEN — Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berkontribusi nyata untuk pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional. Pertumbuhan UMKM naik lebih dari 300 persen sepanjang 2022 dibanding 2021.

Berdasarkan laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, ekon.go.id, sektor UMKM berperan besar dalam meningkatkan perekonomian nasional, dengan jumlah mencapai 99 persen dari keseluruhan unit usaha. Kontribusi sektor UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) mencapai 69,5 persen. Sedangkan penyerapan tenaga kerja sebesar 96,9 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dengan kata lain, perekonomian Indonesia ditopang sektor UMKM yang sempat terpuruk selama lebih dari dua tahun akibat pandemi Covid-19. Pemerintah menerapkan kebijakan strategis guna menjaga keberlangsungan pelaku UMKM di setiap daerah dengan menjalankan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM saat ini mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,07% atau senilai 8.573,89 triliun rupiah. Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.

Potensi pengembangan UMKM ini dilirik sebagian masyarakat untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Salah satunya dikatakan oleh Indah Susilowati, pelaku UMKM asal Sragen. Ia menjelaskan melalui produk jamur crispy yang ia buat bisa dikatakan sangat membantu perekonomian keluarganya.

Ia memulai menekuni usaha miliknya sejak 2018. Wanita 42 tahun ini, menguraikan awalnya mempunyai usaha pemanfaatan kain perca menjadi keset, Indah melihat perputaran uang dari hasil penjualan keset tidak menjanjikan, jadi ia memutuskan untuk menggeluti usaha di bidang kuliner, karena pada dasarnya ia suka memasak.

Awalnya ia hanya memenuhi pesanan dari tetangga, keluarga, dan temannya, sebanyak satu hingga dua kilogram. Kemudian produknya sampai ke Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen kemudian mendapatkan pelatihan gratis serta bantuan mesin spinner.

Dinas Kesehatan (Dinkes) juga memberikannya fasilitas uji pangan gratis. Saat ini dalam sebulan bisa menjual 500-750 kemasan jamur crispy dengan brand Puriayu. Dalam momen tertentu, misalnya lebaran, permintaan produknya juga meningkat. Dalam sekali produksi bisa menghasilkan 100 kilogram jamur crispy.

Satu kemasan ia jual dengan harga Rp15.000/kemasan dengan berat 100 gram. “Pemasarannya sudah melebar, keluar kota, sudah sampai keluar negeri tetapi dibantu dari teman eksportir,” terang Indah.

Pelaku UMKM lainnya, Karwati, ia menjalankan usaha kuliner getuk bakar. Getuk menjadi salah satu penganan tradisional yang populer di masyarakat, khususnya Jawa Tengah. Terbuat dari singkong, getuk adalah makanan yang sangat merakyat dan kerap dijadikan oleh-oleh. Banyak penjualan getuk yang mengembangkannya menjadi beragam varian dan rasa.

Karwati memberi nama produk miliknya, dengan brand, Gethuk Sinden. Warga Sentonorejo, RT 015, RW 005, Desa Puro, Kecamatan Karangmalang, ini menguraikan yang membedakan Gethuk Sinden dibandingkan getuk lainnya adalah cara penyajiannya. Gethuk Sinden perlu dibakar dulu sebelum disantap.

Produk Karwati ini selalu dicari terutama ketika ada pameran usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Banyak orang yang kepincut dengan tekstur getuk yang lumer dan lembut khas Gethuk Sinden.

Walaupun diproduksi secara rumahan, Gethuk Sinden sudah laku hingga Cikarang, Depok, Bekasi, Solo, dan Yogyakarta. “Saya dulu merintis usaha ini waktu pandemi Covid-19, karena awalnya ada pelatihan yang difasilitasi oleh Baznas Sragen dan balai latihan kerja di Kantor Desa Puro. Karena dasarnya saya suka makanan yang alami, apabila getuk jadi memutuskan untuk membuka usaha sendiri,” cerita Karwati.

Sewaktu pandemi, ia mengandalkan pemasaran produknya secara online. Sebelumnya ia bekerja sebagai seorang pesinden, karena itu getuknya ia beri nama Sinden. Karena dilarang membuat kerumunan selama pandemi Covid-19, kerjanya menyinden pun terhenti. Sumber pendapatannya hilang, padahal hidup harus tetap berjalan. Karwati pun akhirnya banting setir dengan berwirausaha.

Ia dibantu enam tetangganya dalam memproduksi getuk. Suplai bahan baku ia dapat dari Wonosobo dan Sragen bagian Selatan. “Ada dua jenis getuk yang saya jual, pertama getuk frozen dan getuk bakar. Untuk getuk frozen bentuknya bulat, dengan varian isi coklat, keju, gula aren. Kemudian getuk bakar yang proses pembuatannya dipanggang dengan margarin, lalu diberikan berbagai topping di atasnya seperti cokelat, tiramisu, keju, dan green tea,” tambah wanita berjilbab tersebut.

Ketua Perkumpulan Perempuan Pemimpin Indonesia (PPPI) Dewan PerwakilanJawa Tengah, Endang Tri Sukarso, menguraikan bahwa organisasi ini merupakan salah satu perkumpulan panjang tangan penerima Anugerah Perempuan Indonesia (API) yang disematkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga. Pihaknya mempunyai visi misi untuk pemberdayaan perempuan dan anak. Kemudian PPPI ini mempunyai enam bidang meliputu, organisasi, pendidikan, pariwisata, ekonomi kreatif, lingkungan, sosial, dan kesehatan.

“Kami ini dengan adanya pandemi tiga tahun, otomatis harus bisa survive, harus bertahan. Salah satunya dengan cara menggandeng UMKM supaya bisa mandiri, selain dengan ekonomi yang berkembang secara mandiri,” ujar Endang.

Anggota DPRD Provinsi Jateng, Untung Wibowo Sukowati, mengapresiasi inisiasi dari PPPI dan pemilik UMKM, secara komunitas bisa bertemu dan sharing di Sragen mengingat ada ribuan UMKM yang belum terkoordinasi dengan baik. “Sementara PPI ini telah mengkoordinir sebanyak 300-an UMKM, saya intinya selalu support,” terang Untung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya