Bisnis
Senin, 17 Juli 2023 - 20:55 WIB

Kisah Orang Tua di Solo yang Rela Berutang untuk Penuhi Kebutuhan Sekolah Anak

Gigih Windar Pratama  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi utang untuk biaya pendidikan anak. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Beberapa orang tua murid di Solo mengaku kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sang anak di hari pertama sekolah. Mereka menyebut mahalnya biaya pendidikan seperti seragam, buku dan alat tulis membuat mereka harus memutar otak hingga berutang ke kerabat agar bisa menutup kebutuhan sang anak.

Mereka juga menjelaskan, kebutuhan sang anak mencapai Rp1,5 juta untuk seragam, buku dan keperluan lainnya. Bagi para orang tua murid, kebutuhan anak untuk bersekolah semakin mahal, ketika orang tua murid berusaha bangkit pascapandemi.

Advertisement

Salah satu orang tua murid asal Nusukan, Sunarto, 52, menceritakan sulitnya memenuhi kebutuhan sang anak yang diterima di salah satu SMP Negeri di Solo. Ia mengaku harus mengeluarkan uang tambahan sebesar Rp1,3 juta dan Rp300.000 untuk kebutuhan lain seperti buku dan alat tulis.

“Buat persiapan anak saya sekolah saya sudah habis biaya sebesar Rp1,8 juta sejauh ini, seragam kemarin sudah Rp1,3 jutaan termasuk biaya menjahit ditambah buku dan alat tulis Rp400.000. Mungkin bisa membengkak karena anak saya sepatunya sudah enggak muat dan memang mau jebol,” jelasnya kepada Solopos.com, Senin (17/7/2023).

Sunarto menjelaskan, untuk mencari uang tersebut harus berutang kepada saudara dan tetangganya. Ia menilai keuangannya saat ini masih belum bisa mencukupi semua kebutuhan sang anak, terlebih anak pertamanya baru saja diberhentikan dari pekerjaannya.

Advertisement

“Sebenarnya sedang sulit karena keuangan juga lagi enggak begitu bagus, anak saya yang pertama baru dipecat, sedangkan saya masih nanggung kebutuhan anak saya yang kedua sebentar lagi lulus, jadi saya pinjam tetangga dan kerabat, Alhamdulillah ya dikasih,” ujarnya.

Pengalaman serupa juga diungkapkan Sunardi, 45, asal Nusukan yang bercerita menghabiskan Rp1,2 juta untuk seragam dan Rp450.000 untuk tas dan buku sang anak yang baru masuk SMP. Ia mengaku sedang kesulitan untuk membayar kebutuhan sekolah sang anak.

“Saya ini kan sopir ojek online [ojol] pendapatannya juga enggak pasti, apalagi sekarang potongan biaya dari aplikasi itu besar sekali. Mengeluarkan uang Rp1 juta sudah sangat berat buat saya,” kata dia.

Advertisement

Saat ini, ia harus memenuhi kebutuhan sekolah sang anak dengan meminjam ke tetangga dan membuka tabungan darurat miliknya. Sunardi mengakui pengeluarannya sudah amat ditekan agar tidak membengkak.

“Saya enggak berani pinjam ke aplikasi pinjol karena bunganya berat dan enggak sanggup mencicil. Jadi saya pinjam ke tetangga Rp400.000 dan ambil tabungan juga, misalkan saya ambil utang pendapatan saya enggak bisa buat mencicil, semuanya sekarang ngepas,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif