SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO – Performa bisnis perhotelan di Solo mencatatkan kinerja yang mentereng dengan kenaikan 8,40 poin pada Februari 2023 secara tahunan atau year on year (yoy). Peluang investasi bisnis perhotelan di Kota Solo terbuka lebar untuk segmentasi bintang empat dan bintang lima di Kota Solo.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Solo, Totok Tavirijanto mengatakan pertumbuhan kinerja bisnis perhotelan terus terjaga pada 2023. Bisnis perhotelan mencatatkan kinerja apik baik secara bulanan maupun tahunan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Secara bulanan, okupansi hotel pada Februari mengalami kenaikan sebesar 0,11 poin dari 50,05 persen menjadi 50,16 persen. “Awal 2023, Kota Solo sudah menggebrak dengan banyaknya event dan pembukaan destinasi wisata baru. Ada Taman Pracima di kompleks Pura Mangkunegaran, Solo Safari dan disusul Masjid Raya Syeikh Zayed,” kata dia, Selasa (4/4/2023).

Sementara secara tahunan, okupansi hotel meningkat 8,40 poin yang didominasi hotel bintang empat dan lima sebesar 13,63 poin. Hal ini mencerminkan bisnis perhotelan terus bertumbuh dan diperkirakan terjaga sepanjang 2023.

Totok menyebut munculnya destinasi wisata baru dan sederet event berimplikasi mendongkrak tingkat okupansi hotel di Solo pada awal 2023. “Jadi kinerja bisnis perhotelan meningkat tajam pada awal tahun. Ini perkembangan luar biasa yang ditorehkan sektor perhotelan dari sisi tingkat penghunian kamar atau okupansi,” ujar dia.

Menurut Totok, bisnis perhotelan di Solo tak lepas dari kontribusi performa kinerja hotel bintang empat dan lima. Hotel bintang empat dan lima mendominasi tingkat okupansi maupun lama tinggal di hotel atau length of stay.

Tingkat okupansi hotel bintang empat dan lima pada Februari secara tahunan mencapai 13,63 poin. Sedangkan, tingkat okupansi hotel bintang satu justru mengalami minus, yakni -0,95 poin. “Artinya, ada peluang investasi bisnis hotel bintang empat dan lima di Solo. Jumlah hotel bintang empat dan lima belum begitu banyak. Sedangkan, permintaan menginap dari tamu cukup banyak,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno mengatakan saat ada event atau kegiatan berskala besar, tingkat okupansi hotel bintang tiga ke atas terutama bintang empat dan lima selalu penuh. Sebalinya, tingkat okupansi hotel bintang satu justru cenderung sepi.

Kondisi ini dipengaruhi para pejabat pemerintah maupun badan usaha yang menginap di hotel bintang empat dan lima. Sementara, kondisi hotel bintang satu tidak ada tamu yang menginap. “Memang jumlah hotel bintang empat dan lima di Solo masih minim. Ini peluang investasi bisnis perhotelan yang potensial jangka panjang di Solo,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya