SOLOPOS.COM - Data 10 besar negara tujuan ekspor kerajinan. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Kinerja ekspor mebel atau furnitur di Soloraya mengalami penurunan pada 2023. Penurunan ekspor ini disebabkan kondisi geopolitik dan perekonomian global.

Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Soloraya mencatat penurunan tersebut. Ketua Bidang Bahan Baku HIMKI Soloraya, Suryanto menyebut penurunan ekspor mebel di Soloraya terjadi karena melemahnya daya beli di Amerika Serikat dan Eropa.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Di Soloraya juga terjadi penurunan ekspor karena melemahnya daya beli di Amerika Serikat dan Eripa dampak dari perang Rusia dan Ukraina,” terang Suryanto saat dihubungi Solopos.com, pada Kamis (18/1/2024).

Dia menguraikan pada 2024 industri mebel harus bertahan dengan cara pintar-pintar melihat peluang karena prediksi pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat dan Eropa masih minim.

Di tambah lagi, lanjutnya, dampak perang di jalur Gaza dan Terusan Suez membuat biaya ongkos kirim jalur laut atau ocean freight rate yang naik tiga kali lipat.

Biaya ongkos kirim jalur laut dari US$2.000 menjadi US$7.000. Di tengah tantangan tersebut, pihaknya bertahap industri mebel terus bertahan dan mengalami sedikit peningkatan.

Saat ini eksportir mebel tengah mengoptimalkan pasar mebel di Timur Tengah. Beberapa pelaku usaha mebel sudah melakukan pameran di Uni Emirat Arab (UEA) dan Qatar.

Pemilik Hero Furniture Solo, Gandhi Surya mengaku adanya penurunan penjualan mebel sekitar 20% hingga 25% di tempatnya pada 2023. Namun, Gandhi mengaku tetap optimistis pasar mebel di wilayah lokal mengalami pertumbuhan pada 2024 terutama seusai Pemilihan Umum (Pemilu).

“Di 2024 kalau ekspor mungkin masih ada pengaruh tragedi kemanusiaan yang di Palestina dan beberapa negara Timur Tengah. Kalau lokal di 2024 saya optimistis ada kenaikan apalagi setelah Pemilu,” ujar salah satu anggota HIMKI Soloraya tersebut.

Ketua Umum HIMKI, Abdul Sobur menyebut kinerja industri mebel dan kerajinan nasional mengalami penurunan ekspor yang signifikan sebesar 28%. Anjloknya kinerja ekspor mebel disebabkan kondisi geopolitik dan inflasi besar di negara tujuan ekspor.

Namun menurutnya, produk mebel yang berasal dari Indonesia lebih mahal dibandingkan dari Malaysia, Vietnam, dan China.

“Sehingga mereka prioritas memilih belanja dari negara tersebut, kecuali untuk produk khas Indonesia berbasis bayu solid, eksotis material seperti rotan, craft, dan lainnya masih merupakan kekuatan kami yang dipilih para buyer,” terang Abdul dalam keterangan resmi yang diterima Solopos.com, Kamis.

Di tengah kondisi pasar global tersebut, pihaknya menilai target angka ekspor mencapai US$5 miliar dari mebel dan kerajinan hingga akhir 2024 harus dikoreksi dan menyesuaikan fakta dan data di lapangan.

Hingga September 2023 ekspor mebel hanya mencapai US$1,29 miliar yang turun dibandingkan 2021 sebesar US$1,86 miliar. Tercatat adanya penurunan sebanyak 30% secara tahunan. Ekspor di sektor kerajinan juga mengalami penurunan.

Pada 2023 tercatat nilai ekspor sebesar US$513 juta yang menurun dari tahun sebelumnya sebanyak 21% dengan nilai ekspor sebesar US$647 juta.

“Total kinerja ekspor gabungan tahun lalu US$2,5 miliar turun menjadi US$ menjadi US$1,8 miliar pada 2023, akumulasi turun 28%,” kata dia.

Dengan data tersebut, Abdul memprediksi hingga akhir 2023, angka optimistis ekspor gabungan mebel dan kerajinan hanya mencapai US$2,5 miliar.

Hal ini didukung dari penurunan signifikan yan terjadi di Jawa Timur dan Banten yang memiliki basis engineering wood sebagai bahan utama yang digunakan untuk produk mebel.

Abdul mengaku tetap optimistis dengan masa depan industri mebel mengingat di Indonesia memiliki potensi besar.

Menurutnya, Indonesia memiliki peluang menjadi produsen mebel dan kerajinan terbesar di kawasan regional. Indonesia juga berpeluang menjadi yang terbesar di dunia, khususnya untuk produk berbasis rotan.

Hal ini disokong dengan ketersediaan bahan baku yang berlimpah dan sumber daya manusia (SDM) terampil dalam jumlah besar. Adanya sentra produksi mebel dan kerajinan yang terbesar juga menjadi faktor pendukunya.

Adanya penerapan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) juga memebrikan kesempatan pada produk lokal untuk bersaing denga produk impor. Menurut Abdul, nilai produk impor hampir mencapai Rp17 triliun. Jika hal tersebut bisa dinikmati produsen dalam negeri, menurut dia akan lebih baik.

Dari sisi bahan baku, TKDN industri mebel dan kerajinan saat ini mencapai 85%. Dari bahan baku yang banyak tersedia, misalnya kayu, rotan, dan bahan serat alam lain.

“Alhasil, ketika industri lain mengalami kesulitan produksi akibat bahan baku yang sulit didapat, industri mebel dan kerajinan relatif masih dapat lebih berjalan. HIMKI bertekad untuk memajukan industri mebel dan kerajinan nasional agar menjadi yang terdepan dan terbesar di kawasan regional dan menjadi negara pengekspor mebel dan kerajinan 5 besar dunia. HIMKI berharap adanya dukungan nyata dari pemerintah untuk menghapus berbagai kebijakan yang kontraproduktif dan menghambat pertumbuhan industri mebel dan kerajinan nasional sehingga industri ini dapat terus berkembang dan memiliki daya saing yang tinggi di era pasar bebas ini,” kata dia.



Untuk realisasi target ekspor sebesar US$5 miliar pada 2024, menurut Abdul perlu ada dukungan dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, pelaku usaha, dan swasta.

Menurut dia, pemerintah harus meningkatkan anggaran biaya promosi untuk membantu industri dalam mencari alternatif pasar baru  penetrasi pasar ke negara-negara emerging market.

Pasar baru tersebut antara lain, India, China, Negara-negara Kawasan Timur Tengah, Afrika dan dan negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat.

Pemerintah juga harus membantu pelaku usaha untuk dapat memperkuat penguasaan pasar di negara tujuan ekspor tradisional  di Amerika Serikat dan wilaya Eropa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya