SOLOPOS.COM - Ilustrasi aktivitas ekspor di pelabuhan. (JIBI/Solopos/Dok.)

Solopos.com, SOLO – Jawa Tengah (Jateng) disebut kalah bersaing dengan provinsi lain seperti Jawa Timur dan Jawa Barat. Kinerja ekspor Jateng bahkan menduduki posisi paling buncit dari dari 10 besar provinsi dengan kinerja ekspor terbaik.

Sebenarnya, potensi komoditas ekspor di Jawa Tengah cukup tinggi untuk mengalirkan penerimaan devisa negara. Misalnya, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki, furnitur, craft dan lain sebagainya. Namun, banyak problem yang muncul dari dalam negeri yang menjadi penghambat dalam mengatrol kinerja ekspor di Jawa Tengah.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Sekarang posisi Jawa Tengah itu paling bawah untuk kinerja ekspor. Kalah dibanding Jawa Barat dan Jawa Timur,” kata Ketua DPD Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Jawa Tengah, Ade Siti Muksodah, Selasa (16/5/2023).

Menurut Ade, problem ekspor dalam negeri belum tuntas hingga sekarang. Problem itu harus dicari solusinya dari hulu hingga hilir guna menopang operasional ekspor secara kontinu. Apabila, problem yang dihadapi para eksportir belum terpecahkan maka kinerja ekspor diperkirakan cenderung melambat.

“Sekarang proses pengiriman kontainer harus ke Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya dan Tanjung Priok di Jakarta. Jika ada problem semestinya stakeholder ikut berpartisipasi. Saya juga sudah berkomunikasi dengan Pak Gubernur [Ganjar Pranowo] tapi ya begini saja,” papar dia.

Ade membandingkan tata kelola dan optimalisasi komoditas ekspor di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kinerja ekspor Jawa Barat dan Jawa Timur cenderung stabil bahkan meningkat. Hal ini dipengaruhi tata kelola dan optimalisasi komoditas ekspor yang lebih kuat dan dinamis.

Ada empat program strategis GPEI Jawa Tengah sesuai visi dan misi organisai yakni mencetak eksportir baru setiap tahun, pendampingan UKM dan pendidikan ekspor, link dan match investor serta misi dagang dan trade expo. “Anggota GPEI Jawa Tengah lebih dari 100 pengusaha dan ribuan UKM yang tersebar di sejumlah daerah,” ujar dia.

Lebih jauh, Ade terus mendorong para eksportir baru untuk membangun networking di dalam negeri maupun mancanegara. Pengurus GPEI bakal memfasilitasi dan memberikan akses baik jaringan logistik, perizinan dan operasional usaha.

Kemudahan lain seperti akses perbankan dan permodalan. “Kami membuka kesempatan untuk calon eksportir yang ingin bergabung. Upaya edukasi dan pelatihan tentang ekspor terus dilakukan dengan menggandeng UKM dan para stakeholder,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya