SOLOPOS.COM - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) bekerja sama dengan perusahaan startup teknologi perunggasan, BroilerX, mendukung transformasi digital berkelanjutan dalam sektor peternakan. (Istimewa/Amartha).

Solopos.com, SOLO —  Platform keuangan yang mengklaim fokus pada penyediaan akses keuangan inklusif bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) bekerja sama dengan perusahaan startup teknologi peruggasan, BroilerX untuk mendukung transformasi digital berkelanjutan pada sektor peternakan.

Keduanya menilai pentingnya adopsi tekonologi digital demi meningkatkan produktivitas peternakan di Tanah Air. Hal itu sesuai dengan visi perusahaan teknologi BroilerX berupa memberikan kontribusi berkelanjutan pada rantai pasokan makanan.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Kolaborasi ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan para peternak di sektor akar rumput atau pedesaan. Melalui kolaborasi tersebut, Amartha berkomitmen menyalurkan permodalan senilai Rp100 miliar bagi peternak binaan BroilerX.

Melalui keterangan resmi yang disampaikan kepada Solopos.com, Minggu (27/8/2023),  kolaborasi ini dimulai sejak Juni 2023 melalui program Kemitraan Partner Farming. Program kemitraan ini menargetkan ratusan peternak yang tersebar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Head of Business Partnership Lending Amartha, Adityo Putranto, menguraikan kolaborasi itu merupakan upaya Amartha dalam mendorong transformasi digital berkelanjutan di pedesaan.

Menurut Adityo, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sektor peternakan yang beroperasi skala desa masih minim tersentuh layanan keuangan inklusif dan teknologi.

Melalui kerja sama yang digagas, lanjut Adityo, ia berharap peternak dapat mengakses layanan keuangan inklusif dari Amartha sekaligus mengadopsi teknologi smart farming yang disediakan oleh BroilerX.

“Sehingga tercipta iklim kolaboratif yang saling menguntungkan dengan pemanfaatan teknologi, yang diharapkan dapat menciptakan kesejahteraan yang merata,” terang Adityo dalam rilis tersebut.

Sistem pembiayaan yang digunakan dalam kolaborasi ini berbeda dengan sistem tanggung renteng yang selama ini dipakai Amartha untuk menyalurkan modal pada perempuan pengusaha ultra mikro.

Syarat dan Pembiayaan dari Amartha

Dilansir Bisnis.com, pembiayaan Syarat pembiayaan dari Amartha ini tak diberikan secara cuma-cuma. Para peternak harus melalui sejumlah survei untuk bisa lolos dan pendapatkan pembiayaan.

Dari BroilerX sendiri juga memiliki syarat peternak yang bisa bergabung dengannya adalah mereka yang memiliki jumlah unggas minimal sebanyak 5.000 ternak.

“Kalau dari kaca mata perspektif saya agar ketemu angka yang pas ya 5.000 ekor itu. Sehingga bisa bertemu antara effort yang dikeluarkan dengan hasil (laba) yang didapat,”

Kemudian melihat dari kebutuhannya, pembiayaan yang diberikan untuk peternak ini pun berbeda-beda. Amartha akan memberikan pinjaman mulai dari Rp100 juta hingga Rp700  juta per pertenaknya.

Para peternak ayam dapat mengajukan pembiayaan yang digunakan untuk membeli peralatan ternak berbasis teknologi dari BroilerX, sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi.

Para peternak ini memiliki tenor pembiayaan yang disesuaikan dengan masa panen di sektor peternakan, yaitu mulai dari 45 hari sampai 90 hari.

Dalam menyalurkan modal bagi peternak ayam, Amartha memanfaatkan teknologi risk-profiling berbasis AI, yang akan menghasilkan credit scoring akurat bagi peternak.

Upaya Broilerx Dorong Transformasi Digital Berkelanjutan

Sementara itu, BroilerX menyediakan produk dan layanan yang beragam, mulai dari program kemitraan bagi peternak, smart farming atau perangkat kontrol lingkungan kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT), Enterprise Resource Planning (ERP), suplai ayam hidup, dan penyedia karkas ayam.

Adityo mengakui upaya mendorong pemerataan kesejahteraan ini perlu juga melihat aspek transformasi digital yang berkelanjutan.

Pada lingkup UMKM akar rumput misalnya, membutuhkan intervensi dari banyak pihak untuk dapat mengadopsi teknologi digital di berbagai aspek, seperti layanan keuangan, perluasan jangkauan pasar, hingga produktivitas usaha.

Dalam kesempatan yang sama, CEO BroilerX, Prastyo Ruandhito, menilai adanya potensi yang besar untuk pengembangan sektor peternakan.

Namun, menurut Prastyo, para peternak terhambat karena masalah akses finansial. Sering kali peternak sudah siap dengan ilmu dan keahlian, namun terbentur permodalan untuk bisa berkembang.

“Oleh sebab itu, butuh kerja sama dengan mitra lain yang memiliki kredibilitas dalam hal keuangan inklusif. Ini terjawab lewat kolaborasi dengan Amartha,” kata dia.

Prastyo berupaya untuk menghadirkan bisnis yang end-to-end, mulai dari penyediaan teknologi pemantau kondisi kandang, hingga proses penjualan hasil panen yang dapat dipantau secara online.

Kini, layanan BroilerX ia nilai semakin komprehensif dengan adanya penyediaan modal bagi peternak lewat Amartha.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya