SOLOPOS.COM - Suasana Kawasan Toko Emas di Wilayah Coyudan, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jumat (9/6/2023). (Solopos.com/Gigih Windar Pratama).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah warga Solo menyebut belum tertarik berinvestasi emas karena dianggap membutuhkan modal yang besar dan langkah yang sulit. Sementara, keuntungan yang didapat sedikit.

Sejumlah orang lebih memilih berinvestasi di tanah, saham, valuta asing (valas) hingga Surat Berhaga Negara (SBN). Investasi tersebut dipilih karena margin keuntungan lebih pasti hingga jangka waktu investasi yang lebih pendek.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Warga Setabelan, Banjarsari, Olin, menyebut investasi emas memiliki margin yang sedikit dengan jangka waktu yang lumayan panjang. Hal itu membuatnya memilih berinvestasi dengan membeli tahan atau obligasi.

“Kalau emas tertarik sebenarnya karena orang tua dulu juga investasi di situ. Tapi sekarang marginnya sedikit, jadi misalkan mau investasi lebih milih untuk beli tanah, di sekitar Boyolali atau Karanganyar, sama investasi di valas. Apalagi kalau emas itu jangka waktunya butuh waktu bertahun-tahun baru bisa untung itupun marginnya kadang enggak besar,” ucapnya kepada Solopos.com, Jumat (9/6/2023).

Olin menjelaskan, dalam jangka waktu dua tahun, ia hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp2 juta untuk investasi emas. Menurutnya, keuntungan tersebut terlalu sedikit dengan jangka waktu investasi yang dilakukan.

“Misal beli emas Rp5 juta tahun 2021, kalau dijual maksimal keuntungannya hanya Rp2 juta karena laku Rp7 juta. Jangka waktunya dua tahun dibagi 12 bulan berarti cuman Rp165.000 per bulannya,” ucapnya.

Olin membandingkan dengan membeli valas dengan jangka waktu yang sama. Ia bisa mendapatkan keuntungan Rp350.000 per bulannya.

“Misalkan beli 500USD nanti ketika rupiah melemah untungnya bisa Rp350.000 misal dijual di satu bulan setelah pembelian. Selain itu juga lebih aman dan penyimpanannya enggak sulit,” ujarnya.

Cerita serupa juga diungkapkan Saskia, warga Keprabon yang masih belum tertarik berinvestasi emas. Ia memilih untuk menabung dan membeli tanah sebagai investasi.

“Kalau beli emas saya belum tahu caranya dan buat menjaganya susah, kalau ditaruh di rumah risikonya hilang, kalau disimpan di bank nanti kena biaya tambahan lagi. Kalau dari orang tua lebih mengarahkan menabung dulu terus uangnya beli tanah sebagai investasi,” ucapnya.

Saskia menambahkan, saat ini memiliki Obligas SBN dengan nilai Rp25 juta. Ia menjelaskan, apabila membeli emas dengan nominal yang sama bisa mendapatkan keuntungan, namun dengan risiko yang juga besar.

“Kalau obligasi didiamkan saja sudah dapat untung meskipun memang bunganya kecil. Kalau emas apalagi emas perhiasan, kadang harganya bisa turun kalau ada lecet dan sebagainya, risiko hilang juga cukup besar apalagi misalkan emasnya itu notanya hilang, harganya bisa turun jauh,” jelasnya.

Penjualan Stabil

Hal berbeda dirasakan para pengusaha perhiasan emas.

Salah satu penjual perhiasan emas di Kawasan Coyudan, Kristin, Jumat (8/6/2023) menceritakan Viral Warga Enggan Investasi Emas karena Toko Bangkrut di Pemalang, Solo Aman.

“Kalau Juni memang agak landai tapi stabil penjualannya, rata-rata per hari transaksinya sekitar Rp15-20 juta kalau saat ini, justru lebih banyak jual dibandingkan yang beli karena buat kebutuhan sehari-hari,” jelasnya, Jumat.

Ia menyebut kabar viral soal toko emas di Pemalang yang bangkrut tak mempengaruhi penjualan emas di Solo. Kristin menyebut, para pedagang emas di Coyudan punya pelanggan setia dan saling percaya.

“Sepertinya enggak ada pengaruh buat yang di sini, apalagi dengan kondisi sekarang itu tiap toko emas punya pelanggannya masing-masing. Jadi sudah saling percaya, dan toko emas itu enggak bisa sewaktu-waktu tutup begitu, sepertinya juga itu ada kesalahan komunikasi,” tegasnya.

Cerita serupa juga diungkapkan pedagang toko emas di Coyudan lainnya, Karin, yang menyebut penjualan di Juni cukup stabil dibandingkan Mei. Ia menyebut di Mei banyak yang menjual emas dibanding membeli untuk menutupi kebutuhan pascalebaran.

“Juni ini sudah mending dibandingkan Mei, yang beli lumayan yang jual juga enggak sebanyak di Mei. Rata-rata belinya kalung sama cincin apalagi harga emas juga sedang stabil di kisaran Rp725.000 per gramnya, kalau mau beli buat investasi pas,” jelasnya.

Karin juga tak khawatir kehilangan pembeli karena kabar tersebut karena selama ini sudah punya pelanggan setia. Terlebih, emas perhiasan yang dia jual memiliki sertifikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya