SOLOPOS.COM - Perajin menunjukkan proses pembuatan lukis payung pada bazar UMKM seni Solo Art Market (SAM) di Koridor Ngarsopuro, Solo, Minggu (5/2/2023). (Solopos/Putut Hartanto)

Solopos.com, SOLO — Ketua BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Solo yang baru terpilih Respati Achmad Ardiyanto menegaskan pentingnya  klasterisasi usaha bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu berkembang.

Saat diwawancara Solopos.com, melalui telepon, Selasa (14/2/2023), ia mengatakan klasterisasi yang dimaksud yakni membagi antara produksi dan marketing.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“UMKM yang kuat di produksi harus menggandeng pelaku bisnis yang kuat di marketing, dan sebaliknya, yang mau menjual produk-produk tertentu tapi tidak mampu produksi bisa menggandeng maklon,” papar Respati Ardi, Selasa.

Secara singkat, maklon adalah pengerjaan produk yang dilakukan oleh pihak lain. Strategi ini biasa dilakukan di industri kosmetik dan disebut Ardi menjanjikan karena membagi biaya produksi serta masih sesuai dengan etika bisnis.

Menurut Ardi, reseller dan affiliator adalah pihak-pihak yang unggul di bidang marketing. Kedua pihak tersebut bisa diajak bekerja sama oleh pebisnis yang memproduksi suatu barang tapi tidak mampu memasarkannya.

Ardi juga mengatakan tantangan bagi pebisnis baru membuka usaha di Soloraya antara lain perlu mengetahui segmentasi pasar.

Dimudahkan

Pebisnis baru juga cukup dimudahkan karena Hipmi memfasilitasi pelatihan dan berbagai sertifikasi UMKM. Kemudahan lain bagi pebisnis baru di Solo yakni pemerintah sudah memudahkan prosesnya lewat kelancaran regulasi.

“Dari HIPMI sudah ada fasilitas, dari pemerintah regulasi mudah, tantangannya sekarang segmentasi pasar. Pelaku usaha harus bisa mengenali target pasar mereka dan prospeknya ke depan seperti apa, agar mereka tidak hanya membuka bisnis musiman yang ikut ramai tren saja,” tambah Ardi.

Ardi menambahkan sustainability diperlukan agar UMKM terus berdiri dan menghasilkan. Momentum loncatan pariwisata dan kuliner yang terbentuk pasca pandemi Covid-19 juga diharapkan Ardi dimanfaatkan para pebisnis agar dapat tumbuh pesat.

Perdagangan terutama di bidang fashion disebut Ardi masih merajai atau jadi unggulan bisnis di Soloraya. Disusul pariwisata, kuliner, hotel, dan penginapan.

Sementara itu industri manufaktur yang cukup kuat di bidang fashion antara lain tekstil dan garmen.

Ardi yakin pasar lokal masih kuat karena ketergantungan masyarakat terhadap produk luar negeri hanya sebesar 20%, artinya 80% kebutuhan masyarakat harus ditopang oleh usaha lokal.

Pemilik usaha masker kesehatan di Klaten, Arsy Yulifa, mengaku tertarik dengan maklon dan sudah ditawari bekerjacsama dengan sebuah pabrik masker di Brebes. Tapi, dia masih mengurungkan niat.

“Modalnya cukup besar, saya masih menyiapkannya,” papar Arsy saat dihubungi via telepon, Selasa (14/2/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya