SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi. (Freepik).

Solopos.com, SOLO — Internet tidak hanya menjadi kebutuhan warga yang tinggal di area perkotaan, namun juga masyarakat di pinggiran.

Data yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan pada 2022 jumlah penduduk Indonesia yang terkoneksi Internet sebanyak 215.6 juta jiwa, dengan tingkat penetrasi mencapai 78.19%.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Data tersebut juga menunjukkan kontribusi pengguna Internet pada masyarakat rural atau desa mencapai 35.43%. Hal ini tergambar di Desa Jeron, Nogosari, Boyolali.

Warga Jeron, Hari, 25, mengatakan sudah memasang WiFi atau jaringan nirkabel yang biasa digunakan oleh perangkat komputer untuk dapat terhubung ke Internet tanpa menggunakan kabel apapun, sejak 2021. Dia mengatakan waktu itu kebutuhannya untuk kuliah daring.

“Biar lebih murah pake WiFi karena pakai paket data kan boros. Kalau biaya aku ambil yang tarifnya Rp180.000 per bulan,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (27/10/2023).

Dia mengatakan akhir-akhir ini lebih sering menggunakan Internet untuk mengakses sosial media (sosmed). Meski begitu dia mengatakan masih menggunakan Internet untuk keperluan kerja.

“Lebih menggunakan Internet buat sosmed seperti Twitter, Facebook, dan Youtube. Kalau dulu sering menggunakan untuk urusan kuliah, sekarang lebih banyak untuk sosmed. Kadang-kadang ya untuk kerja [les online], tapi sudah jarang. Yang sering buat kuliah sekarang adik,” kata dia.

Dia mengatakan saat ini keluarganya sudah sangat jarang menonton televisi dan beralih ke Internet.

“Kadang-kadang nonton TV, tapi paling acaranya itu-itu saja yang ditonton. Bosen sih, tidak ada acara yang bagus, banyak iklan,” lanjut dia.

Warga lain, Faisal, mengatakan langganan WiFi di rumah ketika momen pandemi pada 2020. Seperti Hari, dia memutuskan untuk memasang WiFi lantaran kebutuhan kuliah online.

Dia mengatakan sinyal dari provider Internet seluler tidak terlalu stabil untuk kuliah daring. Dia membayar biaya langganan WiFi Rp150.000 per bulan.

Dia mengatakan selain untuk kuliah, dirinya menggunakan internet untuk hiburan lewat sosial media. “Kadang untuk keperluan kerja/sekolah tapi terkadang buat hiburan. Tapi sering membuka media sosial,” kata dia.

Sejak memasang WiFi di rumah, Fais mengaku sudah jarang menonton TV. Dia mengatakan dibandingkan YouTube, acara TV cenderung monoton dan membosankan.

“Iya bisa jadi karena membosankan. Palingan acara TV yang ditonton hanya sepak bola. Lagi pula TV di rumah juga belum dipasang STB,” kata dia,

Lalu warga lain, Siwi juga mengaku memasang WiFi di rumah ketika harus kuliah online dari rumah. Dia memasang WiFi sekitar tahun 2021 dengan biaya Rp125.000 per bulan.

“Dulu Rp125.000 per bulan, sekarang Rp150.000, lumayan sih udah bisa buat buat Zoom, sama YouTube,” kata dia.

Dia mengatakan setelah kuliah dilaksanakan secara tatap muka, dirinya lebih sering menggunakan Internet untuk hiburan, misalnya membuka Youtube. Sisanya digunakan untuk mengerjakan tugas kuliah

Sejak tiga tahun lalu, TV di rumahnya bahkan rusak dan sengaja tidak diperbaiki. Dia mengatakan keluarganya memang tidak lagi menonton TV, apalagi setelah memasang wifi di rumah.

“Dulu kan rusak TV-nya, habis itu terus pasang WiFi, malah jadinya sekarang kalau butuh hiburan ya dari Youtube. Nonton di Youtube paling lebih bervariasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya