SOLOPOS.COM - Ilustrasi penumpan pesawat di terminal Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang. (Solopos.com-Humas PT AP I Bandara Ahmad Yani)

Solopos.com, JAKARTA – Menutup kinerja 2021, PT Angkasa Pura I (persero) mencatat kerugian senilai lebih dari Rp2 triliun (belum diaudit) akibat pandemi Covid-19.

Terkait hal ini, PT Angkasa Pura I (persero) atau AP I masih menunda pengembangan kapasitas di dua bandara kelolaan demi menekan beban utang selama pandemi Covid-19.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Direktur Kepatuhan, Aset dan Pengadaan AP I Israwadi mengatakan sebelum Covid-19 melanda, bandara AP I berada dalam kondisi kekurangan kapasitas atau lack of capacity lantaran sudah tidak bisa menampung tingkat permintaan yang ada.

Guna mengatasi persoalan tersebut, AP I melakukan pengembangan dan perluasan bandara. Pada periode awal, kinerja keuangan AP I masih cukup mendanai pengembangan bandara dan meningkatkan kualitas pelayanan.

Baca Juga: Penumpang Pesawat di Bandara Adisutjipto Jogja Melonjak Hingga 7,8 Juta

Namun, saat ini, mayoritas total belanja modal atau Capital Expenditure (capex) yang digunakan oleh AP I untuk membiayai pengembangan bandara bersumber dari pinjaman.

Sebagai gambaran, total capex yang digelontorkan oleh AP I selama 2013-2021 senilai total Rp37,3 triliun. Dari besaran nominal tersebut, sekitar Rp31,5 triliun pendanaan bersumber dari pinjaman.

“Saat ini, masih ada dua bandara yang ditunda pengembangannya, yaitu Sultan Hasanuddin di Makassar karena Covid-19 dan ini memang kita jaga supaya proyek pengerjaan itu tidak mangkrak. Paling tidak atap sudah berhasil dikerjakan sehingga tidak mangkrak. Kemudian Bandara Sentani di Papua yang merupakan program KSP karena kondisi Covid kami usulkan penundaan pengembangannya,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (14/3/2022).

Baca Juga: Soetta Masuk 10 Besar Bandara Tersibuk Dunia, Ini Respons Angkasa Pura

Sementara itu, lanjutnya, sebanyak enam bandara bisa dirampungkan pengembangannya dalam kurun waktu 2018-2020. Dengan demikian kapasitas yang dimiliki bandara –bandara tersebut sudah bisa untuk menampung jumlah penumpang yang lebih besar.

Dia menyebutkan progres pengembangan bandara yang sudah rampung dan bersumber dari pinjaman adalah Bandara Ahmad Yani di Semarang, Bandara Syamsudin Noor di Banjarmasin, Yogyakarta International Airport (YIA), Bandara Ngurah Rai di Bali, dan pengmebangan minor di Bandara Adisumarmo di Solo.

Pada 2021, AP I telah merampungkan pengembangan bandara Pattimura di Ambon, Bandara Juanda di Surabaya, kemudian Bandara Sam Ratulangi di Manado, dan Bandara Internasional Lombok guna persiapan MotoGP dan World Superbike.

Baca Juga: Bandara Halim Ditutup, Angkasa Pura II Atur Perpindahan Penerbangan

“Namun, saat ini pada 2020 jumlah pergerakan penumpang hanya mencapai sebanyak 33 juta penumpang dan 2021 turun lagi 28 juta penumpang,” tekannya.

Sementara itu, Direktur Utama AP I menuturkan sepanjang dua bulan berjalan pada 2022, AP I mencatat telah melayani sebanyak lebih dari 6 juta penumpang.

Jika dilakukan perbandingan dengan periode yang sama pada 2021, di mana terdapat 3.837.358 penumpang terlayani di 15 bandara kelolaan Angkasa Pura I, maka terdapat pertumbuhan jumlah penumpang terlayani sebesar 59 persen.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Kurangi Beban Utang, Angkasa Pura I Tunda Pengembangan 2 Bandara 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya