SOLOPOS.COM - Ilustrasi produk sepeda listrik yang dipamerkan pada di Gradhika Bakti Praja, Kota Semarang, Kamis (17/3/2022). (Solopos.com-Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SOLO – Produk sepeda listrik asal Klaten mampu menembus pasar Eropa. Sepeda listrik ini merupakan satu dari 22 produk industri kecil menengah (IKM) dari Soloraya yang mampu menembus pasar global.

Ke-22 produk IKM itu telah menerima fasilitas program Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) sejak 2017-sekarang. Potensi ekspor produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terus digali agar bisa berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Kepala Seksi (Kasi) Kepabeanan dan Cukai V Bea Cukai Solo, Agung Setijono, mengatakan program KITE bertujuan menggali potensi ekspor di masing-masing daerah. Harapannya, bisa mendatangkan devisa negara dan berandil terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

“Di Soloraya, ada 22 IKM yang menerima fasilitas program KITE. IKM yang memanfaatkan program KITE paling banyak sebelum muncul pandemi Covid-19. Pada 2022, ada satu IKM yang memanfaatkan fasilitas program KITE. Tahun ini juga ada, namun masih dalam tahap penjajakan dan kurasi produk,” kata dia, saat ditemui Solopos.com di kantornya, Rabu (3/5/2023).

Menurut Agung, puluhan IKM yang menerima fasilitas program KITE tersebar di Soloraya. Produk IKM bisa naik kelas dan menembus mata rantai pasar global setelah memanfaatkan fasilitas program KITE. Misalnya, mebel, fesyen, hingga kerajinan tangan.

“Ada IKM asal Klaten yang memproduksi sepeda listrik yang menembus pasar global. Diekspor ke sejumlah negara di Eropa. Artinya, potensi pasar ekspor di Soloraya sangat menjanjikan hanya harus digali secara matang,” ujar dia.

Dilansir dari laman resmi Bea dan Cukai, guna mendukung perkembangan IKM berorientasi ekspor dalam pengadaan bahan baku, Bea Cukai Solo memberikan kemudahan berupa fasilitas KITE IKM kepada produsen sepeda listrik asal Klaten, PT Fantom Gowest Indonesia. Fasilitas yang diberikan sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Bea Cukai Solo No. 03/KBC.1003/2022 tanggal 20 Juli 2022.

Agung menyebut IKM berperan penting dalam mendorong perekonomian daerah dan penyerapan tenaga kerja. Saat ini, beragam produk IKM hanya dipasarkan di level lokal. Padahal, memiliki potensi besar untuk menembus pasar global. Tentunya, produk tersebut harus melewati proses kurasi untuk meningkatkan kualitas dan daya saing di pasar internasional.

Bea Cukai secara terus menerus memberikan literasi ekspor dan impor serta fasilitas kepabeanan ke pelaku IKM di Soloraya. “Di Solo itu, kinerja ekspor ditopang batik dan tekstil. Terutama batik yang diandalkan untuk mendongkrak nilai ekspor setiap tahun. Pekan lalu, saya survei ke wilayah Girimarto, Wonogiri. Ada produk lokal yang berpotensi masuk pasar internasional,” papar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Ekspor dan Pemasaran Produk Dalam Negeri Dinas Perdagangan (Disdag) Solo, Endang Kurnia Maharani mengatakan ada lebih dari 10 komoditi ekspor mulai dari batik, mebel rotan hingga industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Kota Solo mengandalkan batik dan industri TPT untuk menggenjot nilai ekspor.

Sepanjang 2022, kinerja ekspor tumbuh dan mencatatkan tren positif seiring aktivitas ekonomi pulih dan menggeliatnya perekonomian daerah. “Kami terus memfasilitasi IKM dan UMKM yang memiliki potensi naik kelas. Kami menggandeng instansi pemerintah lainnya dan organisasi pelaku usaha untuk menggali potensi pasar ekspor,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya