Bisnis
Jumat, 24 Februari 2023 - 19:52 WIB

Keren! Ibu-Ibu dari Karanganyar Ini Ubah Sampah Kertas Jadi Rupiah

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik Izdihar Craft, Endang, 48, menata produk kerajinan miliknya di Kantor Pos Solo, pada Jumat (24/2/2023). Endang berhasil menyulap limbah kertas bekas menjadi berbagai bentuk kerajinan anyaman. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Perempuan asal Kabupaten Karanganyar, Endang, 48, berhasil menyulap limbah kertas bekas menjadi berbagai bentuk kerajinan anyaman.

Bermodal sampah, pemilik Izdihar Craft menghasilkan omzet hingga jutaan rupiah per bulan.

Advertisement

Endang sebelumnya pernah bekerja sebagai kepala produksi di salah satu perusahaan. Pandemi Covid-19 memaksanya resign bekerja karena permintaan pesanan ke perusahaan yang terus mengalami penurunan.

Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo jurusan Arsitek ini memutuskan untuk beralih menjadi perajin anyaman dari limbah kertas berbekal kegemaran dan keterampilan untuk membuat kerajinan tangan.

Advertisement

Alumnus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo jurusan Arsitek ini memutuskan untuk beralih menjadi perajin anyaman dari limbah kertas berbekal kegemaran dan keterampilan untuk membuat kerajinan tangan.

Ia belajar membuat produknya secara autodidam berbekal dari YouTube dan mengamati produksi rotan di salah satu di Gawok, Kabupaten Klaten. Menurut Endang konsep dan model anyaman limbah kertas miliknya kurang lebih sama dengan anyaman rotan.

Produk pertama yang ia buat adalah tas anyaman dari limbah koran yang hingga saat ini tidak ia jual karena menurutnya merupakan benda yang bersejarah untuknya.

Advertisement

Untuk produksi produk miliknya paling tidak memakan waktu tiga hari, dari proses melinting kertas, menganyam, kemudian penjemuran.

Ia biasanya membeli kertas bekas dari warga sekitar, karena rumahnya berdekatan dengan sekolah, ataupun ketika banyak pesanan datang ia membeli ke pengepul barang bekas.

Endang mengaku pernah kesulitan mencari bahan baku dan membuatnya membeli kertas buram untuk bahan baku produknya.

Advertisement

Untuk kertas yang bisa digunakan untuk membuat anyaman hanya kertas dengan ketebalan tipis, seperti HVS, kertas buku tulis, dan kertas koran. Kertas tersebut dipotong dengan lebar tujuh sentimeter dan tinggi disesuaikan dengan ukuran kertas asli.

Kerajinan anyaman dari limbah kertas ini, memerlukan teknik menganyam tunggal ataupun double, ternyata pola anyaman yang ingin dibuat. Kertas tersebut disambung menggunakan lem satu sama lain, hingga berhasil membuat satu produk..

“Misalnya untuk tempat pensil bisa menggunakan botol air mineral untuk tatakan lebih dahulu, kemudian tinggal mengikuti pola anyaman sesuai bentuk botol,” papar Endang.

Advertisement

Kerajinan buatan Endang mempunyai karakter yang colorfull dan sengaja dipernis untuk menunjukkan kesan mengilap dari produknya.

Dalam sebulan ia rata-rata mendapatkan omzet hingga Rp2 juta. Ketika pameran atau bazar kerajinan buatan Endang laku keras, misalnya saat ia membuka stan di salah satu hotel saat ASEAN Paragames, ia berhasil menjual 200 produk kerajinan miliknya.

Untuk harga produknya bervariasi, tergantung ukuran dan kesulitan. Misalnya tempat pensil dibanderol dengan harga Rp15.000, tempat menaruh gantungan kunci seharga Rp55.000, dan tas anyaman dibanderol dengan harga mulai Rp100.000, serta hiasan meja berupa vas dan bunga perca dihargai Rp50.000 per produk.

“Kalau orang suka seni atau karya berapapun harganya pasti dibeli, tapi banyak juga yang ditawar karena tidak termasuk pada kebutuhan primer. Tapi alhamdulillah bisa untuk mencukupi ekonomi keluarga,” ujar Endang.

Produknya mulai dilirik ketika berhasil lolos kurasi dan ada pelatihan dari Pemkot Solo. Serta saat ini ia juga mendapatkan pendampingan dari Kantor Pos Solo untuk membuka lapak di sana.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif