Bisnis
Senin, 22 Agustus 2022 - 18:21 WIB

Kenapa Harga Telur Terus Naik? Ini Alasannya

Anik Sulistyawati  /  Maulana Wildan Ibrahim  /  Indra Gunawan  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harga telur terus naik karena sejumlah faktor. (Ilustrasi/Antara/Aprillio Akbar)

Solopos.com, SOLO – Harga telur ayam di sejumlah wilayah terpantau naik, apa kira-kira penyebabnya? Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah komoditas pangan di Jawa Tengah terpantau turun pada Senin (22/8/2022).

Namun demikian, harga beras kualitas super II, daging ayam ras segar, dan harga telur ayam yang masih tertahan tinggi.

Advertisement

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, Senin, harga daging ayam ras segar juga naik menjadi Rp34.250 per kg atau naik Rp300 dari harga sebelumnya. Harga telur ayam ras segar di Jateng naik 0,52% (Rp150) menjadi Rp29.700/kg.

Sementara secara nasional harga sejumlah komoditas pangan terpantau turun pada Senin. Tetapi, untuk minyak goreng masih terlihat naik diikuti dengan gula pasir kualitas premium dan harga telur ayam yang masih tertahan tinggi.

Advertisement

Sementara secara nasional harga sejumlah komoditas pangan terpantau turun pada Senin. Tetapi, untuk minyak goreng masih terlihat naik diikuti dengan gula pasir kualitas premium dan harga telur ayam yang masih tertahan tinggi.

Lantas apa yang menyebabkan harga telur ayam naik terus?

Baca Juga: Harga Berbagai Komoditas di Pasar Legi Solo Terpantau Turun

Advertisement

Bersama kenaikan harga ikan segar, bawang dan tarif kenaikan angkutan udara, telur menyumbang inflasi sebesar 0,16 persen. Total inflasi pada bulan lalu tercatat sebesar 0,43 persen dengan Indeks Harga Konsumen sebesar 110,42.

Ketua BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa telur ayam memberikan andil 0,05 persen terhadap indeks harga perdagangan besar (HPB) yang totalnya melonjak 0,33 persen pada Mei.

“Penyebabnya adalah tingginya biaya produksi sebagai respons dari meningkatknya harga pakan ternak. Sehingga membuat beberapa peternak mengurangi populasi ayamnya,” ujar Margo dalam keterangan pers virtual, Kamis (3/6/2022) yang dilansir Bisnis.

Advertisement

Baca Juga: Kenapa Kabupaten Wonogiri Dikenal Penghasil Mete? Ini Jawabannya

Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengatakan kenaikan harga pakan ini terjadi pada Januari, Februari, hingga Maret 2022, berdampak pada beban produksi ayam petelur.

“Beberapa hari lalu, harga pakan yang sempat ramai karena harga pakan untuk ayam petelur beda dengan pakan ayam potong. Petelur itu sudah mengalami kenaikan yang variatif ada yang naik Rp1.000, Rp2.000, bahkan sampai Rp2.500. Ini yang membuat harga itu terdongkrak naik,” kata Reynaldi kepada Bisnis, Jumat (3/6/2022).

Advertisement

Menurut dia, pemerintah mesti memperbaiki tata niaga dan membuat desain pangan agar permintaan dan kendala-kendala yang ada bisa diketahui.

Dengan desain pangan diharapkan, peternak telur berharap ada desain pangan dan data pangan untuk menentukan arah kebijakan pangan ke depan.

Itulah ulasan kenapa harga telur cenderung terus naik di sejumlah daerah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif