SOLOPOS.COM - Ilustrasi

Solopos.com, JAKARTA–Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan izin usaha Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta masih terbuka lebar.

ESDM mencatat ada pertumbuhan investasi yang signifikan di sisi hilir bisnis penyaluran bahan bakar minyak (BBM) di tengah persaingan harga yang makin kompetitif antara stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) swasta dengan PT Pertamina (Persero).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Maompang Harahap mengatakan masih terdapat sejumlah pengajuan izin penambahan unit SPBU yang disampaikan badan usaha swasta hingga akhir tahun ini. Hanya, Maompang enggan memberi detil ihwal jumlahnya.

“Jumlah [SPBU] ini masih akan bertambah karena ada beberapa pengajuan izin yang masih dalam proses,” kata Maompang saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (16/10/2022).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah SPBU secara nasional sebanyak 13.814 unit hingga akhir September 2022.

Jumlah itu berpotensi bertambah seiring dengan pengajuan izin dari badan usaha swasta tersebut.

“Secara umum jumlah SPBU sampai dengan akhir September 2022 ada 13.814 unit,” kata dia.

Seperti diketahui, langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar, serta BBM nonsubsidi yakni Pertamax, membuat tingkat persaingan di bisnis hilir migas antara Pertamina dengan perusahaan swasta kian mendekati seimbang.

Per 3 September 2022, harga Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter kini naik menjadi Rp10.000 per liter. Kemudian, harga solar subsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter.

Selanjutnya, harga Pertamax nonsubsidi dari Rp12.500 per liter naik menjadi Rp14.500 per liter.

Presiden Direktur dan Country Chair Shell Indonesia Ingrid Siburian mengatakan, penyesuaian harga BBM oleh Pertamina, cukup berpengaruh terhadap peningkatan penjualan BBM milik Shell.

“Ada tren positif dari penyesuaian harga itu [BBM Pertamina], karena dilihat dari meningkatnya volume kendaraan yang datang ke SPBU kami. Tapi ini kan masih baru, September lalu. Jadi kalau ditanya dampaknya secara menyeluruh kita perlu monitor dulu tapi kita lihat ada tren positif,” katanya, saat ditemui di sela-sela gelaran Shell Eco-Marathon 2022 di Sirkuit Internasional Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Di sisi lain, Perusahaan patungan BP dengan PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA), PT Aneka Petroindo Raya (BP-AKR) menilai positif potensi pasar BBM berkualitas di Indonesia seiring persaingan harga yang makin kompetitif antar sejumlah badan usaha swasta dengan PT Pertamina (Persero) saat ini.

Marketing Director & Global Brand Lead BP Vanda Laura mengatakan bp-AKR bakal terus mengembangkan jaringan SPBU secara bertahap seiring dengan prospek pasar yang masih positif mendatang.

“Kami melihat potensi pasar BBM berkualitas di Indonesia terus tumbuh, untuk itu bp-AKR terus mengembangkan jaringan SPBU nya secara bertahap,” kata Vanda saat dihubungi, Minggu (16/10/2022).

Sejak beroperasi perdana pada 2018 lalu, Vanda mengatakan, BP-AKR telah mengembangkan sebanyak 32 SPBU yang tersebar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Timur hingga saat ini.

“Kami akan terus berekspansi mengembangkan jaringan SPBU BP-AKR, hal ini sebagai wujud komitmen BP-AKR dalam penyediaan dan mendekatkan akses masyarakat terhadap bahan bakar dan layanan berkualitas,” kata dia.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Bisnis SPBU Kian Sengit, ESDM: Pengajuan Izin dari Swasta Masih Bertambah

Nyoman Ary Wahyudi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya