SOLOPOS.COM - Pekerja memeriksa stok beras di gudang Bulog Indramayu, Jawa Barat, Kamis (9/12/2021). Meskipun disebut sudah tidak mengimpor beras selama 3 tahun, namun berdasarkan Indonesia masih mengimpor beras khusus hingga 2022. (Antara/Dedhez Anggara).

Solopos.com, JAKARTA–Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim produksi beras nasional aman hingga akhir 2022.

Hal itu ditambah dengan peluang tambahan stok pada produksi periode Oktober-Desember 2022 diperkirakan mencapai 5 juta sampai 6 juta ton beras.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Periode Oktober-Desember 2022 ini diprediksi akan ada gabah kering giling [GKG] mencapai 10,24 juta ton. Kalau jadi beras, kira-kira 5 hingga 6 juta ton,” kata Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan Moh Ismail di Jakarta, Minggu (20/11/2022).

Perkiraan tersebut membuat produksi padi pada periode Oktober-Desember 2022 lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu.

Kenaikannya 15,06% atau setara 1,34 juta ton GKG. Total produksi padi 2022 diproyeksikan meningkat 2,31% (1,25 juta ton) dari 2021 sehingga secara kumulatif mencapai 55,67 juta ton.

Baca Juga: Klaten Panen Padi di Lahan IP400, Stok Beras Surplus hingga 34.277 Ton

Jika dikonversi ke beras, lanjutnya, produksi 2022 diperkirakan mencapai 32 juta ton.

Sementara kebutuhan konsumsi setahun sebesar 30,2 juta ton.

Artinya, ujar dia, pada tahun ini diperkirakan surplus beras mencapai 1,8 juta ton.

Apabila ditambah surplus tahun sebelumnya, jumlah surplus mencapai 5,7 juta ton beras.

Ismail mengakui harga beras saat ini sedang naik dikarenakan ada kenaikan harga komponen-komponen penyusun harga beras.

Baca Juga: Stok Beras Menipis, Bulog Minta Pemerintah Segera Impor

“Kalau tidak ada kenaikan harga bahan bakar minyak [BBM] dan harga pupuk, setiap tahun harga gabah di musim saat ini [Oktober-Desember] selalu tinggi daripada musim tanam sebelumnya,” jelas dia.

Ia menjelaskan harga beras semakin tinggi karena petani menggunakan pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal, ditambah dengan kenaikan harga BBM, hingga harga upah yang juga naik sekitar Rp20.000 sampai Rp25.000 ribu per hari.

Kenaikan harga beras juga dipicu sentimen negatif terhadap cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perusahaan Umum Bulog yang dianggap tipis.

“Pasar berpikir bahwa pemerintah tidak punya alat untuk memberikan sentimen positif dalam menekan harga karena stok tidak banyak,” kata Ismail.

Baca Juga: Gunakan Biosaka, Panen Padi Petani Blitar Capai 8.9 Ton Per Hektare

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menjelaskan saat ini stok CBP menipis. Itu terjadi karena prouksi padi terbatas dan harga jual tinggi.

Budi Waseso mengaku kesulitan membeli beras atau gabah di tingkat produsen karena keterbatasan pasokan di tingkat penggilingan maupun petani.

Bulog, kata Buwas, telah mengumpulkan para mitra pengusaha penggilingan padi dan telah membuat perjanjian untuk bisa menyerap 500 ribu ton beras hingga Desember 2022.

Namun, kata dia, hingga 16 November 2022, Bulog baru bisa menyerap 92.000 ton karena sudah tidak ada stok beras tingkat penggilingan padi.

Imbasnya, CBP saat ini di gudang Bulog hanya 651.000 ton, jauh dari target pemerintah sebanyak 1,2 juta ton.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Tapi Petani di Sragen Tak Ikut Menikmati

Berdasarkan hasil survei cadangan beras nasional oleh Badan Pusat Statistik, Kementan, dan Badan Pangan Nasional, stok beras per akhir Juni 2022 mencapai 9,71 juta ton.



Sebanyak 67,94% berada di rumah tangga, Bulog 11,40%, pedagang 10,67%, penggilingan 7,15%, serta horeka (hotel, restoran, dan katering) dan industri 2,84%.

Ismail memastikan produksi beras nasional hingga akhir Desember 2022 cukup. Ini didasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) oleh BPS yang telah dievaluasi oleh tim ahli statistik.

Bahkan Ismail menyebut stok beras di Jawa Barat meningkat tajam hingga membuat pemasok beras asal Jawa Tengah ditolak masuk ke pasar Jawa Barat, terutama ke Kabupaten Karawang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya