Solopos.com, JAKARTA–Per 14 Juni 2022, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan 486 persetujuan ekspor (PE) melalui skema DMO terhadap 32 perusahaan dalam rangka percepatan ekspor dan pengosongan tangki-tangki CPO.
Sejak pencabutan larangan ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya pada 23 Mei 2022, Kemendag terus mendorong penyaluran CPO, sehingga tangki-tangki dapat kosong dan tandan buah segar (TBS) sawit dapat terserap.
Data Kementerian Perdagangan mencatat dari 486 PE tersebut alokasi total PE sebesar 566.614 ton dengan perincian CPO sebanyak 38.570 ton, RBD palm oil 207.581 ton, RBD palm olein 318.363 ton, dan used cooking oil (UCO) 2.100 ton.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan optimistis dengan percepatan ekspor baik dengan domestic market obligation (DMO) dan flush out harga TBS dapat terserap dan harga pun akan normal.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan optimistis dengan percepatan ekspor baik dengan domestic market obligation (DMO) dan flush out harga TBS dapat terserap dan harga pun akan normal.
Baca Juga: Keran Ekspor Minyak Goreng Dibuka, Tangki CPO Masih Penuh
“Sudah pasti optimistis, setelah penutupan ekspor tangki produsen pada penuh sehingga perlu dilakukan ekspor sehingga pada saatnya TBS akan dibeli lagi oleh PKS dan PKS akan pasok produksi minyak goreng,” ujar Oke, Selasa (14/6/2022).
Melalui kebijakan DMO, perusahaan dapat melakukan ekspor dengan komposisi 1 banding 5.
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNl) Sahat Sinaga menjelaskan, bila perusahaan telah memberikan 1 ton CPO untuk kebutuhan dalam negeri, dia dipersilakan untuk mengekspor 5 juta ton CPO.
Data Kemendag pun mencatat saat ini saldo DMO sebanyak 450.221 ton yang artinya saldo PE sejumlah 2.251.105 ton. Sahat menyampaikan saat ini kapasitas tangki yang perlu dikosongkan sekitar 5,6 juta ton hingga 5,7 juta ton.
Baca Juga: Minyak Goreng Curah Dihapus, Beri Kepastian Pengumpul Jelantah
“Prioritas pertama mengosongkan tangki melalui ekspor, diharapkan TBS dapat bergulir dan dengan harga minyak sawit dunia yang masih tinggi, harapannya TBS bisa merangkak menuju setidaknya Rp2.500 per kilogram,” ujar Sahat, Selasa (14/6/2022).
Sahat melaporkan sejauh ini pun tangki-tangki CPO masih belum kosong karena regulasi pajak ekspor baru keluar hari ini meskipun larangan ekspor sudah dicabut sejak 23 Mei lalu.
Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) per 13 Juni 2022, harga CPO di ciff Rotterdam sebesar US$1.560 per ton.
“Jadi dengan harga itu, maka dikenakan namanya bea keluar US$288 per ton dan dana pungutan US$200 per ton,” jelas Sahat.
Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Kejar Pengosongan Tangki CPO, Kemendag “Obral” 486 Izin Ekspor