Bisnis
Senin, 18 September 2023 - 17:40 WIB

Kejar Transisi Energi, ICEF Kembali Gelar Indonesia Energy Transition Dialogue

Maymunah Nasution  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Diskusi bertemakan Enabling Rapid Power Sector Transformation sebagai sesi pertama pelaksanaan Indonesia Energy Transition Dialogue 2023, Senin (18/9/2023). (Tangkapan layar YouTube IESR Indonesia).

Solopos.com, SOLO — Indonesia Clean Energy Forum (ICEF) dan Institute for Essential Services Reform (IESR) kembali menggelar Indonesia Energy Transition Dialogue (IETD) secara daring maupun luring, Senin – Rabu (18 – 20/9/2023).

Salah satu tujuan gelaran tersebut yakni menghadapi tantangan transisi energi untuk mencapai akselerasi net zero emission (NZE) pada 2050 mendatang.

Advertisement

Executive Director IESR, Fabby Tumiwa, mengatakan IETD 2023 berfokus pada kemungkinan transformasi energi dengan cepat, serta agar sektor energi dapat mencapai NZE pada 2030.

“Sektor energi lebih mudah mencapai NZE dibandingkan transportasi dan energi karena tiga hal, salah satunya disebabkan teknologi sektor energi sudah mendukung NZE, meliputi tenaga surya, angin hidro, dan pembangkit energi yang lain. Teknologi-teknologi tersebut mampu menciptakan listrik dengan emisi karbon sangat rendah,” ujar Fabby dalam sambutannya pada IETD hari pertama dilansir YouTube IESR, Senin (18/9/2023).

Advertisement

“Sektor energi lebih mudah mencapai NZE dibandingkan transportasi dan energi karena tiga hal, salah satunya disebabkan teknologi sektor energi sudah mendukung NZE, meliputi tenaga surya, angin hidro, dan pembangkit energi yang lain. Teknologi-teknologi tersebut mampu menciptakan listrik dengan emisi karbon sangat rendah,” ujar Fabby dalam sambutannya pada IETD hari pertama dilansir YouTube IESR, Senin (18/9/2023).

Selanjutnya, menurut Fabby, alasan keduanya yakni integrasi menciptakan energi hijau dari pembangkit ramah lingkungan tanpa mengganggu aliran energi lainnya.

Ketiga, biaya pengembangan energi terbarukan sangat ekonomis dibandingkan menggunakan energi berbahan fosil yang secara jangka panjang hal ini membuat harga dan tingkat pekerjaan dapat dikurangi.

Advertisement

Strategi jangka panjang tersebut dapat digunakan untuk menentukan carbon pricing dari Indonesia kepada global.

Fabby menjelaskan, kondisi semakin berat setelah keputusan dari pemimpin G20 untuk mengejar peningkatan kapasitas energi terbarukan tiga kali lipat secara global pada 2030.

Menurutnya, tujuan global membatasi kenaikan suhu mencapai 2,5 derajat Celcius tersebut bukan sekadar ambisius, tetapi mampu dicapai.

Advertisement

Melalui keputusan terbaru dari pemimpin G20, kini kapasitas energi terbarukan harus meningkat dari 600 gigawatt menjadi 11.000 gigawatt pada 2023.

Selanjutnya setelah 2025, kapasitas harus meningkat antara 1000-5500 gigawatt per tahunnya.

Fabby meneruskan, ICEF bertanggung jawab menyusun program jangka panjang untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kapasitas energi terbarukan.

Advertisement

Chairman of ICEF, Bambang Brodjonegoro berharap IETD keenam dapat menjadi forum pembahasan krusial untuk memajukan transisi energi di Indonesia.

“Transisi energi adalah perjalanan yang dinamis. Guna mengatasi tantangan krisis global yang sekarang terjadi, kita semua perlu berpikiran terbuka atas pemikiran baru. Tujuannya adalah mengimplementasikan strategi paling efektif. Di sini [acara IETD] kami ingin menyesuaikan langkah Indonesia dalam transisi energi mengikuti langkah global,” ujar Bambang.

Menurut Bambang, pembangunan berdasarkan pengembangan low carbon sebagai bagian transisi energi harus dapat dicerna, sehingga langkahnya dilakukan bersama.

Tantangan selanjutnya yakni langkah dekarbonisasi dan meningkatkan ekonomi agar Indonesia tidak terus berada dalam middle income trap. Tantangan inilah yang menjadi salah satu pembahasan IETD 2023.

Bambang berharap, transisi energi dapat segera terwujud, sehingga sektor industri dan transportasi dapat segera mencanangkan program NZE. Selain itu, dia juga berharap produksi bahan bakar hijau dapat segera terwujud.

Bambang yakin, momentum transisi energi dapat dimanfaatkan untuk membersihkan pembangkit listrik di Indonesia dan juga mengadakan program kemitraan transisi energi yang adil.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif