SOLOPOS.COM - Seorang karyawan tengah memeriksa mesin di pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk. atau Sritex.(Istimewa/sritex.co.id)

Solopos.com, SOLO — Industri tekstil dan garmen sempat banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dihantam pandemi Covid-19 dan ancaman krisis global imbas dari infasi Rusia ke Ukraina. Meski begitu, industri tekstil dan garmen di Soloraya paling banyak menyerap tenaga kerja.

Oleh sebab itu, Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Solo terus menggenjot beragam pelatihan, pemberdayaan dan sertifikasi tenaga kerja.nKebutuhan tenaga kerja industri tekstil dan garmen cukup besar di Soloraya. Banyak pabrik tekstil dan garmen di beberapa daerah di Soloraya seperti Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar. Pabrik tekstil dan garmen membutuhkan ribuan tenaga kerja dalam proses produksi setiap hari.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Pejabat Pelaksana Subkoordinator Penyelenggaraan Pelatihan Vokasi BPVP Solo, Rusmiyanto, mengatakan industri tekstil dan garmen menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah di Soloraya. Tentunya, tenaga kerja yang dibutuhkan industri tekstil dan garmen cukup besar.

“Serapan tenaga kerja paling tinggi di industri tekstil dan garmen. Banyak pabrik tekstil dan garmen di Soloraya. Kebutuhan tenaga kerja di sektor industri lainnya juga cukup banyak namun tak sebanyak tekstil dan garmen,” kata dia, saat ditemui Solopos.com, Selasa (9/5/2023).

Iyan, sapaan akrabnya, menyampaikan BPVP Solo juga menggandeng perusahaan tekstil dan garmen dalam program pelatihan vokasi. Bahkan, tak jarang manajemen perusahaan tekstil dan garmen terlibat langsung dalam proses pelatihan. Mereka ingin merekrut calon pekerja yang benar-benar memiliki keterampilan dan kompetensi di bidangnya.

Permintaan tenaga kerja di industri tekstil dan garmen cukup tinggi sebelum muncul pandemi Covid-19. “Selama masa pandemi Covid-19, banyak perusahaan tekstil dan garmen mengurangi aktivitas produksi karena minimnya order permintaan dari buyer. Mudah-mudahan, sekarang kembali bergeliat dan merekrut calon karyawan,” kata dia.

Iyan mengungkapkan lebih dari 1.000 orang menjadi peserta program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) sepanjang 2022. Mereka mengikuti program PBK sesuai bakat dan minat yang mecnakup 12 kejuruan.

Mulai dari customer service, instalasi tenaga listrik, menjahit pakaian hingga perakitan komputer. “Untuk target tahun ini kurang lebih sama. Sekitar 1.000 orang hingga akhir 2023. Kami sudah menggelar dua kali program PBK, nanti program ketiga pada Juni.”

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Solo, Widyastuti Pratiwiningsih, mengatakan pemerintah bertugas memfasilitasi perusahaan dan tenaga kerja yang saling membutuhkan. Perusahaan membutuhan tenaga kerja yang memiliki kompetensi di bidangnya. Sedangkan, tenaga kerja membutuhkan pekerjaan untuk menjaga kelangsungan hidupnya.

Dia juga selalu berkoordinasi dengan BPVP Solo untuk melaksanakan program pelatihan tenaga kerja. “Pelatihan-pelatihan tenaga kerja dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing sesuai kebutuhan pasar,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya