SOLOPOS.COM - Bank Muamalat

Solopos.com, JAKARTA–Kapok dalam mengurusi non performing financing (NPF), PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. kini lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan.

Bank syariah pertama di Indonesia ini sempat lama bergulat dengan menumpuknya pembiayaan bermasalah.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad Kusna Permana menjelaskan munculnya non-performing financing (NPF) beberapa tahun lalu disebabkan oleh sejumlah faktor.

Faktor-faktor tersebut kini terus dibenahi oleh Bank Muamalat.

Faktor pertama, ketidakcukupan infrastruktur risiko untuk memitigasi debitur kurang berkualitas yang masuk ke bank.

Baca Juga: Ilham Habibie Mundur dari Komisaris Independen Bank Muamalat, Ada Apa?

Risk infrastructure (Infrastruktur risiko) terdiri atas beberapa hal seperti kebijakan risiko, sistem dan SDM.

Permana berupaya terus memperkuat infrastruktur risiko agar Bank Muamalat dapat memperoleh nasabah yang lebih berbobot.

“Dalam 5 tahun ini kami serius membangun infrastruktur risiko,” kata Permana kepada Bisnis.com, Rabu (25/5/2022).

Faktor berikutnya yang membuat NPF sempat menanjak, kata Permana, adalah program-program akuisisi yang hanya sekadar mengincar pertumbuhan, tanpa memerhatikan kualitas nasabah.

Bank Muamalat sempat agresif menggarap berbagai sektor mulai dari pesawat terbang, rumah, pertambangan, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Wow, Bank Muamalat Indonesia Punya Fitur Baru, Ini Kelebihannya

Adapun saat ini, kata Permana, bank bakal fokus pada segmen syariah dan BUMN.

“Kalau pun korporasi yang kami incar adalah yang blue chips kira-kira, jadi kami sudah punya risk acceptance criteria (RAC)” kata Permana.

RAC debitur adalah sebuah sistem penilaian bank terhadap calon debitur untuk menentukan atau memastikan eligible atau tidaknya calon Debitur tersebut sebagai penerima kredit.

Bank Muamalat juga sudah meningkatkan kualitas dari sumber daya manusia (SDM) internal.

Dengan meningkatnya kualitas SDM, dia meyakini, penyaluran pembiayaan juga akan makin berkualitas.

Baca Juga: Wow, Bank Muamalat Indonesia Punya Fitur Baru, Ini Kelebihannya

Dia mengatakan dengan memperkuat beberapa unsur tersebut, perusahaan opitmistis dapat memitigasi pembiayaan bermasalah kedepannya.

Krisis Bank Muamalat mulai nampak jelas pada 2017, di mana saat itu rasio kecukupan modal (CAR) Bank Muamalat hanya 11,58%, dengan pembiayaan bermasalah di atas 5%.

Adapun pada kuartal I/2022, kewajiban penyediaan modal minimum perusahaan telah menyentuh 33,39%, tumbuh dua kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 15,06%.

Sementara itu NPF gross turun drastis dari 4,93% pada Maret 2021, menjadi 0,94% pada Maret 2022.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Kapok Urusan dengan NPF, Bank Muamalat Selektif Salurkan Pembiayaan

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya