SOLOPOS.COM - Ilustrasi paylater. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Warga Solo mulai meninggalkan pinjaman online (pinjol) dan mulai beralih ke sistem paylater untuk membeli barang jelang Lebaran. Mereka menyebut sistem paylater yang hanya menggunakan biaya anggota, menjadi daya tarik dibandingkan pinjol yang rata-rata bunganya dua persen per hari.

Warga Solo yang memilih menggunakan paylater berbelanja kebutuhan untuk Lebaran, mulai dari pakaian baru, sepatu hingga buah tangan yang dibawa saat mudik. Mereka membeli di beragam e-commerce yang menyediakan fitur pay later.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Salah satu warga yang menggunakan paylater adalah Nindy, ibu rumah tangga yang tinggal di Nusukan, Banjarsari. Kepada Solopos.com, Sabtu (8/4/2023), Nindy mengaku memiliki saldo paylater hingga Rp5 juta di salah satu aplikasi e-commerce. 

Ia mengaku sudah pernah menggunakan pinjol sejak 2021, dan menutup akunnya pada akhir tahun lalu. Nindy mengaku, terpaksa menggunakan pinjol untuk kebutuhan sehari-hari karena pendapatan dari sang suami yang merupakan sopir ojek online (ojol) kadang tidak cukup.

“Sekarang lebih mudah pakai paylater, dulu sempat pakai pinjol buat mencukupi kebutuhan. Tapi kalau telat sehari menagihnya kadang-kadang keterlaluan, bahkan sampai mengancam. Jadi sejak awal tahun ini sudah enggak pakai pinjol lagi,” ulas Nindy.

Saat Ramadan, Nindy menggunakan paylater-nya untuk membeli pakaian Lebaran. Ia berkisah, daya tarik lain yang ditawarkan adalah potongan pembelian di e-commerce saat menggunakan paylater. Saat ini, ia mengaku sudah menggunakan Rp1 juta dari saldo paylater miliknya.

“Kemarin beli beberapa pakaian buat Lebaran buat saya, anak dan suami habisnya Rp1 juta di Shopee. Enaknya kalau pakai paylater, kadang masih dapat potongan ongkos kirim atau potongan pembelian jadi bisa lebih murah,” ucapnya.

Cerita serupa diungkapkan oleh Teguh, pria asal Jebres yang sehari-harinya merupakan pekerja di salah satu bengkel motor ini mengaku memiliki saldo paylater hingga Rp1 juta. Ia juga berkisah sempat menggunakan pinjol, namun kini beralih ke paylater karena tidak tahan menghadapi teror dari debt collector (DC).

“Sudah kapok pakai pinjol, kalau nagih kejam dan bahkan sampai diancam padahal itu yang legal. Saya waktu itu benar-benar enggak punya uang sama sekali dan dipaksa harus melunasi. Kalau sekarang saya cuman pakai paylater saja, DC nya lebih enak untuk diajak kompromi, kalau enggak bisa bayar sekarang bisa dicicil asal ada niat pasti dibantu,” kisah Teguh.

Teguh mengaku saat ini sudah membeli persiapan Lebaran dengan menggunakan paylater di salah satu e-commerce. Ia sudah menghabiskan Rp500.000 untuk membeli pakaian dan buah tangan yang akan dibawa ke kampungnya di Klaten.

“Karena dekat jadi cuman bawa beberapa barang seperti sirup, biskuit sama ada satu baju buat Lebaran. Habisnya sekitar Rp500.000 dan masih bisa ketutup dengan gaji dan kalau dapat tunjangan hari raya (THR) nanti buat beli perlengkapan lainnya,” ujar Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya