SOLOPOS.COM - Pertemuan antara eksportir Indonesia dan perusahaan importir asal Kanada yang difasilitasi Kementerian Perdagangan. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA–Kementerian Perdagangan (Kemendag) menggelar 100 pertemuan antara eksportir Indonesia dan perusahaan importir asal Kanada yang diikuti 29 eksportir Indonesia dan 5 perusahaan importir asal Kanada.

Pertemuan-pertemuan tersebut menghasilkan potensi transaksi untuk 12 bulan ke depan dengan nilai sebesar US$1,8 juta atau sekitar Rp27 miliar untuk produk makanan dan minuman olahan.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

“Pertemuan dengan perusahaan importir asal Kanada menghasilkan potensi transaksi Rp27 miliar untuk 12 bulan ke depan. Pertemuan-pertemuan tersebut digelar sebagai upaya meningkatkan ekspor makanan dan minuman [mamin] olahan ke pasar global,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi, melalui siaran pers, Jumat (16/2/2024).

Keseratus pertemuan tersebut terlaksana pada 5—7 Februari 2024 saat misi pembelian (buying mission) Kanada ke Jakarta. Pertemuan-pertemuan ini bagian dari implementasi kerja sama Direktorat Jenderal PEN Kemendag dengan Trade Facilitation Office (TFO) Kanada.

Produk yang paling diminati para calon pembeli adalah rempah organik, kopi, turunan kelapa, serta kacang-kacangan dan olahannya.

Beberapa komoditas lain yang juga ditawarkan oleh usaha kecil dan menengah (UKM) adalah bumbu masak, beras organik, hasil laut, kecap, buah kering, virgin coconut oil, dan produk bersertifikasi lainnya.

“Selain melalui kerja sama dengan TFO Kanada dalam program misi pembelian dan pameran internasional, Kemendag juga secara berkesinambungan menyelenggarakan forum negosiasi bilateral dengan pemerintah Kanada untuk merealisasikan skema perjanjian perdagangan Indonesia—Canada Comprehensive Economic Partnership,” ujar Didi.

Selama tiga hari penyelenggaraan misi pembelian, beberapa calon pembeli juga mengharapkan agar perwakilan UKM Indonesia yang hadir dapat mengirimkan contoh produk sesuai tren pasar Kanada.

Para calon pembeli mengharapkan sampel produk disertai perincian penawaran harga grosir untuk tujuan ekspor. Sebagai tindak lanjut, Ditjen PEN akan terus memonitor perkembangan negosiasi antara para pelaku bisnis yang berpartisipasi.

Kanada merupakan mitra dagang Indonesia di pasar global yang menempati posisi ke-30. Di sepanjang 2022, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke negara di Kawasan Amerika Utara ini terbukukan senilai US$1,27 miliar dengan pertumbuhan 9,21 persen selama lima tahun terakhir.

Potensi Pasar Mamin Kanada

Statistics Canada menunjukkan impor Kanada dari dunia mencapai US$27,9 miliar pada 2022 untuk produk makanan, termasuk hasil olahan pertanian dan perikanan. Nilai transaksi tersebut menunjukkan peningkatan 17,4 persen dibandingkan 2021.

Pemerintah Kanada melalui laman resmi menyampaikan besarnya kebutuhan produk makanan dan minuman (mamin) impor merupakan salah satu dampak perang Rusia—Ukraina.

“Imbas perang Rusia—Ukraina di antaranya adalah terhambatnya rantai pasok global, khususnya menyangkut ketersediaan pangan yang selama ini lebih banyak diimpor dari Amerika Serikat dan Eropa. Untuk itu, Pemerintah Kanada menerapkan kebijakan impor dari mitra dagang lainnya termasuk Indonesia,” kata Didi.

Pada 2022, ekspor makanan Indonesia ke Kanada memperoleh transaksi senilai US$68,62 juta dengan tren pertumbuhan 26,42 persen selama lima tahun terakhir.

Jenis makanan Indonesia yang paling dibutuhkan penduduk Kanada meliputi minyak nabati atau hewan yang aman dikonsumsi, nanas, udang, kepiting, pasta, wafel dan wafer, biskuit manis, ekstrak kopi, gula dan pemanis lainnya, serta olahan cumi.

Pasar Kanada juga sangat potensial di sektor organik dengan pertumbuhan 8 persen dalam empat tahun terakhir. Total belanja warga Kanada untuk pangan organik dilaporkan sebesar US$6 miliar atau 4 persen dari total konsumsi dunia.

Salah satu faktor pendorong meningkatnya kebutuhan produk organik setempat adalah berkembangnya tren di kalangan generasi muda Kanada yang bersedia membayar lebih mahal untuk memperoleh makanan organik dan bebas kandungan GMO (Genetically Modified Organism).

Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Kemendag Miftah Farid mengatakan 66 persen populasi Kanada cenderung lebih memilih pangan organik dan penduduk berusia 18 hingga 34 tahun merupakan konsumen yang paling dominan. Sementara itu, konsumen organik terbesar kedua adalah kelompok usia di atas 55 tahun.

“Pasar organik terbesar di Kanada berada di daerah Quebec, Saskatchewan, dan Ontario. Merespons peluang pasar yang masih terbuka lebar, maka pada misi pembelian kali ini Direktorat Jenderal PEN juga menyertakan produk-produk organik lokal yang telah bersertifikasi internasional,” ungkap Miftah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya