SOLOPOS.COM - Ibu-ibu Kampung Rosela di Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, mengolah rosela agar bernilai tambah. (Istimewa/BRI)

Solopos.com, MALANG–Rosela adalah tanaman tropis yang berasal dari Benua Afrika. Namun kini, tanaman dengan nama latin Hibiscus sabdariffa itu sudah terkenal di berbagai belahan dunia, tidak terkecuali di Indonesia.

Daya pikat rosela ada pada warnanya yang merah merona yang cantik, tidak hanya membuat tanaman itu terlihat asri di pekarangan rumah, tetapi juga menambah nilai estetik dipandang mata.

Promosi Tingkatkan Konektivitas Data Center, Telin dan SingTel Kembangkan SKKL

Begitulah pemandangan ketika memasuki Kampung Rosela yang berada di Desa Sumberdem, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Kampung Rosela merupakan salah satu dari lima kampung tematik di Desa Sumberdem yang memiliki daya tarik tersendiri.

Biasanya, pengunjung yang datang ke Kampung Rosela adalah anak-anak dari sekolah untuk pendidikan edukasi anak usia dini serta mahasiswa yang datang untuk penelitian tugas akhir.

Ketua Klaster Rosela, Tiarsih, menceritakan Kampung Rosela didirikan pada 2019, lantaran penduduk di sekitar memiliki kesadaran tinggi kalau rosela yang ada di daerahnya memiliki banyak manfaat.

Ditambah lagi, semangat warga setempat untuk berinovasi dalam membudidayakan tanaman ini.

“Tanaman rosela memang punya daya tarik karena warnanya, tapi juga menjadi komoditas daerah kami karena punya banyak manfaat, sehingga kami membudidayakannya. Kami tanam tanaman rosela ini di pekarangan rumah juga,” kata Tiarsih.

Manfaat Tanaman Rosela

Adapun manfaat tanaman rosela, kata Tiarsih, untuk menetralisir kadar gula darah, menurunkan tekanan darah tinggi, meningkatkan kekebalan tubuh, juga sebagai antioksidan.

Berangkat dari manfaat itu, Kampung Rosela pun melakukan inovasi dalam pengolahan bunga rosela menjadi berbagai produk olahan, dengan cita rasa yang unik dan menarik, seperti minuman botanikal dan dodol.

Ketertarikan warga dengan tanaman rosela ternyata mendapat dukungan penuh dari kepala desa, hingga akhirnya tanaman obat tersebut menjadi salah satu potensi unggulan daerah.

“Kampung Rosela bekerja sama dengan Pemda dan BUM Desa dimana setiap warga yang punya hajat atau acara lain dapat menggunakan atau membeli produk kami sendiri, bukan dari produk luar. Tujuannya untuk saling membantu dan memberikan nilai tambah untuk produk olahan kami,” katanya.

Selain itu, Kampung Rosela atau Klaster Rosela juga mendapat dukungan dari BRI mulai dari pendanaan usaha, program pemberdayaan usaha dan mendapatkan bantuan peralatan.

Melalui program pemberdayaan Klasterkuhidupku, Klater Kampung Rosela mendapat pendampingan dari BRI untuk mengembangkan produknya. Dari segi pemasaran, BRI juga terus membantu Kampung Rosela untuk terus memasarkan produk-produk unggulannya agar semakin dikenal luas.

“Setiap kegiatan pameran atau bazaar yang diadakan BRI, kami selalu dibantu. Produk-produk kami juga sudah ada di Localoka Malang. Kami berharap jangkauan pasar kami lebih luas lagi. Bukan cuma penjualan yang lancar tapi warga kami juga dapat meningkatkan ekonominya,” jelasnya.

Bantuan Peralatan Usaha dan Sertifikasi Halal

Untuk meningkatkan produksi dan penjualan, BRI menyalurkan bantuan peralatan usaha kepada Klaster Kampung Rosela berupa alat pengering bunga dari listrik dan manual serta alat pengaduk dodol.

Alat pengering tersebut sangat dibutuhkan karena wilayah Kampung Rosela berada di area pegunungan dataran tinggi.

“Curah hujannya tinggi, makanya kami diberi bantuan alat pengering atau oven untuk mengeringkan rosela. Ada dua oven, listrik dan manual yang menggunakan kompor, apabila daerah kami lagi mati listrik. Jadi dengan oven manual, kami tetap bisa melakukan proses pengolahan,” kata Tiarsih.

Selain membantu mendorong produktivitas usaha, BRI juga membantu Klaster Kampung Rosela mendapatkan perizinan seperti Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), Nomor Izin Berusaha (NIB), dan sertifikasi halal untuk setiap produk dari bahan utama rosela.

Ia menambahkan, saat ini, produk olahan bunga rosela juga sudah dipasarkan hingga ke tingkat nasional. Keberhasilan itu berhasil diraih berkat bantuan dari BRI yang membantu memasarkan produk.

“Setiap ada acara UMKM, Kampung Rosela selalu mendapat undangan untuk hadir dan menjual produk-produknya,” imbuh Tiarsih.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan secara umum, strategi bisnis mikro BRI di 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan.

“BRI sebagai bank yang berkomitmen kepada pelaku UMKM telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi,” kata Supari.

Hal tersebut akan menjadi tulang punggung pelaksanaan program-program pemberdayaan yang digagas BRI, seperti Desa BRILiaN, KlasterkuHidupku, Figur Inspiratif Lokal (FIL), dan LinkUMKM (platform pemberdayaan online).

“Melalui berbagai program pemberdayaan tersebut, BRI berupaya memberikan one stop solution kepada pelaku usaha mikro, tidak hanya bidang keuangan, tetapi juga nonkeuangan sesuai dengan kebutuhan pelaku UMKM,” kata Supari.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya