SOLOPOS.COM - Memperingati World Immunization Week (WIW), Kalbe mengadakan Kalventis Vaccine Summit (KVS), holistic event yang dilakukan selama satu bulan. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) berkomitmen meningkatkan kesehatan untuk hidup lebih baik dengan beragam inovasi dalam layanan dan produk untuk kesehatan masyarakat.

Kalbe pun melengkapinya dengan anak usaha baru PT Kalventis Sinergi Farma (Kalventis), nama baru dari PT Aventis Pharma atau Sanofi Indonesia setelah bergabung dengan Kalbe Group. Salah satu produk inovasi terbarunya adalah vaksin.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Kalbe berkomitmen untuk terus menyehatkan bangsa. Dengan tagline Bersama Sehatkan Bangsa, tentu saja Kalventis akan memberikan kontribusinya melalui layanan dan produk yang inovatif bagi masyarakat. Di antaranya, akses obat-obatan diabetes, gangguan jantung dan pembuluh darah, onkologi, serta vaksin untuk anak hingga dewasa,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius dalam rilis yang diterima Solopos.com.

Kini dalam memperingati World Immunization Week (WIW), Kalbe mengadakan Kalventis Vaccine Summit (KVS), holistic event yang dilakukan selama satu bulan. KVS bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi serta mendorong peningkatan cakupan imunisasi, setelah sempat menurun di masa pandemi Covid-19.

“Melalui Kalventis Vaccine Summit, Kalbe ingin mendorong masyarakat untuk peduli terhadap vaksinasi agar memiliki kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kalbe akan terus bekerja sama dengan pemerintah, asosiasi medis, tenaga kesehatan profesional, serta lembaga terkait lainnya dalam meningkatkan cakupan vaksinasi pada populasi anak-anak maupun dewasa,” jelas Vidjongtius.

Presiden Direktur PT Kalventis Sinergi Farma, Ridwan Ong menjelaskan rangkaian acara KVS akan melibatkan dunia kesehatan secara umum, di antaranya Health Care Professionals (Pediatrician, Internal Medicine, dan General Practitioner), pakar imunisasi, fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik), kelompok awam, komunitas dan pelaku perjalanan (wisatawan, jemaah haji/umrah, perjalanan dinas).

“Kegiatannya mencakup acara ilmiah, media brief, talkshow di radio dan televisi, pemberian vaksin flu kepada tenaga kesehatan, social media engagement melalui platform Kenapa Harus Vaksin (KHV) milik Kalventis, community engagement, juga campaign di sejumlah fasilitas kesehatan,” ujar Ridwan Ong.

Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PB Papdi (Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia), Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD-KAI, FINASIM menyambut baik kegiatan KVS.

Menurutnya, peningkatkan pemahaman masyarakat mengenai manfaat vaksinasi memegang peranan penting dalam meningkatkan cakupan vaksinasi dan tercapainya tingkat kesehatan masyarakat yang lebih baik.

Ia menekankan vaksinasi pada orang dewasa bermanfaat dalam mencegah infeksi dan keparahan akibat penyakit menular, hingga dapat menurunkan angka rawat inap maupun kematian. Sedangkan hal-hal yang menjadi pertimbangan orang dewasa direkomendasikan pemberian vaksin, di antaranya usia, komorbid, pekerjaan atau gaya hidup, aktivitas travelling, dan riwayat vaksinasi sebelumnya.

Dia menjelaskan, selain Covid-19, beberapa vaksin yang direkomendasikan untuk orang dewasa adalah vaksin influenza kuadrivalen, Pneumokokus, Meningitis, HPV (Human Papillomavirus) untuk perempuan maupun laki-laki, Japanese Encephalitis, yellow fever, typhoid, cholera, dengue, hepatitis A, hepatitis B, MMR (measles, mumps, rubella), Td/Tdap (tetanus, difteri, pertusis), varicella (cacar air), zoster, hingga Rabies bagi yang terkena gigitan hewan penular rabies.

“Kami mengimbau masyarakat agar dengan kesadaran penuh melakukan vaksinasi baik secara individu maupun kolektif untuk memberikan perlindungan terhadap penyakit bagi komunitasnya,” papar Dr. Sukamto.

Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, SpA(K), mengatakan vaksinasi juga penting untuk anak, sebab imunisasi merupakan upaya pencegahan efektif untuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Beberapa di antaranya, difteri, tetanus, pertusis, polio, campak, dan rubella.

Hal ini menjadi perhatian pemerintah, apalagi memperhatikan pada akhir tahun 2022 sejumlah daerah telah menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) untuk penyakit difteri, campak, rubella, dan polio. Padahal, rendahnya cakupan imunisasi dan adanya KLB mengancam kesehatan anak-anak terutama yang belum diimunisasi.

“Pastikan setiap anak mendapatkan imunisasi rutin lengkap yang meliputi imunisasi dasar (sampai usia 1 tahun), imunisasi lanjutan (usia baduta) dan imunisasi usia sekolah dalam program BIAS sampai SD kelas 6, agar semua anak terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Hal ini sesuai dengan jadwal imunisasi Kementrian Kesehatan dan Rekomendasi IDAI,” jelas Prof. Hartono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya