SOLOPOS.COM - Ilustrasi thrift atau awul-awul. (Dok Solopos)

Solopos.com, SOLO — Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pusat, Juan Permata Adoe, mengatakan perlu ada harmonisasi yang menjembatani industri tekstil, garmen, dan konveksi dalam negeri dengan pasar thrifting yang terus tumbuh.

Saat ditemui Solopos.com di hotel Alila Solo, Jumat (3/3/2023), Juan mengatakan, harmonisasi ini bisa diatur oleh pemerintah lewat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Indonesia.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

“Pemerintah perlu mengatur ini, karena industri tekstil dan garmen dalam negeri adalah yang menggerakkan ekonomi negara ini dan memberi lapangan pekerjaan masyarakat, sementara impor baju luar negeri lebih banyak menguntungkan perusahaan fast fashion yang bisa membuang produk mereka ke Indonesia dan merebut pasar produksi dalam negeri,” ujar Juan.

Sebelumnya, pelaku usaha tekstil di Solo mengaku permintaan kain terdampak oleh menjamurnya pasar thrifting yang digandrungi anak muda.

Staf Toko Warna Indah Nusantara (WIN) Solo, Wagiyati, menyebut ada penurunan permintaan produk WIN karena persaingan yang dialami pelanggan mereka dengan pasar thrifting.

“Soal thrifting yang impor baju dari luar menyasar langsung ke konsumen itu memang berpengaruh dengan permintaan produk kami, dan diakui oleh pelanggan kami bahwa memang pasar mereka mulai bersaing dengan penjualan baju bekas impor,” ujar Wagiyati saat ditemui Solopos.com dalam acara Indonesia Apparel Production Expo (IAPE) ke-8 di Diamond Solo Convention Center, Jumat (3/3/2023).

Wagiyati menyebut pelanggan WIN didominasi oleh bisnis distro. Produk kain combed dari WIN sering dicari untuk membuat kaos-kaos distro, tambah dia.

Distro yang dulunya sempat banyak diminati anak muda ternyata diklaim mulai berkurang peminatnya akibat maraknya pasar thrifting.

Wagiyati mengatakan cara mereka tetap mempertahankan volume permintaan agar tidak turun adalah dengan terus follow up pelanggan-pelanggan WIN dan menambah jaringan. Ekspansi juga mulai dilakukan dengan membuka toko baru di Malang Maret 2023 ini.

WIN yang memiliki pabrik di Ceper, Klaten, ini awalnya hanya memiliki toko di Kampung Sewu, Solo. Perlahan-lahan dalam 3 tahun terakhir usaha tekstil itu berhasil membuka cabang toko di Sragen, Klaten, dan yang terbaru di Malang.

Creative Marketing Knitto Textiles yang juga hadir dalam IAPE di Diamond Solo Convention Center, Raisa Regina, mengatakan pihaknya selalu siap menghadapi pesaing baru dalam industri tekstil, termasuk persaingan yang tumbuh dari maraknya impor baju bekas dari luar negeri atau thrifting.

Raisa mengatakan thrifting masih memiliki segmen pasar yang sangat khusus di Indonesia dan permintaannya belum bisa mengalahkan permintaan kebutuhan pakaian baru yang disediakan industri tekstil, garmen, dan konveksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya