SOLOPOS.COM - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Indonesia, Juan Pertama Adoe, menjelaskan tentang peluang usaha di tengah ancaman resesi. Foto diambil pada Jumat (3/3/2023) di Hotel Alila Solo. (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Wakil Ketua Bidang Perdagangan Kamar Dagang Industri Indonesia (Kadin) Indonesia, Juan Pertama Adoe, menguraikan perlunya peningkatan kebijakan perdagangan dalam negeri di beberapa sektor di tengah ancaman resesi global.

Juan menguraikan kebijakan pedagangan dalam negeri yang perlu ditingkatkan meliputi e-commerce, pemberdayaan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), perlindungan konsumen, dan logistik. Dalam sektor e-commerce, perlu adanya kebijakan dalam perlindungan reseller dan pajak produk impor.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Kemudian untuk pemberdayaan UMKM dibutuhkan kemudahan internet protokol (IP) dan franchising. Dalam sektor perlindungan konsumen Kadin mendorong revisi Undang-Undang Perlindungan Konsumen dan pemberdayaan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), kemudian untuk sektor logistik diperlukan riset supply-demand dan efisiensi.

“Bagaimana cara untuk menguasai pasar di wilayah, harus mengetahui daya saing level kita baru sampai di level ini, bagaimana kita level up. Kita harus memikirkan kebijakan dalam negeri itu, termasuk kemudahan dalam intelectual property, dalam hal ini masuk dalam pemerintah,” ujar Juan dalam acara Seminar Nasional Bangkit Bersama dan Semakin Berdaya: Strategi UMKM Mencari Pembiayaan Untuk Bertumbuh di Ballroom Hotel Alila Solo, pada Jumat (3/3/2023).

Juan juga menguraikan skema peningkatan ekspor yang melibatkan pelaku usaha, akses pasar, dan ekosistem pendukung ekspor. Saat ini, berdasarkan sektor, ekspor paling banyak adalah industri pengolahan  yaitu sebanyak 70,67%, kemudian ekspor industri pertambangan 22,22%, dan industri pertanian, kehutanan, dan pertanian sebanyak 1,61%.

Namun dilihat dari segi peningkatan ekspor, peningkatan paling banyak terjadi di sektor industri pertambahan 71,2%, disusul sektor industri pengolahan 16,5%, dan industri pertanian, kehutanan dan pertanian 1,61%. Kemudian total ekspor pada 2022 sebanyak US$291,97 milliar yang meningkat 26,1% pada tahun sebelumnya, di mana dikuasi oleh ekspor nonmigas sebanyak US$275,96 milliar yang meningkat 25,8%.

Sementara itu, Tiongkok menjadi tujuan ekspor paling banyak yaitu sebesar US$63,55 milliar, kemudian Uni Eropa sebanyak US$ 21,28 milliar, disusul Jepang sebanyak US$ 23,19 milliar, dan ASEAN sebanyak US$ 23,08 milliar.

Kadin menilai perlu ada tiga hal dalam peningkatan ekspor, dengan cara memperkuat ekosistem ekspor, penguatan akses pasar, dan pengembangan produk flagship dan kapasitas pelaku usaha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya