Bayu Jatmiko Adi / Indra Gunawan / Ahmad Mufid Aryono | SOLOPOS.com
Solopos.com, JAKARTA – Kamar Dagang Indonesia (Kadin) berharap pemerintah terus mendorong investasi terutama dari sektor infrastruktur.
Upaya itu diperlukan untuk merespons langkah pemerintah yang menurunkan target investasi 2023 dari Rp1.800 triliun – Rp1.900 triliun menjadi Rp1.250 triliun – Rp1.400 triliun akibat situasi global saat ini.
Kadin menilai investasi dapat terus ditingkatkan di sektor infrastruktur khususnya yang terkait dengan konektivitas fisik maupun digital dan infrastruktur energi.
Baik dari pembangkit hingga penyalurannya. Sebab, dampak tetesan ke bawahnya lebih besar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Baik dari pembangkit hingga penyalurannya. Sebab, dampak tetesan ke bawahnya lebih besar baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca Juga: Investasi Masuk ke Boyolali Lampaui Target Meski Dihantam Pandemi
Wakil Ketua III Kadin, Shinta Widjaja Kamdani, mengatakan sektor-sektor infrastruktur dan energi tersebut akan lebih realistis digarap di tengah upaya pemerintah yang juga serius dalam pemindahan Ibu Kota Negara.
Menurut Shinta, dengan kondisi itu reformasi struktural lewat Undang-Undang Cipta Kerja perlu terus ditingkatkan.
Khususnya yang bisa meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor-sektor ekonomi yang mempengaruhi komponen biaya usaha universal seperti energi, suku bunga, logistik, dan lainnya.
“Kami rasa strategi-strategi ini sangat penting karena kita tidak akan bisa bersaing tanpa ada peningkatan efisiensi komponen biaya usaha di dalam negeri dan peningkatan keterbukaan ekonomi,” jelas Shinta.
Baca Juga: Agar Tak Jadi Mangkrak, PUPR Seleksi 3.500 Paket Proyek Infrastruktur
Dia mengatakan keterbukaan ekonomi ini juga sebaiknya bukan hanya masalah pembatasan investasi (market access) investasi atau masalah kemudahan perijinan.
Tetapi juga terkait kebijakan-kebijakan yang sifatnya perlu dipersingkat agar lebih efisien dan transparan.
Selain itu, menurut dia, juga perlu melibatkan fasilitasi investasi yang lebih intens dan spesifik seperti fasilitasi investasi untuk berkolaborasi dengan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), pembenahan rantai pasok domestik untuk meningkatkan minat investasi di dalam negeri.
Menurutnya, upaya pemerintah menurunkan target investasi, kemungkinan besar disebabkan karena kondisi iklim ekonomi global yang tidak mendukung terhadap pertumbuhan investasi di negara berkembang secara ambisius.
Baca Juga: Peran Penting Infrastruktur dalam Pemulihan Ekonomi, Ini Penjelasannya
“Selain itu, saya rasa pemerintah juga menyadari bahwa target investasi Rp1.800 triliun adalah target yang sangat ambisius dalam perkembangan kondisi tersebut. Khususnya ketika UU Cipta Kerja masih tersandera perubahan karena putusan MK dan defisit fiskal nasional juga tidak bisa lagi selebar 2,5 tahun terakhir sehingga tidak bisa memberikan banyak stimulus untuk investasi di sektor riil,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul: Kadin: Investasi Sektor Infrastruktur Masih Bisa Digenjot