Bisnis
Senin, 1 Januari 2024 - 17:48 WIB

Kabar Baik Awal Tahun, Menkeu Beberkan APBN 2023 Defisit hingga Rp241,4 T

Annasa Rizki Kamalina  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Green Economy Forum 2023 yang digelar Bisnis Indonesia, Selasa (6/6/2023).(Tangkapan Layar Youtube)

Solopos.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 yang tercatat mengalami defisit Rp241,4 triliun per 28 Desember 2023.

Angka defisit tersebut didapatkan dari realisasi pendapatan negara yang mencapai Rp2.725,4 triliun. Sementara belanja negara terealisasi senilai Rp2.966,8 triliun.

Advertisement

“Postur realisasi APBN hingga 28 Desember 2023. Realisasi pendapatan negara Rp2.725,4 triliun.. Realisasi belanja negara Rp2.966,8 triliun,” ungkap Sri Mulyani dalam unggahan Instagram @smindrawati, dikutip Senin (1/1/2024).

Realisasi pendapatan negara tersebut telah mencakup 110% target APBN awal senilai Rp2.463 triliun, atau tembus 103,3% dari target revisi yang tercantum dalam Perpres No. 75/2023 dengan angka Rp2.637,2 triliun.

Advertisement

Realisasi pendapatan negara tersebut telah mencakup 110% target APBN awal senilai Rp2.463 triliun, atau tembus 103,3% dari target revisi yang tercantum dalam Perpres No. 75/2023 dengan angka Rp2.637,2 triliun.

Sementara, belanja negara yang pada awalnya ditargetkan sejumlah Rp3.061,2 triliun, dikerek naik menjadi Rp3.117,2 triliun dalam Perpres No. 75/2023. Artinya, realisasi belanja hingga 28 Desember 2023 mencapai 96,9% dari target awal dan 95,17% dari target revisi.

Sebelumnya, per 12 Desember 2023, Sri Mulyani mengumumkan posisi defisit di angka Rp35 triliun. Dengan demikian, dalam waktu kurang lebih dua pekan defisit naik sekitar Rp206,4 triliun.

Advertisement

Di samping itu, Sri Mulyani menekankan kinerja APBN selama 2023 dapat terjaga kuat dan sehat terutama terkait realisasi belanja negara yang semakin berkualitas dengan memastikan bahwa setiap rupiah dari APBN bermakna bagi masyarakat.

Bendahara Negara itu menyampaikan APBN mampu berperan menjadi peredam benturan (shock absorber) atas risiko-risiko yang dapat memengaruhi kesejahteraan masyarakat.

Terlebih, kondisi global yang sedang terjadi seperti konflik geopolitik, gejolak ekonomi, dan perubahan iklim membawa dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global yang berdampak pada kondisi ekonomi Indonesia.

Advertisement

“Tantangan ke depan adalah bagaimana mengelola APBN secara lebih optimal,” ucapnya.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Sri Mulyani Beberkan Fakta, APBN 2023 Defisit Rp241,4 Triliun

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif