SOLOPOS.COM - Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).(Istimewa/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mencatat adanya 65 emiten yang mencatatkan saham perdananya setelah melakukan proses IPO. Bahkan, jumlah IPO pada 2023 berpotensi tembus rekor tertinggi, dari rekor sebelumnya 66 perusahaan pada 1990.

Teranyar, ada anak perusahaan ritel Kanmo Group PT Multitrend Indo Tbk. (BABY) yang resmi melantai di Bursa pada Kamis (7/8/2023).

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Berdasarkan data BEI per 1 September 2023, masih ada 26 perusahaan yang mengantre untuk melakukan penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Sejumlah 7 di antaranya merupakan perusahaan dengan aset jumbo atau di atas Rp250 miliar.

Kemudian, ada 15 calon emiten dengan aset skala menengah yakni antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sedangkan empat perusahaan lainnya merupakan perusahan dengan aset kala kecil di bawah Rp50 miliar.

Analis Jasa Utama Capital Cheryl Tanuwidjaja menilai bahwa sejumlah perusahaan IPO masih akan memiliki prospek yang menarik pada 2024.

Menurutnya, para investor cenderung akan mencermati emiten yang memiliki prinsip pengelolaan bisnis yang sesuai dengan target pemerintah yaitu Environmental, Social, and Governance (ESG).

ESG sendiri merupakan konsep yang mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi, serta bisnis berkelanjutan sesuai dengan lingkungan, sosial, dan tata kelola.

“Prospek perusahaan IPO tentunya masih menarik, khususnya untuk bisnis yang sesuai dengan target pemerintah yaitu ESG untuk menjaga kelestarian lingkungan di masa depan,” ujarnya, Jumat (8/9/2023).

Sementara itu, Cheryl menilai terdapat sejumlah aspek yang perlu dicermati oleh investor dalam memilih saham emiten IPO.

Pertama, investor harus memperhatikan prospek bisnis dari masing-masing perusahaan IPO. Investor, lanjutnya, harus memperhatikan apakah bisnis yang dijalankan oleh emiten tersebut masih memiliki prospek yang baik ke depannya.

Selain itu, hal lain yang penting untuk dicermati investor ialah terkait fundamental perusahaan. “Kondisi keuangan perusahaannya perlu diperhatikan, dari sisi profitability maupun besarnya beban keuangan yang dimiliki perusahaan tersebut. Selain itu juga track record manajemen,” tutur Cheryl.

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 26 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) per 8 September 2023, enam diantaranya memiliki aset jumbo di atas 250 miliar.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan sampai 8 September 2023, terdapat 65 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI, dengan dana dihimpun Rp49,4 triliun. Sementara itu, 26 perusahaan berada dalam pipeline perusahaan tercatat BEI.

“Hingga saat ini terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” kata Nyoman, dikutip Sabtu (9/9/2023) seperti dilansir Bisnis.

Dengan antrean ini, pencatatan emiten baru 2023 berpotensi mencapai 91 perusahaan tercatat jika 26 perusahaan tersebut melakukan IPO tahun ini. Nyoman menjelaskan dari 26 perusahaan tersebut, sebanyak 6 perusahaan merupakan perusahaan dengan aset skala besar dengan nilai lebih dari Rp250 miliar.

Kemudian sebanyak 16 perusahaan dengan aset skala menengah, dengan jumlah aset antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Sisanya, 4 perusahaan kecil dengan aset kurang dari Rp50 miliar.

Sementara itu, berdasarkan sektornya perusahaan-perusahaan tersebut datang dari berbagai macam sektor, dengan paling banyak datang dari perusahaan consumer non-cyclicals sebanyak 6 perusahaan. Lalu, 4 perusahaan basic materials, 4 perusahaan sektor consumer cyclicals, 2 perusahaan energy, 2 perusahaan healthcare, dan 2 perusahaan industrials.

Kemudian satu perusahaan infrastructures, 1 perusahaan properti dan real estate, 2 perusahaan sektor teknologi, dan 2 perusahaan transportasi dan logistik. Selain itu, BEI juga mencatat sebanyak 70 emisi obligasi telah diterbitkan dari 49 penerbit EBUS, dengan dana yang dihimpun Rp86,1 triliun. Sampai 9 September 2023, terdapat 15 emisi dari 10 penerbit EBUS yang berada dalam pipeline.

Adapun untuk rights issue, terdapat 26 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp37,3 triliun. Hingga saat ini, masih terdapat 24 perusahaan tercatat yang berada dalam pipeline rights issue BEI.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya