SOLOPOS.COM - Ilustrasi debut maskapai Citilink di Solo (Sunaryo Haryo Batu/JIBI/Solopos)
Solopos.com, JAKARTA -- Maskapai penerbangan Citilink memberikan layanan rapid test Covid-19 gratis bagi penumpang. Namun, ada beberapa syarat yang ditetapkan anak usaha maskapai pelat merah Garuda Indonesia itu.
Penumpang Citilink bisa mengakses layanan rapid test gratis dengan membeli tiket pesawat (fresh booking) baik melalui laman resmi maupun mobile apps Citilink. Layanan ini hanya tersedia bagi 500 orang.
Berdasarkan keterangan resmi Citilink yang dikutip Bisnis.com, Kamis (2/7/2020), maskapai dengan jenis layanan minimum tersebut memberikan layanan rapid test Covid-19 secara gratis dengan sejumlah ketentuan.
Ketentuan tersebut antara lain, pemesanan tiket pesawat atau date of issued (DoI) pada 1–7 Juli 2020. Kemudian jadwal penerbangan alias date of travel (DoT) pada 2–31 Juli 2020.
Setelah membayar tiket, bagi 500 orang pertama yang berhak mendapatkan layanan rapid test secara gratis, akan menerima e-ticket. Di dalam e-ticket itu terdapat unique number sebagai bukti klaim layanan.
Nekat Buka, Tempat Karaoke di Grobogan Dirazia
Sementara itu, untuk melakukan klaim layanan rapid test Covid-19, penumpang dapat langsung mendatangi klinik yang dipilih sesuai dengan daftar mitra klinik Citilink dan “klinik pintar” (walk-in).
Calon penumpang diharapkan mendaftar terlebih dahulu sebelum mengunjungi mitra klinik terdekat untuk melakukan rapid test Covid-19.
Penumpang harus mengunjungi mitra klinik maksimal 12 jam sebelum jadwal keberangkatan. Surat hasil rapid test hanya berlaku maksimal 14 x 24 jam sebagaimana Surat Edaran Gugus Tugas Covid-19.
54 Polisi Madiun Dijemur dan Dimandikan, Kenapa?
Hasil rapid test Covid-19 bisa diketahui dalam 10 menit setelah pemeriksaan. Adapun yang diperlukan dalam klaim pelayanan rapid test Covid-19 Citilink yaitu e-ticket dan kartu identitas.
Apabila hasilnya menunjukkan nonreaktif, penumpang akan menerima hasil pemeriksaan dan mendapatkan surat keterangan sehat. Surat keterangan itu diperlukan sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan moda transportasi udara.
Sebaliknya, jika hasilnya menunjukkan reaktif, penumpang diarahkan ke rumah sakit rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan lanjut ini menjadi tanggungan penumpang sendiri.