Bisnis
Jumat, 17 Juli 2020 - 06:20 WIB

Jokowi: Untung Tak Jadi, Kalau Lockdown Pertumbuhan Ekonomi Bisa Minus 17%

Newswire  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo. (Istimewa/BBiro Setpres)

Solopos.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk sejumlah daerah telah menyelamatkan ekonomi. Jokowi menyebut keputusan untuk tak melakukan lockdown membuat Indonesia terhindar dari kemungkinan pertumbuhan ekonomi minus 17%.

Lebih Buruk, Moody’s Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2020 Minus 0,8 Persen

Advertisement

"Beruntung sekali, kita sekarang ini, kondisi ekonomi kita, meskipun di kuartal kedua pertumbuhannya kemungkinan, ini dari hitungan pagi tadi yang saya terima, kuartal kedua mungkin kita bisa minus ke 4,3%. Di kuartal pertama kita masih positif 2,97%, 2,97%. Saya enggak bisa bayangin kalau kita dulu lockdown gitu mungkin bisa minus 17%," ucap Jokowi dikutip dari laman Setkab, Kamis (16/7/2020).

Jokowi menurutkan, sekira tiga bulan lalu Managing Director International Monetary Fund (IMF) meneleponnya. Dia menyebut perekonomian dunia bakal terkontraksi dan global growth-nya hanya akan tumbuh sekitar minus 2,5%. Namun perkembangan terakhi, Bank Dunia mengatakan, David (Presiden Bank Dunia, David Malpass) mengatakan, minus 5%.

Belum Masuk Fase Kedua, Indonesia Masih Terjebak di Gelombang Pertama Covid-19

Advertisement

Pertumbuhan Ekonomi versi Jokowi

“OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), angkanya sudah berubah total lagi, sangat dinamis, harian ini, ketidakpastian ini harian, bukan mingguan, harian. Terakhir sudah berada pada angka minus 6 sampai minus 7,6%. Betapa beratnya situasi ini," tuturnya.

Jokowi melanjutkan, pada 2020, perkiraan itu sudah berubah total. Berdasarkan laporan yang ia terima dari OECD, perekonomian Prancis minus 17,2%. Kemudian Inggris minus 15,4%, Jerman minus 11,2%, dan Amerika Serikat minus 9,7%.

Aman Dari Covid-19, PGS Solo Tetap Buka Dengan Protokol Kesehatan

Advertisement

"Minus semuanya, negara-negara minus, enggak ada yang plus semua. Padahal di awal, kita, IMF itu memperkirakan masih plus, (negara) yang plus itu China, India, Indonesia. Oleh sebab itu, saya minta pada para Gubernur, agar rem dan gasnya ini diatur betul. Jangan sampai tidak terkendali. Enggak bisa kita ngegas yang hanya ekonominya saja enggak bisa, ya Covid-19 nya juga nanti malah naik ke mana-mana, enggak bisa. Dua-duanya ini harus betul-betul di gas dan remnya diatur betul, semuanya terkendali semuanya," tuturnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif