Bisnis
Minggu, 5 Maret 2023 - 08:03 WIB

Jika Ekonomi Global Makin Pulih, IHSG Disebut Bisa Tembus 8.000

Iim Fathimah Timorria  /  Farid Firdaus  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menuju level 7.700-8.000 jika suku bunga The Fed menurun dan ekonomi global makin pulih.

Direktur & Head of Fixed Income BNP Paribas AM Djumala Sutedja mengatakan IHSG berpeluang bergerak menuju 7.700—8.000, selama sejumlah sentimen berjalan sesuai skenario yang diperkirakan.

Advertisement

Djumala mengatakan kepercayaan investor pada pasar saham akan terjaga jika suku bunga acuan The Fed memperlihatkan tren penurunan pada akhir tahun sehingga memberi konfirmasi perlambatan ekonomi yang lebih landai.

“Pertumbuhan ekonomi China yang mencapai 5 persen juga bisa menjadi sentimen positif. Dalam skenario ini, pandangan investor cenderung oke,” kata dia di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Advertisement

“Pertumbuhan ekonomi China yang mencapai 5 persen juga bisa menjadi sentimen positif. Dalam skenario ini, pandangan investor cenderung oke,” kata dia di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

IHSG berada di level 6.813 per Jumat (3/3/2023). IHSG turun 0,54 persen sepanjang 2023, tetapi berada di posisi ketiga terbaik di Asean.

Sementara itu, BNP Paribas AM juga berencana untuk merilis produk baru berbasis ESG sebagai upaya meningkatkan dana kelolaan di tengah kondisi pasar modal Indonesia masih menghadapi ketidakpastian.

Advertisement

Maya mengatakan BNP Paribas akan secara aktif mengenal kebutuhan nasabah di tengah kondisi pasar saat ini untuk menggenjot nilai aktiva bersih (NAB), termasuk dengan memperkenalkan produk berbasis environmental, social, and governance (ESG).

Dia mengemukakan indeks berbasis ESG memperlihatkan pertumbuhan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Pertumbuhan pada 2022 bahkan mencapai 55 persen pada 2022 sehingga menjadi 50.000 indeks di seluruh dunia.

Pertumbuhan indeks ini juga diikuti dengan kenaikan asset under management (AUM) yang diestimasi mencapai US$41 triliun pada 2021 dan US$50 triliun pada 2025 atau setara dengan sepertiga AUM global.

Advertisement

“Kami akan gencar melakukan sosialisasi dan edukasi karena memang peluangnya masih luas. Terlebih investor menjadikan aspek ESG sebagai pertimbangan investasinya,” kata dia.

Performa indeks berbasis ESG tercatat lebih stabil selama pandemi. Di Indonesia indeks ini memiliki volatilitas lebih rendah dibandingkan dengan non-ESG. Sebagai contoh, volatilitas IDX ESG Leaders berada di 21,79 persen pada kurun 1 Januari 2019 sampai 30 Desember 2022, sementara IDX30 mencapai 23,17 persen.

Maya mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pergerakan tersebut, di antaranya adalah kewaspadaan investor pada ketidakpastian perekonomian di tengah perubahan iklim, penyebaran penyakit menular, bencana alam, dan kondisi sosial ekonomi.

Advertisement

Transaksi Harian

Aktivitas perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan periode 27 Februari hingga 3 Maret 2023 ditutup bervariasi namun masih didominasi pada zona positif.

Sekretaris Perusahaan BEI Yulianto Aji Sadono menjelaskan peningkatan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian Bursa sebesar 21,56 persen menjadi Rp10,79 triliun dari Rp8,87 triliun pada pekan sebelumnya.

Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut mengalami kenaikan sebesar 8,88 persen menjadi 1.093.950 dari 1.004.732 transaksi pada sepekan sebelumnya.

Kemudian volume transaksi harian Bursa juga mengalami peningkatan sebesar 3,91 persen menjadi 16,726 miliar saham dari 16,096 miliar saham pada penutupan pekan lalu.

“Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan [IHSG] selama sepekan ditutup mengalami perubahan yaitu sebesar 0,63 persen menjadi 6.813,636 dari 6.856,576 pada pekan sebelumnya,” jelas Yulianto dalam keterangan resmi, Sabtu (4/3/2023).

Seiring pelemahan IHSG, kapitalisasi pasar Bursa juga turun 0,53 persen menjadi Rp9.451,282 triliun dari Rp9.501,891 triliun pada pekan sebelumnya.

Investor asing pada perdagangan Jumat (3/3/2023) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp606,21 miliar dan sepanjang tahun 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp2,85 triliun.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif