SOLOPOS.COM - Ilustrasi mengamati pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG). (Dok/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (7/8/2023) pagi, dibuka menguat 25,90 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.878,74.

Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 4,37 poin atau 0,46 persen ke posisi 963,35.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

IHSG dibuka menguat pada pembukaan perdagangan Senin menjelang rilis data produk domestik bruto (PDB) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

IHSG menguat 0,31 persen sesaat setelah pembukaan dan sempat menyentuh level tertinggi 6.879,24 dan terendah 6.867,33. Sampai pukul 09.01 WIB, sebanyak 159 emiten mengawali perdagangan di zona hijau, 73 emiten melemah, dan 290 lainnya masih berada di harga yang sama dengan penutupan sesi perdagangan sebelumnya.

Indeks-indeks sektoral dibuka fluktuatif. Namun sektor kesehatan terpantau melemah 1,85 persen, kemudian sektor infrastruktur turun 0,11 persen dan transportasi melemah 0,13 persen. Sektor energi terpantau menguat 0,25 persen, finansial naik 0,03 persen dan konsumer non-cyclical menguat 0,25 persen.

Dari saham-saham berkapitalisasi besar, emiten konsumer Grup Salim PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) melemah 1,33 persen dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) turun 0,93 persen. Sementara itu, BMRI dan BYAN memimpin kenaikan big cap dengan kenaikan masing-masing 2,16 persen dan 1,13 persen.

BBRI dan TLKM juga menguat, berturut-turut sebesar 0,90 persen dan 0,71 persen.

Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan IHSG berpotensi konsolidasi dengan kecenderungan melemah di rentang 6.830–6.900.

Secara teknikal, terbentuk pelebaran negatif slope pada MACD, tetapi Stochastic RSI yang oversold mengindikasikan pelemahan terbatas. Dari dalam negeri, investor akan menantikan rilis data pertumbuhan domestik bruto (PDB) untuk kuartal II/2023.

PDB Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 3,72 persen secara kuartalan dari sebelumnya turun 0,92 persen pada kuartal I/2023 dibandingkan dengan kuartal IV/2022.

“Akan tetapi, secara tahunan PDB kuartal II/2023 diproyeksikan melambat 0,10 persen yoy menjadi 4,93 persen yoy pada. Hal tersebut seiring dengan perlambatan ekonomi beberapa negara mitra dagang Indonesia terutama China,” tulis Phintraco.

Dari regional, sentimen datang dari hasil pertemuan People’s Bank of China (PBOC) yang mengisyaratkan akan meningkatkan instrumen pendukung pembiayaan obligasi bisnis swasta dan memperkuat pasar keuangan untuk mendukung perkembangannya.

Hal tersebut diyakini meningkatkan kepercayaan pasar di tengah tanda-tanda pertumbuhan yang melambat. Selain kedua sentimen di atas, sejumlah data ekonomi akan dirilis pada pekan ini seperti neraca dagang China untuk Juli 2023 pada 8 Agustus 2023 serta data inflasi Amerika Serikat untuk Juli 2023 pada 9 Agustus 2023.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya