Solopos.com, JAKARTA–Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah pada perdagangan hari ini, Rabu (16/11/2022). Hal ini bersamaan dengan jadwal Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia.
IHSG dibuka melemah 4,93 poin atau 0,07% ke posisi 7.030,57. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 1,36 poin atau 0,14% ke posisi 1.003.
“Untuk hari ini kami memperkirakan IHSG akan melemah didorong oleh rilis data yang kurang positif di regional khususnya dari China, tensi yang masih tinggi setelah adanya misil Rusia di Polandia, serta melemahnya nilai tukar rupiah,” tulis Tim Riset Panin Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu (26/11/2022).
Saat ini investor masih akan mencermati RDG BI pada 16-17 November, di mana BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 5,25%.
Saat ini investor masih akan mencermati RDG BI pada 16-17 November, di mana BI diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 5,25%.
Baca Juga: IHSG Diprediksi Menguat, Berikut Rekomendasi Saham dari Analis
Sementara itu, pasar saham AS kemarin ditutup menguat. Dow Jones naik 0,17%, S&P 500 meningkat 0,87%, dan Nasdaq menguat 1,45%.
Secara tahunan, PPI mengalami penurunan ke level 8% dibandingkan bulan sebelumnya 8,4%.
Hal itu mengurangi kekhawatiran terkait dengan potensi kebijakan moneter yang lebih ketat.
Dari Eropa, pasar saham kemarin ditutup bervariasi. DAX naik 0,46%, FTSE turun 0,21%, dan STOXX600 menguat 0,37%.
Baca Juga: Sesi I IHSG Anjlok, Ini Saham yang Jadi Penekan
Rilis data tercatat positif di mana sentimen ekonomi mengalami perbaikan ke -36,7 untuk periode November 2022 dibandingkan Oktober 2022 -59,2 yang juga lebih baik dari ekspektasi yang sebesar -50.
Namun, investor patut mencermati bahwa tingkat pengangguran di Inggris meningkat ke level 3,6% untuk periode tiga bulan hingga September, setelah sebelumnya mencatatkan di level terendah dalam lima tahun untuk periode Juni dan Agustus di level 3,5%.
Investor juga masih akan mencermati rencana restrukturisasi Credit Suisse, yang berencana untuk mengakselerasi penjualan produk sekuritisasi (SPG) ke Apollo Global Management.
Hal itu diharapkan dapat mengurangi eksposur SPG menjadi 20 miliar dolar AS dari sebelumnya 75 miliar dolar AS.
Di sisi lain, tensi masih tinggi di Eropa, setelah misil Rusia menewaskan dua orang di Polandia.