SOLOPOS.COM - Ilustrasi pergerakan saham. (Nurul Hidayat/JIBI/Bisnis)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih berisiko terkoreksi pada Kamis (19/10/2023) jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Seusai ditutup melemah di level 6.927 pada perdagangan kemarin, analis merekomendasikan saham AKRA, APLN, BRPT & ELSA untuk hari ini.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Tim Analis MNC Sekuritas mengatakan pada perdagangan kemarin, Rabu, (18/10/2023), IHSG terkoreksi 0,17% ke 6.927,90 disertai dengan munculnya volume penjualan yang cukup tinggi. Selama IHSG belum mampu break area resistance di 6.992 dan 7.046, maka dapat cermati area support yang berada di 6.839.

“Apabila IHSG break area tersebut maka IHSG terkonfirmasi sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (ii). Hal tersebut akan membawa IHSG ke rentang area 6.747-6.820 sebagai target koreksi berikutnya,” ujar Tim Analis MNC Sekuritas dalam riset pada Kamis, (19/10/2023) seperti dilansir Bisnis.

Pada perdagangan hari ini, IHSG diprediksi memiliki level support di 6.839 dan 6.823, sementara itu level resistance di 6.992, dan 7.046.

Sebelumnya dua saham emiten milik Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) dan PT Mahaka Radio Integra Tbk. (MARI) mengalami penguatan. Apakah karena isu bakal calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto? Pada perdagangan kemarin, Rabu (18/10/2023) saham ABBA mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp9,23 miliar melalui 2.260 kali transaksi.

ABBA naik 9,59 persen atau 7 poin ke harga Rp80. Sementara itu, saham MARI menyusul dengan nilai transaksi sebesar Rp91,83 miliar melalui 23.444 kali transaksi. MARI melesat 34,18 persen atau 27 poin ke posisi Rp106.

Penguatan saham-saham milik Erick Thohir disinyalir erat muatannya dengan ekpektasi pasar yang mengharapkan dia menjadi calon kuat cawapres bagi Prabowo. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, terkait emiten ABBA yang dimiliki Erick Thohir menguat karena sudah anjlok cukup tinggi. Sehingga, terdapat technical rebound.

“Isu Erick Thohir yang akan menjadi bakal cawapres mulai terdengar sejak beberapa bulan lalu, tapi sahamnya turun terus. ABBA memang mempunyai fundamental yang buruk, terlepas dari siapa pemiliknya. Sehingga wajar sahamnya turun terus selama emitennya rugi.” ujar Arjun kepada Bisnis, Rabu (18/10/2023).

Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memandang yang sebaliknya terkait MARI. Nafan berpendapat bahwa kenaikan saham MARI merupakan hasil dari euforia berita bakal cawapres.

“Ini ada euforia terkait siapa yang akan menjadi cawapres Prabowo Subianto dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM). Setidaknya memang ada sentimen di situ, walaupun belum ditetapkan. Tapi ini sifatnya temporer,”kata Nafan kepada Bisnis, Rabu (18/10/2023).

Kenaikan harga saham MARI pernah terjadi sebelumnya, lanjut Nafan, ketika Erick Thohir ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim, untuk sementara menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang sedang sakit.

Sehingga, euforia yang sama terulang ketika pengumuman bakal cawapres Prabowo tengah dinantikan. Terutama setelah capres dari partai seberang sudah mengumumkan cawapresnya.

“Katalis positif yang bisa mendorong kenaikan harga saham secara berkesinambungan semestinya terkait dengan kinerja bottomline,” tambah Nafan. Kalau perusahaan bisa mencapai kinerja bottomline di kisaran tiga digit, itu tercermin dari kenaikan harga sahamnya, serta valuasinya juga akan lebih murah dan menarik.

Namun, publik tentunya masih menantikan kinerja MARI di kuartal III/2023. Oleh karena itu, Nafan merekomendasikan untuk hold atau menahan dan tidak menjual saham MARI, karena emiten itu tidak termasuk emiten big caps.

Meskipun, setidaknya MARI masih memiliki likuiditas. Adapun target harga saham MARI berada di level Rp118. Nafan mengatakan bahwa pergerakan harga saham MARI perlu dicermati, sampai sejauh mana akan mulai terjadi aksi profit taking.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya