SOLOPOS.COM - Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, belum lama ini. (Bisnis/Himawan L Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi rawan mengalami koreksi pada perdagangan Kamis (24/8/2023) jelang pengumuman kebijakan moneter Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

Sebagaimana diketahui, RDG BI yang digelar pada 23 – 24 Agustus 2023 diproyeksikan kembali menahan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, meskipun inflasi tahunan periode Juli 2023 berada dalam target BI yakni 3,08 persen.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, IHSG berpotensi mengalami pelemahan setelah membentuk pola shooting star pasca uji resistance area pada level 6.930-6.950 pada Rabu (23/8/2023).

“Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan bergerakan dalam rentang level 6.900-6.930,” ujarnya dalam riset harian, Kamis (24/8/2023) seperti dilansir Antara.

Adapun, Phintraco Sekuritas memprediksi bahwa IHSG hari ini akan memiliki level support di 6830, serta level resistance di 6950.

Lebih lanjut, Head of Research Phintraco Sekuritas itu menyebut pergerakan IHSG hari ini akan dipengaruhi oleh hasil pengumuman RDG yang diyakini akan kembali menahan suku bunga acuan di 5,75 persen.

Diprediksi, statement akhir yang akan disampaikan oleh Gubenur BI Perry Warjiyo akan mengubah pandangan pasar dan investor terhadap saham-saham perbankan di tanah air. Dari sentimen mancanegara, fokus pasar kini tertuju pada pelaksanaan simposium tahunan Jackson Hole oleh The Fed.

Pertemuan pemimpin-pemimpin bank sentral dari seluruh dunia tersebut, ujar Valdy, diharapkan dapat memberikan pandangan kepada pasar mengenai arah kebijakan moneter dan outlook sektor keuangan kedepannya. Beberapa saham yang direkomendasikan Phintraco Sekuritas hari ini antara lain adalah TLKM, AUTO, BUKA, MIKA, PRDA serta MAPI.

Senada, Financial Expert Ajaib Sekuritas Ratih Mustikoningsih mengatakan, proyeksi pelemahan IHSG sejalan dengan ekonomi China yang semakin mengkhawatirkan.

Pertumbuhan penjualan ritel China secara tahunan mengalami perlambatan, pada Juli 2023 tercatat di level 2,5 persen setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 3,1 persen. Alhasil, kondisi tersebut membuat harga komoditas logam mineral melemah, seperti nikel, timah dan tembaga.

Sementara itu, Evergrande, perusahaan properti asal China mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) setelah gagal bayar utang (default) sebesar US$330 miliar.

“Katalis RDG Bank Indonesia (BI) berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG,” ujar Ratih dalam risetnya.

Menurutnya, meskipun inflasi tahunan nasional periode Juli 2023 berada dalam target BI di level 3,08 persen, namun diproyeksikan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate masih berada di level 5,75 persen pada pertemuan RDG Agustus mendatang. Adapun, suku bunga sebesar 5,75 persen telah berlangsung sejak Januari 2023.

Pertimbangan suku bunga yang masih di level tersebut, yaitu untuk menjaga inflasi dalam target 2-4 persen hingga akhir tahun dan meminimalisir depresiasi nilai tukar rupiah.

Suku bunga dan pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi memperlambat kinerja sektor yang sensitif terhadap katalis tersebut di antaranya sektor yang berbasis impor yaitu komponen otomotif dan segmen ritel dengan produk impor, emiten dengan bahan baku impor dan memiliki global bond. Sedangkan sektor yang kurang diuntungkan dengan tren suku bunga tinggi, yaitu sektor properti dan konstruksi.

Sebelumnya, IHSG pada Rabu (23/8/2023) sore ditutup menguat. IHSG ditutup menguat 4,96 poin atau 0,07 persen ke posisi 6.921,41. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 2,82 poin atau 0,29 persen ke posisi 960,13.

“IHSG dan bursa regional Asia cenderung menguat, yang tampaknya pasar merespon PMI manufaktur dan Service Jepang, serta pidato Presiden China,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu seperti dilansir Antara.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, delapan sektor meningkat di mana sektor barang baku paling tinggi yaitu 1,63 persen, diikuti sektor transportasi & logistik dan sektor energi yang naik masing-masing sebesar 0,95 persen dan 0,51 persen.

Sedangkan tiga sektor turun yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam yaitu minus 0,30 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor teknologi yang masing-masing minus 0,27 persen dan minus 0,08 persen.

Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu SULI, MUTU, GRPM, GIAA, dan KING. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GTRA, TMAS, MEDS, MAXI, dan MPXL.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.136.759 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 22,59 miliar lembar saham senilai Rp9, 74 triliun. Sebanyak 264 saham naik, 257 saham menurun, dan 222 tidak bergerak nilainya.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya