SOLOPOS.COM - Ilustrasi(Dok/JIBI)

Solopos.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak bearish pada perdagangan, Selasa (13/12/2022) ini.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup pada posisi ditutup pada posisi 6.734,45 atau menguat 0,29 persen pada perdagangan Senin (12/12/2022).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Tercatat, 316 saham menguat, 226 saham melemah dan 162 saham bergerak ditempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.272,84 triliun.

Analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova dalam risetnya menjelaskan IHSG cenderung berada di awal dari bullish reversal karena mengalami rebound dan ditutup di atas Fibonacci retracement 85.4 persen dari wave (b) pada skenario pola triangle pada hari Senin.

Untuk perdagangan hari ini, Ivan memprediksi IHSG akan menguji resisten terdekat di 6.813 mengacu pada analisis Fibonaci retracement.

Baca Juga: IHSG Diprediksi dalam Tren Bearish, Cek Saham-Saham Ini

Sementara itu, level support IHSG berada di 6.679, 6.641 dan 6.600, dengan level resistennya pada kisaran 6.813, 6.866 dan 6.919. “Berdasarkan indikator MACD mengindikasikan momentum bearish,” jelasnya.

Sebelumnya, IHSG pekan lalu tertekan aksi net sell asing pada emiten berkapitalisasi besar menyebabkan penurunan mencapai 4,3 persen.

Penurunan IHSG yang paling tajam dialami oleh saham sektor teknologi sebesar 9,7 persen disusul sektor industri di 5,7 persen dan sektor transportasi dan logistik sebesar 5,6 persen. Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas Rifqi Satria Dinandra menegaskan penurunan signifikan IHSG pada pekan lalu didominasi oleh net sell asing.

Asing melakukan aksi jual bersih pada emiten-emiten berkapitalisasi besar. Pekan ini, setidaknya terdapat dua sentimen yang menjadi pertimbangan investor dalam memilih saham-saham tersebut, yaitu neraca perdagangan November dan inflasi AS & meeting The Fed.

“Neraca perdagangan November bisa menjadi sentimen positif untuk IHSG seiring dengan tren ekspor yang mengalami kenaikan menjelang akhir tahun. Neraca perdagangan bulan November juga diperkirakan surplus mencapai US$4193 juta atau US$4,19 miliar. Total surplus neraca perdagangan sampai bulan Oktober sudah mencapai US$45,54 miliar,” kataya dalam siaran pers, dikutip Selasa (12/12/2022).

Baca Juga: Proyek Meikarta Diduga Bermasalah, Ratusan Konsumen Tuntut Pengembalian Dana

Sementara itu terkait sentimen inflasi AS & meeting The Fed, ia menjelaskan inflasi AS bulan November diperkirakan kembali turun ke level 7,3 persen secara tahunan. Turun dari sebelumnya 7,7 persen yoy. Tren inflasi berpotensi lanjut turun.

“Investor memperkirakan The Fed akan menaikan suku bunga sebesar 50 bps ke level 4,50% pada pertemuan nanti, lebih rendah dari kenaikan-kenaikan sebelumnya sebesar 75 bps. Potensi inflasi AS yang terus turun dan kenaikan suku bunga yang diperkirakan melambat akan menjadi sentimen positif bagi IHSG,” tegasnya.

Tertopang sentimen-sentimen tersebut, Indo Premier pun merekomendasikan BOW (Buy on Weakness) dan buy pada saham-saham berikut ini untuk trading dalam sepekan ke depan hingga 16 Desember 2022.

BOW untuk BBRI (Support 4.750 Resistance 4.910) dan BBNI (Support 9.450 Resistance 9.750).

Sementara itu rekomendasi untuk buy pada INCO (Support 7.100, Resistance 7.550), SMRA (Support 625, Resistance 670), KLBF (Support 2.080, Resistance 2.230) dan INDF (Support 6.850, Resistance 7.075).

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Solopos.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya