SOLOPOS.COM - Karayawan CV Grafika Gunung Emas atau Gage Disign mengerjakan pesanan atribut kampanye di percetakan setempat, Jumat (10/11/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Jelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024, bisnis percetakan biasanya turut kecipratan berkah lantaran banjir order dari caleg maupun atribut partai politik. Namun, sejumlah pelaku usaha menyebut pesanan tidak seramai Pemilu 2014 dan 2019.

Pemilik CV Grafika Gunung Emas atau yang kerap dikenal sebagai GAGE Design, Bambang Nugroho, mengatakan pemesanan atribut kampanye di tempatnya tidak naik signifikan. “Kalau peningkatan ada, tapi tidak signifikan. Tidak seperti dulu pada pasang gambar banyak,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Jumat (10/11/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Dia mengatakan biasanya menjelang Pemilu atau Pilihan Presiden (Pilpres) pemesanan stiker, baliho, sampai spanduk naik signifikan. Bambang menyebut pada pemilu sebelumnya bahkan juga dibanjiri pemesan dari luar kota. Namun sekarang sedang mengalami penurunan.

“Ada juga sih, tapi tidak seramai dulu. Kalau dulu dari mana-mana kan persiapannya jauh-jauh hari,” kata dia.

Dia memperkirakan hal ini lantaran waktu persiapan pemilu yang mepet. Selain itu, aturan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang hanya membolehkan calon legislatif atau peserta pemilu sosialisasi saja tanpa ada ajakan memilih.

“Yang jelas mereka mungkin tidak berani masang [atribut kampanye] sampai tanggal yang ditentukan. Jadi mungkin takut kan, dari pada sudah bikin kemudian kena masalah, sedangkan bikin seperti itu kan tidak murah,” lanjut dia. Dia juga belum bisa memperkirakan apakah akan ada peningkatan ketika masa kampanye berlangsung.

Bambang menyebut atribut kampanye yang banyak dipesan di tempatnya adalah spanduk. Jumlahnya bisa ratusan sampai ribuan dalam sekali pesan. “Kalau jumlah pasti jumlah produksinya naik berapa saya tidak hafal ya, tapi yang jelas tidak seramai sebelumnya,” kata dia.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Manager Marketing CV Kencana Print Boyolali, Widi Hariyanto, yang menyebut tren pemesanan atribut kampanye termasuk spanduk tidak seramai tahun-tahun politik sebelumnya. “Ada tapi kita pilih. Artinya, sebetulnya penawaran itu banyak, tapi sudah dimintai uang muka terus mereka mundur terus kita tidak mau. Jadi ada [peningkatan] tapi tidak yang luar biasa itu tidak,” kata dia.

Dia menyebut pihaknya memiliki tiga divisi yakni spanduk, digital printing dan garmen. Sedangkan pesanan yang masuk dari total keseluruhan berkisar puluhan ribu. Meski begitu angka tersebut menurutnya masih rendah jika dibanding pemilu sebelumnya.

“Justru tidak banyak, ada sekitar 10.000 sampai 30.000 itu untuk kami tidak terlalu banyak ya. Itu atribut kampanye partai, tapi biasanya tidak dari partainya langsung tapi perorangan,” kata dia.

Widi mengatakan pesanan ketika Pemilu 2019 lebih bagus lantaran waktu itu belum masuk masa pandemi. Secara ekonomi, daya beli masyarakat lebih baik jika dibandingkan setelah pandemi.

Meski begitu, dia menyebut tren produksi di Kencan Print memang lebih banyak dipesan oleh korporasi besar. Sedangkan partai politik yang memesan atribut kampanye sifatnya musiman. “Partai atau caleg itu hanya sebagai penggembira. Biasanya memang pesanan-pesanan itu lebih banyak dari korporat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya