SOLOPOS.COM - Harijanto saat ini mempunyai 30 cabang Penmo Pentol Baso Solo yang ia rintis mulai 2017. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Gurihnya bisnis kuliner baru dirasakan Harijanto setelah 10 tahun bergulat di sektor food and beverage (FnB).

Mencoba menggeluti dunia FnB sejak 13 tahun lalu, Harijanto akhirnya menangkap peluang pada makanan olahan daging, yaitu pentol bakso.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Berawal dari hobi memasak dan passion berbisnis, Harijanto saat ini mempunyai 30 cabang Penmo Pentol Baso Solo yang ia rintis mulai 2017. Sebelum berbisnis Penmo, ia telah berulang kali gagal berjualan makanan atau minuman. Mulai berjualan fried chicken, mi ayam, burger, dan apa pun pilihan kuliner lain pernah ia coba.

Pria berusia 51 tahun ini membeberkan perjalanannya merintis Penmo, makanan tradisional yang ia sulap menjadi makanan kekinian. Bahkan outlet-nya saat ini bisa dibilang menguasai gerai-gerai ritel dan mal di Solo dan sekitarnya.

Ide awal ia mencoba pilihan kuliner ini lantaran dia melirik pedagang pentol di pinggir jalan yang ramai diserbu pembeli. Dengan metode amati, tiru, dan modifikasi (ATM) ia akhirnya mampu menemukan resep yang tepat. Kegemaran memasaknya ini ia dapat dari ibunya dulu.

Awalnya ia berjualan pentol di pasar takjil waktu sore hari di kawasan Stadion Manahan Solo. Hanya dengan lapak kecil, olahan daging buatannya ternyata diterima pasar. Dulu dalam sehari ia membutuhkan satu hingga empat kilogram (kg) daging untuk berjualan.

Saat ini dalam sehari ia mampu mengolah 100 kg hingga 150 kg. Lalu untuk membuat sambal pedas sebagai ciri khas Penmo, ia paling tidak membutuhkan 10 kg cabai rawit sehari.

Berangkat dari pasar takjil ini, ia mulai mengejar event-event di sekolah serta bazar usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Solo dan sekitarnya. Pendampingan dari dinas setempat dan komunitas membuatnya menjangkau pasar lebih luas. Produknya juga telah tersertifikasi halal dan memiliki HAKI.

Ia juga pernah membuka lapaknya di depan toko ritel. Dua tahun setelah pindah dari lapak satu ke lapak lain, ia akhirnya mampu membuka outlet. Bermula dari Luwes Gentan, outlet di sekolah-sekolah, dan mampu menguasai mal di Soloraya. Bahkan saat ini ada tiga outlet Penmo Pentol Baso Solo di Solo Square.

“Rasa dagingnya itu lebih terasa kalau dibandingkan dengan penjaja keliling, memang jauh lebih mahal. Tapi kalau di mal ya paling murah,” ujar Harijanto saat ditemui di House of Penmo di Keprabon, Solo pada Rabu (12/7/2023).

Olahan pentol bakso miliknya laris manis dan bertahan hingga sekarang karena dulunya belum banyak pilihan merek lain. Selain itu, cita rasa daging yang lebih terasa dibandingkan dengan tepung, membuat merek miliknya jadi pilihan jajanan masyarakat. Kendati demikian, saat ini makin banyak merek pentol bakso lainnya yang membuat persaingan usaha makin ketat.

Sarjana Akuntansi ini menggunakan modal sendiri saat awal merintis usaha. Ia sebelumnya sempat bekerja sebagai sales, bekerja di kapal pesiar, sebagai marketing spring bed yang awalnya laris di seluruh Indonesia, kemudian bangkrut. Setelah merantau, akhirnya ia memutuskan kembali ke Solo. Bisnis kuliner yang sempat ia jajal dirintis dari nol.

Utang dengan Syarat

Pentol bakso buatannya awalnya dibuat secara manual. Dengan perputaran uang dan manajemen keuangan yang tepat ia akhirnya mengajukan kredit usaha rakyat (KUR) untuk membeli mesin produksi. Sebelum mempunyai mesin produksi biasanya ia datang ke penggilingan daging di pasar kemudian diolah di rumah.

Menurutnya, kesalahan UMKM pemula adalah tergiur untuk berutang, namun bukan untuk modal tapi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Konsep anti utang ia terapkan pada awal usaha, kemudian ia berani mengambil KUR karena pola bisnis yang ia rintis mulai berlihat.

Selain persaingan bisnis kuliner yang makin ketat, naik turun harga kebutuhan pokok menjadi tantangan sendiri. Misalnya harga daging sapi, daging ayam, dan cabai rawit yang meroket.

Ia tidak menaikkan harga ataupun mengurangi porsi, sebab momen naiknya kebutuhan ini biasanya bersamaan dengan occasional event, misalnya Lebaran, membuat kuantitasnya juga meningkat. Walaupun untung tipis, tapi penjualannya meningkat drastis.

Ia juga harus mengalami getir dampak pandemi Covid-19 saat usahanya baru tiga tahun berjalan. Tidak adanya bazar dan ditutupnya gerai di pusat perbelanjaan membuatnya harus memutar otak. Harijanto memilih menjual pentol bakso dalam kemasan frozen yang ia pasarkan secara online. Banyak masyarakat yang enggan keluar rumah malah membuat varian beku ini diminati. Saat ini pentol bakso frozen miliknya dijual di gerai Penmo dan di beberapa agen frozen food.

Saat pandemi juga membuatnya mampu membuka gerai baru di beberapa mal, misalnya di Solo Paragon Mall. Ia mengiyakan tawaran mengisi kios kosong ini berbekal keuntungan yang ia dapat dari berjualan pentol bakso frozen.

Harijanto mengaku juga sempat menjajal model franchise untuk mengembangkan bisnisnya. Namun, ia mengaku model bisnis ini kurang tepat, karena ia perlu monitoring dan mengerti pola manajemen mitra.

Ada 30 cabang Penmo yang tersebar di Solo dan Yogyakarta. Rata-rata satu outlet miliknya mampu meraup omzet hingga Rp500.000 hingga Rp2 juta dalam sehari. Ia juga tengah riset pasar di Bandung dan Semarang. Sebelumnya sempat mencoba peruntungan di Surabaya.

Selain di pusat perbelanjaan dan sekolah, saat ini ia juga mengembangkan konsep kafe Penmo di wilayah Keprabon, Banjarsari, Solo. Pilihan menu yang ia jual lebih beragam tapi tetap terjangkau di kantong anak sekolah. Semua menu tambahan yang ia jual misalnya mi goreng, nasi goreng masih di bawah Rp20.000 satu porsi. Sementara itu untuk satu porsi pentol bakso miliknya dihargai mulai Rp11.000.

“Untuk teman-teman UMKM kuliner semoga bisa sukses dan bisa mengangkat produk tradisional kuliner Solo yang beragam menjadi city branding dan budaya keplek ilat di Solo,” imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya