SOLOPOS.COM - Para narasumber menyampaikan materi dalam acara media gathering di Kantor OJK Solo, pada Rabu (29/11/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO – Divisi Penyelesaian Transaksi dan Administrasi Layanan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Hartati Handayani, menyebut Jawa Tengah (Jateng) menjadi provinsi nomor empat dengan jumlah investor pasar modal terbanyak di Indonesia. Sementara itu jumlah investor di Kota Solo mencapai 55.051 investor.

Hal tersebut dia ungkapkan dalam acara media gathering di Kantor OJK Solo, pada Rabu (29/11/2023). Hartati menjelaskan jumlah investor di Jateng saat ini sebanyak 598.958 investor dengan total nilai aset Rp53,80 triliun. Data tersebut per 31 Oktober 2023.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

Laki-laki mendominasi di Jateng yaitu sebanyak 67,11% dengan total nilai aset Rp18,43 triliun. Sisanya, sebanyak 32,89% dengan total nilai aset Rp12,51 triliun. Kelompok usia 18-25 tahun mendominasi data investor, sebanyak 38,86% dengan total aset Rp0,62 triliun. Disusul dengan kelompok usia 26-30 tahun sebanyak 25,46% dengan total aset Rp1,67 triliun.

Menariknya, aset terbesar dimiliki oleh kelompok usia di atas 40 tahun dengan total aset 24,48 triliun. Namun kelompok usia ini menjadi kelompok paling sedikit sebanyak 13,22%. Disusul dengan kelompok 31-40 tahun sebanyak 22,46% dengan total aset Rp4,87 triliun.

“Sebanarnya Milenial dan Generasi Zenial [Gen Z], itu dominasi besar sekali. Karena kemudahan itu diciptakan untuk generasi muda juga mengenal pasar modal lebih baik,” ujar Hartati.

Total aset terbesar di Jateng berasal dari pengusaha dengan total aset Rp11,18 triliun. Kemudian disusul pegawai negeri swasta (PNS) dan guru dengan total aset Rp10,02 triliun. Hartati menjelaskan pada 2017 lalu pasar modal Indonesia didominasi oleh investor asing, lebih dari 50%. Tetapi pada 2019-2023 investor lokal mulai menggeser investor lokal.

Direktur Analisis Informasi dan Manajemen Krisis Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Sujanto, menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2023 tumbuh sebesar 4,94%. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha walaupun di tengah meningkatkan volatilitas pasar keuangan global yang berpotensi memberikan dampak pada pasar keuangan domestik. Pertumbuhan ekonomi terus menunjukkan nasional terus menunjukkan resiliensi dan terus bertumbuh.

Sujanto menjelaskan ada beberapa kebijakan OJK dalam pengembangan dan pendalaman pasar, misalnya dengan meningkatkan supply baik dari emiten dan variasi produk. Kemudian dalam rangka meningkatan demand yaitu basis investor.

Selain itu dengan dukungan dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) melalui kemudahan akses di pasar modal. Serta dengan inisiatif dalam rangka mendukung keuangan berkelanjutan. Jumlah investor pasar modal di Indonesia hanya sekitar 4,35% dari jumlah penduduk dan hanya 6,28% dari penduduk usia produktif. Sebaran investor masih berkonsentrasi di Pulau Jawa dan belum merata di seluruh Indonesia.

Hal ini disebabkan karena rendahnya literasi dan inkulasi pasar modal yang posisinya jauh di bawah literasi perbankan. Dalam rangka meningkatkan jumlah investor, OJK bersinergi dan bekerja sama dengan stakeholders untuk melakukan sosialisasi dan edukasi pasar modal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya