SOLOPOS.COM - Waspadai modus social engineering (soceng) atau yang biasa disebut begal rekening agar tidak jadi korban. (Ilustrasi/Bisnis.com)

Solopos.com, JAKARTA — Agar tidak menjadi korban social engineering (soceng) atau yang biasa disebut begal rekening, masyarakat mesti paham soal modus kejahatan yang sedang marak ini.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membagikan tips agar masyarakat tidak panik ketika menjumpai fenomena social engineering (soceng) yang merasahkan terutama bagi nasabah perbankan ini.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Dikutip dari akun Instagram resmi OJK, social engineering atau begal rekening adalah cara untuk mengelabui atau memanipulasi korban agar bisa mendapatkan informasi data pribadi atau akses yang diinginkan.

Modus dari pelaku soceng biasanya memengaruhi pikiran korban melalui berbagai cara dan media yang persuasif dengan cara membuat korban senang atau panik sehingga korban tanpa sadar akan menjawab atau mengikuti instruksi pelaku.

Begal rekening atau social engineering sangat berbahaya karena pelaku kejahatan akan mengambil data dan informasi pribadi korban seperti mencuri semua uang di rekening, mengambil alih akun, atau menyalahgunakan data pribadi korban untuk kejahatan.

Baca Juga: OJK Larang Multifinance Beli Saham, Begini Alasannya

Pelaku begal rekening biasanya menghubungi melalui telepon, email, maupun media sosial. Jenis informasi yang bisa dicuri soceng, antara lain username aplikasi, password, PIN, MPIN, kode OTP, nomor kartu ATM atau kartu kredit atau kartu debit, nomor CVV/CVC kartu kredit/debit, nama ibu kandung, dan informasi pribadi lainnya.

Bentuk serangan soceng atau begal rekening ada berbagai macam, dapat berupa phising, scam phone, dan impersonation call. Seperti dilansir dari laman OJK,  Selasa (setidaknya ada empat modus soceng atau begal rekening yang sedang marak:

1.Info perubahan tarif transfer bank

Modus begal rekening pertama biasanya pelaku berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan perubahan tarif transfer kepada korban. Penipu kemudian meminta korban mengisi link formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP hingga password untuk kemudian menguras isi rekening.

2. Tawaran menjadi nasabah prioritas

Modus begal rekening selanjutnya adalah penipu menawarkan iklan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan segudang rayuan promosi. Korban yang tertarik menjadi nasabah prioritas kemudian akan diminta menyerahkan data pribadi seperti nomor kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC dan password.

Baca Juga: Awas! Begal Rekening Beraksi, Uang Hilang Kantong Kering

3. Akun layanan konsumen palsu

Modus social engineering atau begal rekening lainnya adalah melalui akun media sosial palsu yang mengatasnamakan bank atau lembaga keuangan resmi. Akun biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan dan pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhan dengan mengarahkan ke website palsu pelaku atau meminta nasabah memberikan data pribadinya.

4. Tawaran menjadi agen laku pandai

Modus begal rekening yang perlu diwaspadai lainnya adalah penipu menawarkan jasa menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Lewat modus ini, korban akan diminta mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin electronic data capture (EDC).

Bila Anda menemui modus soceng atau begal rekening usahakan jangan panik. Jika ada oknum yang mengaku sebagai pegawai bank menghubungi dan meminta data pribadi Anda, jangan diberikan. Kemudian, pastikan hanya menggunakan aplikasi dan menghubungi layanan resmi bank dan atau lembaga jasa keuangan. Bila telah mengetahui modus begal rekening, diharap tidak ada lain korban soceng atau begal rekening.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya